Pertama Kali di Indonesia: Rektor, Dosen sampai Senat Tertangkap KPK, Tisnanta: Hina Sekali!

Pertama Kali di Indonesia: Rektor, Dosen sampai Senat Tertangkap KPK, Tisnanta: Hina Sekali!

Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung Dr. Hieronymus Soerja Tisnanta, S.H., M.H., mengaku terpukul dengan peristiwa yang menggegerkan tersebut. -Dok. Unila-disway.id

BANDAR LAMPUNG, DISWAY.ID - Kejadian ini pertama kali di Indonesia. Rektor, dosen, sampai senat mahasiswa tertangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Belum ada satupun universitas negeri di Indonesia kecuali Universitas Lampung (Unila) yang mencatatkan rekor terburuk sepanjang sejarah. Kasus ini pertama ditangani lembaga antirasuah.

Mereka yang diamankan yakni Karomani Rektor Unila periode 2020-2024, Heryandi Wakil Rektor I Bidang Akademik Unila, Muhammad Basri Ketua Senat Unila.

BACA JUGA:Rektor Unila Karomani Diciduk KPK, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi: Memalukan!

BACA JUGA:Begini Peran Masing-masing Tersangka Soal OTT yang Dilakukan KPK kepada Rektor Unila

Selanjutnya Budi Sutomo Kepala Biro Perencanaan dan Hubungan Masyarakat Unila, Mualimin Dosen, Helmy Fitriawan Dekan fakultas Teknik Unila, Adi Triwibowo ajudan Karomani dan terakhir Andi Desfiandi dari pihak swasta.

Terkait peristiwa penangkapan rektor, dosen sampai senat, Dosen Fakultas Hukum Dr. Hieronymus Soerja Tisnanta, S.H., M.H., mengaku terpukul dengan peristiwa yang menggegerkan tersebut.

“Kami sedang menata hati. Saya dan teman-teman merasa terpukul dan hina sekali di hadapan mahasiswa dan masyarakat. Banyak moral mahasiswa dan temen-teman down,” ujar mantan Sekretaris Program Studi Doktor Ilmu Hukum Unila itu kepada Disway.id Minggu 21 Agustus 2022.

Sementara itu, Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan Unila Prof Asep Sukohar mengaku sempat dipanggil KPK.

BACA JUGA:KPK Beberkan Kronologi dan Konstruksi Dugaan Suap Calon Penerimaan Mahasiswa Baru Unila 2022

Ia dimintai keterangan selama 12 jam terkait kasus dugaan suap penerimaan mahasiswa baru (Maba) tahun 2022. "Ya, diperiksa sebagai saksi,” jelas Asep Sukohar.

KPK kata Asep, mengajukan 15 pertanyaan terkait kasus Operasi Tangkap Tangan (OTT) tersebut. Dirinya pun mengaku sempat bertemu dengan Rektor Karomani dalam sesi pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta.

Asep Karomani dalam kondisi sehat. Bahkan menyampaikan permohonan maaf pada civitas akademika Unila termasuk masyarakat atas kejadian ini.

Soal Andi Desfiandi, Asep mengatakan hal itu kepentingan pribadi untuk memasukkan anaknya ke Unila. Andi Desfiandi memberikan uang kepada Rektor Karomani guna memasukkan anak kandungnya sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: