Duh! Harga Rumah Makin Mahal, Ini Penyebabnya
Perumahan Subsidi/Ilustrasi--
JAKARTA, DISWAY.ID - Dampak konflik Rusia dan Ukraina sudah mulai terasa ke sektor perumahan di Indonesia. Bagaimana tidak, harga rumah saat ini makin mahal.
Kenaikan harga tanah yang menjadi pokok sektor ini bisa membuat generasi muda semakin sulit membeli rumah sendiri.
Belum lagi harga-harga bahan bangunan diproyeksikan ikut naik seiring dengan kenaikan inflasi global dan domestik.
Wakil Direktur PT Bank BTN, Nixon Napitupulu mengatakan pertumbuhan sektor perumahan di Indonesia memang masih banyak tantangan.
BACA JUGA:Tegang! Putin Tantang Negara Barat Kalahkan Rusia di Medan Perang
Kebutuhan perumahan saat ini masih 12,7 juta unit , namun penetrasi terhadap PDB masih yang paling rendah.
"Perumahan di Indonesia ini tantangannya banyak backlog, banyak keluarga yang belum punya rumah ini 12,7 juta, ini potensi yang banyak," kata Nixon di Jakarta, Jumat 8 Juli 2022.
Dari sisi bahan baku bangunan, Nixon menilai dalam hal ini sangat diuntungkan. Bahan material bangunan justru banyak dihasilkan dari dalam negeri, seperti pasir, batu bata, genteng dan sebagainya. Termasuk semen yang saat ini produksinya berlebihan.
"Berita baiknya 90 persen material rumah ini lokal konten, tidak ada yang bikin rumah pasirnya diimpor, bata dan genting ini kita buat sendiri," ujarnya.
Hanya saja, Nixon menilai kenaikan harga bahan baku terjadi karena proses distribusi yang menggunakan transportasi angkutan. Naiknya harga BBM bisa berdampak pada kenaikan harga bahan baku.
"Krisis energi ini efeknya saat pengangkutan bata pakai truk, tapi yang penting, material utamanya ini lokal konten kecuali yang rumahnya mewah, tapi yang dihandel BTN untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)," ungkapnya.
BACA JUGA:Ten Hag Pasrah Jika Ronaldo Pergi dari Manchester United
Sementara dari sisi suku bunga, kata Nixon, harus diakui juga akan terdampak. Namun, saat ini BTN menyebutkan tidak akan ada kenaikan suku bunga dalam waktu dekat.
Rendahnya tingkat suku bunga sekarang menjadi peluang bagi perbankan untuk menghasilkan laba.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: