Poster Aksi STM Bergerak di Istana Beredar Luas, Tuntut Lengserkan Jokowi hingga Tolak Kenaikan BBM?
Aksi STM bergerak di Istana Negara--PMJ NEWS
JAKARTA, DISWAY.ID – Poster ajakan demo STM Bergerak mendadak heboh di media sosial.
Demonstrasi tersebut rencananya akan dilakukan pada 11 April 2022 di depan Istana Negara, Jakarta Pusat.
Di selebaran aksi STM tersebut tampak sejumlah tuntutan yang diduga ingin ‘digaungkan’.
BACA JUGA:Niat Ingin Salat Tahajud di Masjid, Seorang Ibu Malah Kena Bacok OTK di Ragunan, Darahnya Bercucuran
Tuntuntan tersebut yakni turunkan Jokowi hingga tolak kenaikan BBM.
Menanggapi hal itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan mengatakan aksi demonstrasi STM Bergerak belum mengantongi izin resmi dari kepolisian.
"Sampai saat ini, Polda Metro Jaya belum menerima permohonan kegiatan penyampaian pendapat di muka umum oleh kelompok manapun," ujar Zulpan, dikutip dari PMJ NEWS saat dikonfirmasi, Jumat 8 April 2022.
Lanjut Zulpan, setiap aksi penyampaian pendapat harus mengantongi izin kepolisian setempat. Izin tersebut harus didapatkan dalam waktu 3x24 jam sebelum digelarnya demonstrasi.
"Namun, sampai saat ini kita belum menerima dari kelompok manapun terkait permohonan penyampaian pendapat," jelasnya.
Zulpan juga meminta masyarakat diminta agar tidak terprovokasi atas seruan demonstrasi yang rencananya digelar 11 April 2022.
BACA JUGA:Keluar Rumah untuk COD Barang, Gadis Cicalengka Tak Pulang 7 Hari
"Polda Metro Jaya ingin menyampaikan agar masyarakat tidak mudah dan percaya terkait ajakan yang bersumber dari flyer-flyer untuk turun demo pada 11 April di Jakarta," pungkas Zulpan.
Dikutip dari FIN.CO.ID, sebelumnya Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) juga sempat melontarkan kritikan keras terhadap pemerintah terkait kelangkaan minyak goreng.
Kelangkaan minyak goreng disebutkan telah membunuh rakyat kecil.
BACA JUGA:Astaga... Ustaz Yusuf Mansur Emosi Sampai Gebrak Meja: Duit Gue Hilang!
"Pak Jokowi, rakyatmu terbunuh akibat minyak goreng," demikian BEM UI lewat siaran persnya, dikutip Senin 21 Maret 2022.
BEM UI mengatakan, krisis minyak goreng yang melanda Indonesia beberapa waktu ke belakang menyisakan cerita duka yang menyayat hati.
"Bagaimana tidak, setidaknya ada dua orang yang meninggal dunia setelah mengantre berjam-jam di pasar ritel hanya untuk mendapatkan minyak goreng," katanya.
BEM UI prihatin, pemerintah seolah tidak peduli dengan penderitan rakyat terkait minyak goreng.
BACA JUGA:Heran! Suami Bunuh Istri dan Anak di Serang, Pelaku Masih Sempat Ngopi Bareng Tetangga
"Amat disayangkan, pemerintah seakan-akan menutup mata terhadap krisis minyak goreng yang telah menelan korban jiwa ini dengan inkonsistensi dan ketidakseriusan dalam membuat kebijakan," ujar BEM UI.
Menurut catatan BEM UI, kelangkaan minyak goreng dimulai saat 2021, yakni saat dunia sedang memulihkan diri dari pandemi COVID-19.
Saat itu, harga minyak sawit mentah (CPO) dunia naik. Hasil produksi sawit diindonesia kemudian tertarik untuk mencukupi kebutuhan dunia lewat ekspor.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: