Jutaan Warga Bangladesh dan India Mengungsi Akibat Banjir Terburuk dalam 122 Tahun Terakhir
Jutaan warga Bangladesh dan India mengungsi akibat banjir terburuk dalam 122 tahun pada Senin 20 Juni 2022. -tangkapan layar twitter@ranasohelce-
JAKARTA, DISWAY.ID – Jutaan warga Bangladesh dan India mengungsi akibat banjir terburuk dalam 122 tahun pada Senin 20 Juni 2022.
Pemerintah Bangladesh mengungkapkan akan segera menyalurkan bantuan kepada jutaan warga yang terdampak banjir tersebut.
Hujan lebat memaksa warga Bangladesh dan India mengungsi akibat banjir tersebut juga menewaskan 54 orang dari kedua negara.
BACA JUGA:Kasus Dugaan Penggelapan Aset Milik Tamara Bleszynski, Polisi Periksa 16 Orang
BACA JUGA:Jemaah Haji Indonesia Gelombang II Sampai Mekkah, Langsung Umrah Wajib di Masjidil Haram
Banjir tersebut dampak dari hujan muson di dataran rendah sehingga menyebabkan seperempat dari 15 juta penduduknya terdampar di tengah genangan air yang naik dengan cepat.
Bahkan sungai-sungai di wilayah tersebut juga meluap yang memaksa jutaan warga Bangladesh dan India mengungsi.
"Banjir ini mrupakan yang terburuk dalam 122 tahun di wilayah Sylhet," kata Atiqul Haque, Direktur Jenderal Departemen Penanggulangan Bencana Bangladesh.
Situasi di Sylhet telah diperburuk oleh air yang mengalir dari perbukitan di sekitar negara bagian Meghalaya India.
BACA JUGA:Persoalan Rendang Daging Babi, Ustaz Adi Hidayat Singgung Falsafah Mingkabau Ini, Gus Miftah Keliru?
BACA JUGA:Setelah Emmeril Khan Mumtadz, Sungai Aare Kembali Renggut Nyawa
Selain itu dua wilayah Mawsynram dan Cherrapunji menjadi terdampak sangat parah karena tingginya curah hujan.
Dilansir dari reuters.com, sekitar 300.000 orang telah dipindahkan ke tempat penampungan di Sylhet tetapi lebih dari 4 juta orang terdampar di dekat rumah mereka yang terendam banjir.
Jumlah warga yang sangat banyak ini menjadi tantangan yang berat bagi bagi pihak berwenang dalam memberikan bantuan, termasuk air minum dan persediaan medis.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: reuters.com