Setelah Pantura, Wilayah Selatan Kota Cirebon Terancam Bencana Kekeringan

Setelah Pantura, Wilayah Selatan Kota Cirebon Terancam Bencana Kekeringan

Ilustrasi/ Musim Kemarau dan kekeringan. -twitter @KMachielse-

Hal ini dilakukan karena BPBD belum punya armada mobil tangki air sendiri, dan tidak punya sumur baku, sehingga perlu berKordinasi dengan PDAM.

BACA JUGA:Destinasi Wisata Baru di Kota Cirebon, Kampung Arab

“Kalau melihat dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya. Saat kekeringan akibat kemarau, droping air bersih setiap harinya dilakukan secara terjadwal, dan membutuhkan 5-7 tangki sehari,” ujarnya.

Air bersih yang didrop tersebut, biasanya langsung didistribusikan ke warga yang datang ke titik kumpul dengan membawa jeriken, ember, dan sebagainya.

Atau bisa juga ditampung terlebih dahulu di pada lokasi sumur komunal warga, yang reservoirnya masih berfungsi.

Mekanisme pengiriman droping air bersih yang bekrjasama dengan PDAM tersebut, ada dua alternatif memang. Pertama ada permohonan dari RW atau lurah setempat.

Kedua, pihaknya langsung monitoring turun ke lapangan, sejak sebulan terakhir dipantau sumur-sumur masyatakat. Kalau masih ada, perkiraannya berapa lama lagi sumur warga tersebut bisa bertahan.

“Tapi kalau sudah ada sumur warga yang hampir mengering, maka langsung berKordinasi dengan PDAM buat pengiriman air bersih saat itu juga,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarcirebon.disway.id