Drone Penyerang Serta Rudal Jelajah Dengan Jarak Tempuh 1.000 Km Diperkanalkan Taiwan

Drone Penyerang Serta Rudal Jelajah Dengan Jarak Tempuh 1.000 Km Diperkanalkan Taiwan

Antisipasi seranagan Tiongkok, drone penyerang serta rudal jelajah dengan jarak tempuh 1.000 km di perkenalkan Taiwan serta bantuan drone MQ-9 Reaper buatan AS. -twitter@GenAtomics_ASI-

JAKARTA, DISWAY.ID –  Setelah Kerea Utara melakukan uji coba rudal antar benua dan Rudia dengan rudal Samad, baru saja drone penyerang serta rudal jelajah dengan jarak tempuh 1.000 km di perkenalkan Taiwan.

Badan militer Taiwan mengungkapkan bahwa Taiwan mengembangkan rudal yang dapat menyerang pangkalan udara musuh dan menjatuhkan rudal jelajah.

Selain itu ada juga pesawat tak berawak (drone) yang dapat menargetkan lokasi sasaran tembak. 

Senjata ini diperkenalkan seiring dengan penambahan dana militer Taiwan pada tahun lalu yang mencapai 8.20 miliar dolar Amerika dan penambahan ini terkait dengan ketengananya dengan Tiangkok.

BACA JUGA:Ukraina Bantah Kemenangan Rusia di Mariupol, Zelensky: Rusia Takut Perang Terbuka

Dilansir dari reuters.com, Taiwan berencana untuk meningkatkan lebih dari dua kali lipat kapasitas produksi rudal mendekati 500 unit tahun ini, menurut keterangan dari kementerian pertahanan negara kepulauan tersebut.

Institut Sains dan Teknologi Nasional Chung-Shan yang berada di bawah militer Taiwan menawarkan rincian lebih lanjut tentang apa yang bisa dilakukan rudal dan drone yang sedang dikembangkannya dalam perang.

Rudal serangan darat Hsiung Sheng, yang menurut para ahli dapat memiliki jangkauan hingga 1.000 km yang hadir dalam dua versi.

BACA JUGA:Hari Pertama Mudik Lebaran, AP II Terima Permohonan Extra Flight dari Sejumlah Maskapai

Versi pertama dengan satu dengan hulu ledak berdaya ledak tinggi untuk menghantam bunker dan pusat komando yang kokoh serta lainya dengan amunisi yang dapat menyebar.

Chieh Chung, seorang peneliti di National Policy Foundation Taipei, mengatakan Hsiung Sheng dapat mencapai sebagian besar pangkalan People's Liberation Army's Eastern Theatre Command, termasuk yang dekat Shanghai dan provinsi Zhejiang.

"Ini bisa sangat meningkatkan kapasitas tentara nasional untuk menghadapi laju invasi pasukan Komunis ke Taiwan," katanya.

BACA JUGA:Jokowi Didoakan Lengser di Depan Ka'bah, Komisaris Pelni: Mintalah Kebaikan untuk Hidupmu

Satu sumber keamanan Barat yang berbasis di Taiwan mengatakan, meskipun Taiwan mendapatkan peralatan seperti rudal anti-kapal Harpoon dari Amerika Serikat, program rudalnya sendiri akan membantu untuk memastikan pulau itu tidak harus bergantung pada pasokan asing, seperti yang dimiliki Ukraina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads