Cilacap Diterjang Bencana Hidrometeorologi Bertubi-tubi

Cilacap Diterjang Bencana Hidrometeorologi Bertubi-tubi

Tim BPBD Kabupaten Cilacap bersama TNI melakukan kaji cepat bencana tanah longsor di Desa Palugon, Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Kamis 21 April. -BPBD Kabupaten Cilacap-

Hal itu kemudian memicu terjadinya luapan tiga sungai, yakni Sungai Cigugeumuh, Sungai Cijalu dan Sungai Cilaca, setelah tidak mampu menampung debit air dari hujan.

Berdasarkan kaji cepat UPTD BPBD Majenang, Sungai Cigugeumuh yang meluap telah merendam permukiman warga Desa Salebu di Kecamatan Majenang, dengan Tinggi Muka Air (TMA) 10-100 sentimeter. Tidak ada korban dalam peristiwa itu, warga yang terdampak masih dalam proses pendataan.

Limpahan aliran Sungai Cigugeumuh yang menuju ke barat, ditambah luapan Sungai Cilaca setelah hujan lebat juga memicu terjadinya banjir di permukiman warga dan pasar Karanggendot, Desa Limbangan di Kecamatan Wanareja. Sedikitnya 75 rumah yang ditinggali 110 jiwa dari 95 KK terendam dengan TMA 30 sentimeter.

Di samping itu, dinding penahan limpasan air bantaran Sungai Cilaca mengalami roboh sepanjang 20 meter dengan tinggi 1 meter setelah tergerus derasnya aliran air. Estimasi kerugian yang ditimbulkan atas kerusakan dinding penahan itu diperkirakan mencapai 9 juta rupiah.

Banjir dengan TMA 10-100 sentimeter juga merendam permukiman warga Desa Mulyadadi, Kecamatan Majenang. Peristiwa itu terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah hulu Sungai Cijalu di Desa Salebu yang berada di bagian atas pegunungan.

Debit air yang terus bertambah oleh hujan tersebut kemudian menyebabkan tanggul sungai jebol di dua titik sekaligus, sehingga limpahan air sungai kemudian mengepung permukiman warga. Hasil kaji cepat sementara, banjir di Desa Mulyadadi telah berdampak pada 660 jiwa dari 220 KK.

Tanah Longsor Lagi

Peristiwa tanah longsor kembali terjadi dan kali ini melanda Desa Boja, Kecamatan Majenang. Peristiwa itu bermula ketika sebelumnya terjadi hujan deras pada Rabu 20 April sejak pukul 16.00 sampai 00.00 WIB. Atas kejadian tersebut, dinding rumah warga terdampak longsor sehingga menyebabkan kerusakan dengan tinggi 8 meter dan lebar 15 meter.

Di samping itu, tim kaji cepat dari UPTD BPBD Majenang juga menemukan adanya mahkota retakan di bagian atas tebing dengan panjang 15 meter, lebar 1 meter dan kedalaman 2-3 meter. 

Dari hasil temuan itu, kondisi kontur tanah dan rekahan dinyatakan sangat kritis dan berpotensi terjadi longsor susulan yang dapat mengancam enam rumah warga sekitar yang ditinggali oleh 26 jiwa dari 7 KK.

Kejadian tanah longsor yang serupa juga dilaporkan dari Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang. 

Hujan lebat yang terjadi cukup lama menyebabkan tanah menjadi gembur dan disusul longsoran yang menimpa pada bagian dapur rumah warga. Kendati dikategorikan rusak ringan. 

Namun kondisi itu juga dinilai rawan dan berpotensi terjadi longsor susulan sehingga mengancam keselamatan warga yang tinggal di rumah tersebut.

Wilayah barat Kabupaten Cilacap yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Barat memiliki topografi perbukitan dan lebah sungai dengan beberapa jurang yang memiliki potensi risiko bencana banjir, banjir bandang dan tanah longsor sedang hingga tinggi, sebagaimana menurut kajian InaRisk BNPB.

Apabila terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang berlangsung secara menerus selama lebih dari 1 jam, maka masyarakat di sekitar lereng tebing dan di dekat sungai diminta untuk waspada dan mengungsi ke lokasi yang lebih aman jika diperlukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: