Resesi Global Depan Mata, Negara-negara Besar Diprediksi Terjun Bebas, Mana Saja?

Resesi Global Depan Mata, Negara-negara Besar Diprediksi Terjun Bebas, Mana Saja?

ILUSTRASI. Amerika Serikat terancam mengalami resesi ekonomi. (romania insider)--

JAKARTA, DISWAY,ID - Negara-negara dengan ekonomi besar dunia diprediksi akan jatuh ke jurang resesi dalam 12 bulan ke depan.  

Perusahaan Pialang Global Nomura Holdings menilai, kondisi ini terjadi lantaran langkah agresif bank sentral untuk memperketat kebijakan moneter demi melawan lonjakan inflasi

“Banyak bank sentral telah beralih ke mandat tunggal untuk menurunkan inflasi. Kredibilitas kebijakan moneter adalah aset yang terlalu berharga untuk hilang. Jadi mereka akan menjadi sangat agresif,” kata kepala riset pasar global, Asia ex-Jepang, Rob Subbaraman kepada “Street Signs Asia” CNBC, dikutip Kamis 7 Juli 2022. 

"Saya telah melihat risiko resesi ekonomi. Beberapa negara maju bahkan sudah jatuh ke dalam resesi," sambungnya.

BACA JUGA:Harga Emas Antam Anjlok Rp 8,000 per Gram pada Kamis 7 Juli 2022

Selain Amerika Serikat, Nomura memperkirakan resesi ekonomi akan terjadi zona euro, Inggris, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Kanada pada tahun depan. 

Bank-bank sentral di seluruh dunia mempertahankan kebijakan moneter super longgar terlalu lama, dengan harapan kenaikan inflasi akan bersifat sementara.

Alhasil, menurut Nomura, bank sentral kini harus mengejar ketinggalan dan mencoba untuk mendapatkan kembali kendali atas inflasi.

“Satu hal lagi yang saya tunjukkan ketika Anda memiliki banyak ekonomi yang melemah, Anda tidak dapat mengandalkan ekspor untuk pertumbuhan. Itulah alasan lain mengapa kami menganggap risiko resesi ini sangat nyata dan kemungkinan akan terjadi,” kata Subbaraman.

Nomura memperkirakan resesi ekonomi yang akan terjadi di Amerika Serikat dangkal tapi panjang dari lima kuartal mulai dari kuartal terakhir 2022.

“AS akan jatuh ke dalam resesi – pertumbuhan PDB kuartal-ke-kuartal yang begitu negatif dimulai pada Q4 tahun ini. Ini akan menjadi resesi yang dangkal tapi panjang. Kami memilikinya selama lima kuartal berturut-turut, ”kata Subbaraman.

The Federal Reserve AS dan Bank Sentral Eropa termasuk di antara mereka yang berusaha merusak rekor inflasi dengan kenaikan suku bunga.

BACA JUGA:Catat! Warga yang Ikut Salat IdulAdha di Stadion JIS Wajib Ikuti Aturan, Apa Itu?

Bahkan, The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin ke kisaran 1,5% -1,75% pada Juni.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads