Ukraina Bantah Kemenangan Rusia di Mariupol, Zelensky: Rusia Takut Perang Terbuka

Ukraina Bantah Kemenangan Rusia di Mariupol, Zelensky: Rusia Takut Perang Terbuka

Volodymyr Zelensky membantah klaim Presiden Rusia, Vladimir Putin soal kemenangan pasukannya di Kota Mariupol--Wordpress.com

JAKARTA, DISWAY.ID - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky membantah klaim Presiden Rusia, Vladimir Putin soal kemenangan pasukannya di Kota Mariupol, Kamis 21 April 2022 waktu setempat.

Klaim itu disampaikan usai Putin memerintahkan pasukan Rusia untuk membatalkan rencana menggempur pabrik baja Azovstal di Mariupol.

Sebaliknya, kubu Ukraina menyebut Rusia ogah pasukannya bertempur secara terbuka dan langsung menghadapi tentara dan milisi Ukraina di Mariupol.

Seperti dilansir dari Reuters, pihak Ukraina justru menganggap Putin ingin menghindari pertempuran puncak antara pasukannya dengan pihak musuh. 

BACA JUGA:Invasi Rusia Jadi Biang Kerok Melejitnya Inflasi Global Tahun Ini

BACA JUGA:Putin Klaim Kemenangan di Kota Mariupol

Militer Ukraina menyebut Rusia mulai banyak kehilangan para tentaranya sehingga sulit mengalahkan pasukan mereka.

"Mereka hanya bisa menunda yang tak terhindarkan: masa ketika penjajah harus hengkang dari wilayah kami, termasuk di Mariupol. Sebuah kota yang terus melawan Rusia terlepas dari apa yang dikatakan penjajah," tegas Zelensky.

Pabrik baja Azovstal disebut jadi pertahanan terakhir para tentara dan milisi Ukraina di Mariupol. 

Rusia sempat berencana merangsek ke area itu untuk menggempur perlawanan Ukraina yang disebut banyak diperkuat Baralion Azov.

Namun, Putin memerintahkan pembatalan rencana tersebut. 

Kemudian meminta militernya mengubah strategi dengan melakukan pengepungan di sekitar area pabrik baja Azovstal, Mariupol.

Pejabat Ukraina memohon bantuan untuk melakukan evakuasi warga sipil dan tentara Ukraina yang mengalami luka parah.

Wali Kota Mariupol, Vadym Boichenko, mengatakan masih ada 100 ribu warga sipil yang perlu dievakuasi di kotanya. Boichenko menyebut nasib mereka kini tergantung keputusan Putin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: