Perdebatan, Nabi yang Dikurbankan Sebenarnya Ismail Atau Ishak? Begini Pendapat Gus Baha

Perdebatan, Nabi yang Dikurbankan Sebenarnya Ismail Atau Ishak? Begini Pendapat Gus Baha

Gus Baha ungkapkan pendapatnya soal maraknya kasus pencabulan di Pesantren-ilustrasi-Instagram/@kajian.gusbaha

Namun, dia kemudian meminta murid-muridnya untuk mengikuti pandangan umum umat Islam di Indonesia yang lebih mengarah kepada Ismail.

"Sepertinya yang benar (dikurbankan adalah) Ishak, tetapi karena yang terkenal (di Indonesia) Ismail, ya ikut saja," ujarnya.

Lebih jauh, Gus Baha mengutip penjelasan Syaikh Ahmad bin Muhammad al-Shawi al-Mishri al-Khilwati al-Maliki (1825 M/1241 H) dalam kitabnya Hasyiyah al-Shawi ‘ala Tafsir al-Jalalain atau Tafsir Shawi.

"Di kitab ini menyebutkan, pendapat yang mengatakan bahwa putra Ibrahim yang disembelih adalah Ishak itu lebih kuat," katanya.

BACA JUGA: Waspada Aki Mobil Meledak, Simak Tips Penggunaannya di Kendaraan

Sementara pandangan yang menyebut bahwa Ismail adalah putra Ibrahim yang dikurbankan sebetulnya sama tuanya dengan pandangan yang kontra.

Salah satu pendukung pandangan ini yang paling masyhur dan sering dikutip adalah Ibnu Katsir (w.774/1373).

Dalam kitabnya Tafsir Ibnu Katsir, menyebutkan secara gamblang bahwa putra Ibrahim yang dikurbankan adalah Ismail.

Hal tersebut berdasarkan penafsiran Al-Qur'an Surah Ash-Shaffat Ayat 99-113.

Dia menyebutkan, Ismail adalah anak pertama Ibrahim sehingga lebih tua daripada saudara tirinya, yakni Ishak.

Menurut Ibnu Katsir, Ibrahim mempunyai anak Ismail ketika berusia 86 tahun dan kemudian mempunyai anak Ishak ketika berusia 99 tahun.

Untuk mengukuhkan pendapat tersebut, Ibnu Katsir lalu menyebut bahwa pandangan yang menyatakan Ishak yang dikurbankan Ibrahim, adalah kidzb wa buhtan (bohong dan dusta).

BACA JUGA:Ayu Ting-ting Dianggap Lalai Hingga Sebabkan 3 Orang Tewas, Reno: Kami Sudah Pegang Saksi Kunci!

Pandangan tersebut, ditegaskan oleh dia hanya bersumber dari musuh-musuh Islam dan diambil dari cerita-cerita ahli kitab (isra’iliyat).

"Orang-orang ahli kitab dengki dan iri hati kepada bangsa Arab, karena itu mereka menambah-nambahinya dan menyelewengkan arti anak tunggal dengan pengertian 'anak yang ada di sisimu,' karena Ismail telah dibawa pergi oleh Ibrahim bersama ibunya ke Makkah. Takwil seperti ini merupakan takwil yang menyimpang dan batil," tulisnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: