Krisis Pangan Global Sebentar Lagi Terjadi, Putin: Ini Ulah Picik Kebijakan Eropa

Krisis Pangan Global Sebentar Lagi Terjadi, Putin: Ini Ulah Picik Kebijakan Eropa

Ilustrasi: Krisi Pangan Global -Parstoday -Disway.id

Harga gandum telah melonjak ke rekor tertinggi selama dua bulan terakhir. Produsen utama seperti Rusia, Kazakhstan dan India telah membatalkan ekspor.

Mereka berencana untuk melindungi pasar domestik. Pasokan Ukraina dalam bahaya karena konflik yang sedang berlangsung. Ini pula yang memicu ketakutan akan kerawanan pangan dan kelaparan di seluruh dunia.

Presiden Serbia Aleksandar Vucic memperingatkan dampak-dampak yang mungkin muncul akibat berlanjutnya perang di Ukraina, terhadap seluruh negara dunia.

Dalam Pameran Pertanian Internasional ke-89 yang diselenggarakan di kota Novi Sad di utara Serbia, ia mengatakan sekitar seperempat penduduk dunia akan mengalami kelangkaan pangan, dan kelaparan jika perang di Ukraina terus berlanjut, dan berkepanjangan.

BACA JUGA:Kedatangan Zelensky Disambut Ledakan, Putin: Anda Bantu Ukraina Risikonya Lebih Dalam

“Jika tidak ada perubahan dalam konflik di Eropa Timur, maka sekitar seperempat populasi dunia akan sangat membutuhkan makanan pokok, dan ini dapat menciptakan masalah baru,” ujar Vucic.

Sementara itu, Wakil Amerika di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Linda Thomas-Greenfield menyatakan, peringatan kelangkaan pangan global karena perang Ukraina dan Rusia sampai pada titik tertinggi, dan kondisi akses makanan sangat sulit bagi banyak penduduk dunia.

"Dalam skala satu sampai sepuluh, peringatan kekurangan pangan global mungkin telah mencapai level 10 karena krisis perang telah memperburuk kerawanan pangan yang serius,” terangnya.

Masalah pasokan makanan telah menjadi perhatian global yang serius, terutama dalam beberapa dekade terakhir, dengan faktor-faktor seperti perubahan iklim, wabah Covid-19, dan konflik geopolitik, tetapi sekarang perang Ukraina telah memperburuk situasi. 

Berkaitan dengan ini Televisi CNN melaporkan bahwa 811 juta orang tidur dalam keadaan lapar di malam hari dan 44 juta orang di 38 negara kelaparan.

Sementara itu, Program Pangan Dunia memprediksikan bahwa harga internasional untuk gandum dan jagung akan naik 18 hingga 30 persen, tergantung pada durasi perang Ukraina. 

Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya kelangkaan pangan dan kenaikan harga pangan di seluruh dunia, terutama di negara-negara lemah di benua Afrika. Diperkirakan 346 juta orang di Afrika menghadapi kerawanan pangan yang parah.

Rusia dan Ukraina tercatat sebagai eksportir gandum terbesar dan kelima di dunia. Perang Ukraina membuat transportasi dari Laut Hitam menghadapi kesulitan. Banyak ladang pertanian terbengkalai karena instabilitas dan pengungsian warga, dan bahkan tidak ada peluang untuk pengiriman produk karena pelabuhan ditutup.

Di kondisi seperti ini, pejabat Amerika berusaha mengenalkan Rusia sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kelangkaan pangan di dunia. Padahal intervensi Amerika dan tensi politik negara ini dengan Moskow, justru menjadi pemicu perang antara Rusia dan Ukraina. 

Pejabat AS dengan menjatuhkan sanksi berat terhadap Rusia dan memprovokasi negara-negara Eropa, berusaha untuk mengucilkan Moskow dan merealisaikan kepentingan politiknya terhadap Rusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: