Subvarian Omicron BA.4 dan dan BA.5 Meluas di Indonesia, Perhimpunan Dokter Paru Sarankan Ini...
BNPB melaporkan, tambahan kasus virus Corona (COVID-19) pada hari ini, Sabtu 18 Juni 2022 sebanyak 1.264 kasus. -ilustrasi-
JAKARTA, DISWAY.ID - Subvarian Omicron baru BA.4 dan dan BA.5. telah terdeteksi masuk Indonesia lewat empat kasus yang terkonfirmasi di Bali pekan lalu.
Tiga dari empat kasus konfirmasi positif tersebut diketahui berasal dari sampel milik warga asing, degelasi tamu dalam sebuah forum internasional.
Melihat kondisi itu, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengingatkan perlunya meningkatkan pemeriksaan whole genome sequencing mengantisipasi berkembangnya Covid-19 subvarian Omicron yang baru di dunia ini.
"Perlu peningkatan surveilans genomik pada pasien Covid-19 bergejala sedang, berat, kritis atau meninggal,” kata Ketua Kelompok Kerja Infeksi di PDPI, Erlina Burhan, Senin, 13 Juni 2022.
BACA JUGA:Waspada! Kasus Omicron Subvarian BA.4 dan BA.5 di Indonesia Tersus Bertambah, Pahami Gejalanya
Erlina juga menganjurkan, untuk tetap menggunakan masker jika berada di dalam ruangan, kendaraan umum, di tengah kerumunan, atau jika sedang merasa sakit dan tidak enak badan.
"Selain itu, peningkatan cakupan vaksinasi Covid-19 hingga dosis penguat (booster)," ujarnya.
Erlina menambahkan, bahwa berdasarkan data sementara diketahui subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat dibandingkan subvarian sebelumnya.
Kendati tidak ada indikasi subvarian ini menyebabkan gejala infeksi yang lebih parah.
"Masyarakat untuk waspada namun jangan panik," ucapnya.
BACA JUGA:Berkah Eril! Pemerintah Arab Saudi Undang Keluarga Ridwan Kamil Ibadah Haji
Senada, Kepala Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Andani Eka Putra, mengingatkan yang sama tentang perlunya meningkatkan jumlah sampel untuk diperiksa whole genome sequencing.
Ini, kata dia, untuk mendeteksi subvarian Omicron BA.4 dan Omicron BA.5 serta mendukung upaya pengendalian penyebaran Covid-19.
“Pemeriksaan WGS perlu ditingkatkan, terutama untuk sampel kasus positif COVID-19 yang terdapat pada daerah-daerah yang mengalami peningkatan kasus, peningkatan hospitalisasi dan peningkatan angka kematian,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: