Big Data Menyulut Kemelut sampai LaNyalla Sebut LBP Bohong, Ini Penjelasan Evello

Big Data Menyulut Kemelut sampai LaNyalla Sebut LBP Bohong, Ini Penjelasan Evello

Ilustrasi: LaNyalla dan Luhut Binsar Pandjaitan-Syaiful Amri/Disway.id-

Evello mencatat terjadi peningkatan emosi Anger saat deklarasi Apdesi. Dari sebelumnya 8% menjadi 12%.

”Walau tidak besar, emosi ini menunjukkan adanya peningkatan ketidaksetujuan Jokowi 3 periode,” jelas Dudy Rudianto.

Dari Strength Analytics, sambung dia, Evello mencatat kabar baik jika perhatian publik soal isu pemerintahan Jokowi 3 periode meningkat. Peningkatan ini terlihat dari skor analytical 66% menjadi 73%.

”Kedua adalah turunnya skor tentative dari 6% menjadi 5%,” sebut data Dudy Rudiyanto.

Skor ini menunjukkan kegamangan dalam menerima informasi turun walau belum mencapai level yakin atau percaya pemerintahan Jokowi harus dilanjutkan hingga 3 periode.

Ketiga adalah turunnya kecenderungan tidak senang alias sedih saat deklarasi Jokowi 3 periode dilakukan oleh Apdesi dari 6% menjadi 5%.

Meskipun demikian, kecenderungan ketidaksukaan terhadap deklarasi Jokowi 3 periode cenderung naik.

Ada bibit perlawanan yang tumbuh karena berkembangnya pandangan pelanggaran konstitusi untuk menunda pemilu 2024.

Dari dua peristiwa ini, jalan untuk menunda pemilu 2024 masih minim dukungan publik, walaupun emosi Joy masih mencuat pada skor 23%. 

”Siapa yang senang pemilu ditunda belum sepenuhnya ikut bersuara di publik,” terangnya. 

Di sisi lain, ada potensi bertumbuhnya pihak-pihak yang marah jika isu ini terus berhembus. Kemarahan ini belum terlalu menguat, sehingga evello memperkirakan isu penundaan pemilu 2024 akan terus digulirkan. 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: evello