Aksi Penembakan Brutal di AS Terulang, 2 Tewas di Klub Malam

Aksi Penembakan Brutal di AS Terulang, 2 Tewas di Klub Malam

Polisi di Kota Gery memperketat penjagaan usai peristiwa penembakan terjadi, ada 2 korban tewas dan 4 lainnya terluka dalam peristiwa yang terjadi di klub malam Senin 13 Juni 2022.-Pars Today -Disway.id

Menurut jajak pendapat publik yang dilakukan oleh Departemen Keamanan Publik Kanada, 47% orang Kanada percaya bahwa kekerasan senjata merupakan ancaman bagi komunitas mereka.

Begitu juga dengan jajak pendapat tahun 2021 yang dilakukan oleh Leger and Association for Canadian Studies menemukan bahwa sekitar 66 persen orang Kanada menentang undang-undang senjata, 10 persen setuju dengan undang-undang yang lebih fleksibel, dan 19 persen mendukung undang-undang senjata.

“Kita hanya perlu melihat perbatasan selatan kita untuk menyadari bahwa jika kita tidak bertindak tegas dan cepat, keadaan akan semakin buruk, dan akan semakin sulit untuk ditangani,” kata Justin Trudeau, Perdana Menteri Kanada.

BACA JUGA:Penembakan di Kereta Bawah Tanah New York Amerika, Belasan Penumpang Jadi Korban

Tindakan Kanada itu terjadi saat 21 orang tewas dan terluka dalam penembakan di sebuah sekolah di Texas pekan lalu, 19 di antaranya adalah anak-anak dan siswa serta dua guru.

Insiden tersebut merupakan penembakan yang keberapa kalinya di sekolah-sekolah AS dalam beberapa bulan terakhir yang menyebabkan ribuan orang Amerika memprotes di depan konvensi Asosiasi Nasional Senjata sebagai protes atas situasi saat ini.

Para pengunjuk rasa yang memrotes aturan membawa senjata tanpa alasan di Amerika Serikat meneriakkan slogan-slogan menentang lobi-lobi senjata di Amerika Serikat dan menyerukan kontrol senjata di negara ini. “Lebih mudah membeli senjata di Amerika Serikat daripada membeli hewan peliharaan,” kata Senator Demokrat Chris Moffy.

Menurut para peneliti di Boston College School of Human Development (Lynch School), membawa pistol di antara orang Amerika berusia 12 hingga 18 tahun meningkat 41 persen dari 2002 hingga 2019. Sebuah isu yang telah menimbulkan kekhawatiran bahkan di kalangan pejabat AS.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: fna