Inilah Perbedaan Idul Adha di Tiongkok, Khilafiyah di Tengah Otoritarianisme

Inilah Perbedaan Idul Adha di Tiongkok, Khilafiyah di Tengah Otoritarianisme

Para imam berkumpul di mihrab Masjid Niujie, Beijing, China, saat Shalat Idul Adha 1438 H yang bertepatan dengan tanggal 1 September 2017. -Antara/M. Irfan Ilmie-disway.id

BACA JUGA:Berikut Ini Keputusan Terbaru SKB 3 Menteri tentang Cuti Bersama Idul Adha dan Libur Nasional Tahun 2022

CIA yang berkantor pusat di sekitar Kompleks Masjid Niujie, Beijing itu, mempunyai garis komando yang kuat hingga ke daerah-daerah.

CIA yang peran dan fungsinya hampir mirip dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu, juga punya kuasa menentukan jadwal ritual keagamaan, termasuk penetapan awal puasa Ramadhan, 1 Syawal, dan Idul Adha.

Kalender Ramadhan yang dikeluarkan CIA biasanya jumlah puasanya genap 30 hari. Jadi tidak ada lagi khilafiyah dalam menetapkan tanggal 1 Syawal sebagai Hari Raya Idul Fitri bagi umat Islam di China.

Penghujung bulan Ramadhan dan permulaan bulan Syawal sudah pasti tanggalnya tanpa harus mengisbatkannya melalui metode rukyatul hilal atau meneropong datangnya bulan secara lahiriah.

Namun bukan berarti ketentuan CIA itu mengikat secara mutlak sampai ke akar-akarnya. Apalagi regulasi keagamaan yang ditetapkan oleh otoritas setempat tidak menyentuh pada hal-hal yang sifatnya sangat syar'i dan dogmatis.

Perbedaan Hari Raya Idul Adha tahun ini di berbagai daerah di China merupakan salah satu contoh bahwa apa yang difatwakan oleh CIA tidak mesti mengikat selama tidak bersinggungan dengan aturan pemerintah yang berlaku.

Yang mengikat dan harus dipatuhi adalah upaya pencegahan dan pengendalian pandemi COVID-19 atau protokol kesehatan.

Semua kegiatan keagamaan pelaksanaannya harus mengacu pada prokes yang ditetapkan berdasarkan kategori zona berisiko ringan, sedang, dan berat.

Guerbang Jie

CIA memastikan adanya perbedaan Idul Adha 1443 Hijriah di berbagai daerah, ada yang Sabtu, tepatnya tanggal 9 Juli 2022, namun ada pula yang Minggu tanggal 10 Juli.

Salah seorang pengurus teras CIA menyebutkan umat Islam di Provinsi Qinghai belebaran kurban pada Sabtu. Sebagian umat Islam di Daerah Otonomi Xinjiang juga Sabtu 9 Juli 2022/

Namun tidak di Beijing, CIA setempat menetapkan Hari Raya Idul Adha jatuh pada hari Minggu.

"Guerbang Jie (Festival Qurban) di tempat kami tanggal 10 Juli," kata seorang imam di Beijing dalam pesan singkatnya dilansir Disway.i dari Anara Beijing, Kamis 7 Juli 2022, sesuai dengan ketetapan CIA.

Ketetapan itu juga diikuti oleh CIA Kota Guangzhou. Bahkan, masjid-masjid di ibu kota Provinsi Guangdong itu juga telah melakukan berbagai persiapan penyelenggaraan Shalat Idul Adha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: antaranews.com

Berita Terkait

Close Ads