Ini Pendapat Ustaz Firanda Andirja Soal Perbedaan Idul Adha di Indonesia dan Arab Saudi: Ini Ada Khilaf ya!
Menurut Ustaz Firanda Andirja Lc., MA., ada perbedaan pendapat ulama mengenai ada perbedaan pelaksanaan Idul Adha antara Indonesia dengan Arab Saudi-Tangkapan Layar/Firanda Andirja-YouTube
"Ini ada khilaf di kalangan para ulama, masih ada khulu, kita masih menghormati dalam hal ini, saling menghargai, ya.
"Tetapi pendapat yang saya pilih, pendapat yang paling kuat adalah mengikuti rukyah di tempatnya masing-masing," buka Ustaz yang ahli ilmu di bidang Aqidah itu.
Lalu Ustaz Firanda Andirja memberikan sebuah penjelasan, di mana persoalan ini pernah terjadi di tengah masyarakat India dan Afrika di zaman dahulu.
Kata Ustaz Firanda, dulu kedua masyarakat di negara tersebut jauh dari informasi dari berbagai negara lain, sehingga penentuan hari untuk momentum tertentu seperti Ramadhan, dilakukan dengan metode rukyah hilal masing-masing negara.
BACA JUGA:Kok Hari Raya Idul Adha di Indonesia dan Arab Saudi Beda? Gus Ahong: Tidak Usah Diperdebatkan...
"Oleh karenanya di antara dalil yang diambil Ibnu Taimiyah Rahimahullah ta'ala adalah pada zaman dahulu kala banyak orang berhaji atau ketika ramadhan ya, mereka di Mekkah, mereka dari India, mereka dari Afrika
"Tetapi ketika mereka pulang kampung di India atau Afrika, mereka tidak pernah kemudian menyampaikan kepada orang-orang India atau Afrika, 'Kalian dulu bukanya kapan, puasanya kapan, kalian harus konversi yang ada di Mekkah. Jadi kalian 29 hari, di Mekkah 30 hari, berarti salah, dan harus ditambah. Itu tak pernah terjadi.
"Ini menunjukkan masing-masing mereka menjalankan ibadah sesuai tempatnya masing-masing. Dan zaman dulu tidak nama berita sampai dari Mekkah ke India, menunggu kabar dari Mekkah soal hilal sudah ada apa tidak, mau sampai kapan sampainya?
"Oleh karenanya masing-masing menjalankan apa yang mereka lihat, hilal yang mereka lihat," terang Ustaz Firanda.
BACA JUGA:Beda Tanggal Idul Adha di Arab Saudi dan Indonesia, Kemenag Beri Penjelasan
Kasus ini pun, kata Ustaz Firanda Andirja, berlaku untuk bulan Ibadah Haji, terutama di zaman sekarang ini, ia menyarankan agar mengikuti penentuan pemerintah Indonesia.
"Kemudian juga dengan bulan Haji, ya. Zaman dahulu tidak ada prasarana informasi, sehingga masing-masing puasa Arafah sesuai dengan hilal yang dia lihat. Tapi saya katakan ini adalah khilafiyah ya.
"Oleh karenya ini masalah khilafiyah, kita kembalikan kepada pemerintah (ulil amri), ada nilai persatuan yang harus kita perhatikan.
"Seandainya pemerintah kemudian mengumumkan bahwasannya 1 Dzuhijjah pada tanggal sekian, kemudia salat Idnya berbeda hari apa, mungkin berbeda dengan Saudi, maka kita ikut pemerintah.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: