Arkeolog Ungkap Fakta Mengejutkan dari Kondom di Makam Firaun, Ada Campuran Kotoran Buaya?
Arkeolog Bedah Fungsi Kondom yang Ditemukan di Makam Firaun-Egpyt Museum-Facebook
Campuran ini kemudian akan dibentuk menjadi pessary. Menurut satu hipotesis, kotoran buaya bersifat basa, sehingga bertindak sebagai spermisida atau alat pencegah kehamilan.
BACA JUGA:Detik-detik Pantai Depok Yogyakarta Diterjang Gelombang Tinggi, Warung Dagangan Rusak Berserakan
Orang Mesir mungkin termasuk di antara peradaban pertama yang menggunakan kondom, tetapi yang lain segera menyusul. Di Roma kuno, kondom dibuat dari linen dan usus hewan atau kandung kemih.
Sarung kuno Cina kuno dari kertas sutra direndam dalam minyak. Di Jepang, mereka menggunakan tempurung kura-kura atau tanduk binatang yang digunakan untuk menutupi kepala penis saja.
Suku Djukas kuno di New Guinea memiliki kondom wanita yang terbuat dari tanaman tertentu.
Muslim dan Yahudi selama Abad Pertengahan menutupi penis dengan tar atau merendamnya dalam jus bawang.
Ketika wabah penyakit menular seksual sifilis pertama yang terdokumentasi dengan baik terjadi pada abad ke-15 di antara pasukan Prancis, kebutuhan akan sesuatu untuk melindungi dari penyakit menjadi lebih penting, dan sarung linen yang direndam dalam larutan kimia diadopsi secara luas.
Selain linen, beberapa kondom selama Renaisans terbuat dari usus hewan atau kandung kemih.
Kondom mengalami revolusi pada awal abad ke-19 dengan diperkenalkannya karet. Pada tahun 1850, beberapa perusahaan karet mulai memproduksi kondom secara massal, dan sisanya adalah sejarah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: