Imam Besar Masjid Istiqlal Ungkap Narasi Kebencian Tumbuh Subur di Mimbar Keagaamanan

Imam Besar Masjid Istiqlal Ungkap Narasi Kebencian Tumbuh Subur di Mimbar Keagaamanan

Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar.-Twitter/@MASK_menteng-Disway.id

JAKARTA, DISWAY.ID - Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta KH Nasaruddin Umar menyebut praktik penyebaran radikalisme, intoleransi, dan kebencian di mimbar keagamaan nyata terjadi, dan ini memunculkan kewaspadaan dini.

Nasaruddin Umar menekankan perlu upaya maksimal dan tepat untuk mengatasi hal tersebut karena maraknya generasi muda penerus bangsa yang jatuh dalam jeratan narasi ideologi radikal dan terorisme.

Kondisi ini sangat berbahaya bagi keberlangsungan bangsa dan eksistensi Pancasila sebagai pedoman bangsa.

“Pertama, saya ingin berikan pernyataan bahwa itu ada, susah untuk mengatakan bahwa itu tidak ada. Persoalannya adalah bagaimana mengatasi agar ini tidak terus menerus terjadi,” kata Nasaruddin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin 4 Juli 2022.

BACA JUGA:Viral Dana ZIS ACT Diduga Dikirim ke LSM Teroris dan Memperkaya Diri? Intip Laporan ACT dari 2005-2020

“Kita perlu dekati, sebagai seorang bapak dan mereka adalah anak kita, rangkul mereka beri perhatian supaya energi mereka yang besar tersalurkan,” imbuh Nasaruddin Umar.

Langkah ini dilakukan agar tidak digunakan untuk memecah belah bangsa.

“Energi mereka itu jangan digunakan untuk menyerang orang, tapi untuk merangkul orang," jelasnya dalam keterangan dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Dia menilai penanganan korban dan pelaku narasi radikal dan intoleran di ruang agama harus dilihat sebagai faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kerentanan.

“Mungkin mereka melakukan hal itu karena faktor pengetahuan keagamaannya dan faktor historis lainnya,” sebutnya.

BACA JUGA:Pentolan 'Khilafatul Muslimin' Pernah Terlibat Terorisme, Densus 88 Kasih Peringatan Keras

Kedua, dia menambahkan perlu upaya pembatasan ruang gerak terhadap kelompok radikal yang memanfaatkan mimbar keagamaan untuk menyebarkan paham radikal, ekstem, dan intoleran.

Menurutnya, hal itu penting agar tidak menyebarkan virus yang membawa bencana bagi keberlangsungan dan persatuan bangsa.

Pendekatan berikutnya yaitu kita batasi pergerakan mereka agar nanti tidak seperti virus, yang justru membawa bencana kemana-mana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: