Ning Tenar

Ning Tenar

Ilustrasi: Ning Imaz Fatimatuz Zahra dan Eko Kuntadhi-Syaiful Amri/Disway.id-Disway.id

BANYAK jalan untuk nge-top. Pun Ning Imaz. Dia jadi terkenal lewat orang yang lagi terpeleset: Eko Kuntadhi. Tokoh medsos dari Semarang itu diserang habis oleh kalangan NU: dianggap melecehkan Ning Imaz.

Heboh.

Saya pun menghubungi Ning Imaz. Nama lengkapnyi: Fatimatuz Zahra. "Saya tidak tahu mengapa dipanggil Imaz. Sejak kecil itulah nama panggilan saya," katanyi. Sedangkan ''Ning'' di Kediri, adalah panggilan untuk putri seorang kiai. Sama dengan ''Gus'' kalau anak kiai itu laki-laki.

Ning Imaz memang anak salah satu kiai pondok pesantren Lirboyo. Yakni sebuah pondok di pinggir barat kota Kediri. Para peziarah Goa Maria Poh Sarang pasti melewati depan pondok Lirboyo. Pesantren ini sangat besar. Lirboyo tergolong pondok level bintang sembilan di lingkungan Nahdlatul Ulama.

Dengan demikian Ning Imaz memang pemilik darah biru di Lirboyo. Tapi namanyi memang belum menasional. Dia tidak aktif di organisasi pelajar, mahasiswa, atau wanita NU tingkat nasional. Dia juga tidak aktif di politik. Tidak salah kalau Eko Kuntadhi tidak mengenal siapa dia.

Mengomentari negatif video Ning Imaz mungkin dianggap tidak berisiko. Mungkin juga Eko Kuntadhi sangat ideologis. Liberalis. Mungkin saja ia ingin ''meluruskan'' pikiran umum yang terlalu sempit dalam beragama.

Di kalangan tertentu memang muncul kegelisahan besar. Yakni terlalu fanatiknya masyarakat kita dalam beragama. Itu dianggap salah satu penyebab kita sulit maju.

Ning Imaz sendiri tidak pernah ingin terkenal. Begitulah ajaran yang dia terima sejak kecil. Dia lahir, tumbuh, remaja sampai dewasa di lingkungan pondok Lirboyo. Sampai tamat setingkat SMA di situ –dengan kemampuan ilmu lebih tinggi dari umumnya sarjana agama Islam.

Di pondok itu Ning Imaz mendalami ilmu fikih, tata cara peribadatan. Dia bisa dibilang ahli fikih. Terbukti sering jadi pembicara dalam forum bahtsul masail –pembahasan masalah-masalah keagamaan yang rumit yang lagi hangat di tengah masyarakat modern.

Dan dia hafal Quran.

Kalau saja tidak ada pandemi nama Ning Imaz tidak akan muncul di medsos. Gara-gara pandemilah Ning Imaz terbiasa dengan yang serba online.

Selama masa Covid-19 pekerjaan utamanyi, mengajar, terhenti. Demikian juga undangan berceramah di pengajian-pengajian. Berhenti total.

Di tengah pandemi itu dia masuk dunia Instagram. Maksudnyi, agar tetap bisa menyebarkan ilmu agama di masa pandemi.

Karena itu isi Instagram Ning Imaz melulu soal ajaran agama. Khususnya menyangkut wanita dan rumah tangga. Penggemar Instagramnyi banyak sekali. Follower-nyi 129.000 kemarin pagi dan menjadi 130.000 sore harinya.

Bahasan soal wanita tidak pernah habis daya tariknya. Termasuk bagaimana wanita kelak di surga. Apa ''hadiah'' yang dijanjikan Tuhan untuk wanita di surga kelak.

Menurut Ning Imaz hadiah bagi wanita tidak sama dengan hadiah bagi laki-laki. Puncak kenikmatan laki-laki itu ada di wanita. Karena itu di surga kelak laki-laki akan mendapat banyak bidadari.

Sedang wanita tidak akan mendapat bidadara –lelaki ganteng nan perkasa dan romantis. Wanita kelak mendapat perhiasan yang diinginkan. Itu karena puncak kepuasan wanita ada di perhiasan. Bahkan wanita itu sendiri adalah perhiasan.

Selasa malam, Kuntadhi mengomentari postingan Ning Imaz itu. Ning Imaz dikatakan tolol, kadal dan hanya berorientasi pada selangkangan. Lalu ia tinggal tidur. Bangun-bangun kehebohan sudah meluas.

Isu-isu agama punya memang pasarnya sendiri. Besar sekali. Tanya jawab soal agama sangat disukai. Pun sampai ke soal kewajiban mandi basah setelah bersetubuh. Demikian juga masalah pacaran dan hubungan suami istri.

Tentu tidak semua ahli agama setuju dengan tafsir yang disampaikan Ning Imaz. Kalau semua lelaki disediakan bidadari bagaimana dengan lelaki yang lebih mencintai harta daripada wanita. Bahkan Nabi Yunus dikenal sebagai orang yang tidak berselera dalam hal seks.

Tafsir tentang surga, neraka, bidadari, dan segala hal yang terkait hidup setelah mati memang sangat beragam. Tidak tunggal. Kuntadhi memilih menghakimi Ning Imaz. Secara kurang sopan pula. Ia bukan menyajikan pilihan yang berbeda tapi mencela. Dan ia sudah menghukum dirinya.

Ning Imaz sendiri santai saja. Menurut dia Kuntadhi tidak perlu minta maaf pada dirinyi. Kalau minta maaf kepada publik. Tapi tetap saja Kuntadhi ke Lirboyo. Kemarin sore. Ia didampingi tokoh Islam liberal sekaligus tokoh intelektual muda NU Guntur Romli. Ia ingin minta maaf secara langsung. Ning Imaz juga hadir di pertemuan itu. Suaminyi ikut menemui.

Sang suami, Gus Rifqil Moeslim, adalah kiai muda dari pondok pesantren Mambaul Hikmah, Kaliwungu. Ia putra bungsu kiai utama di pondok itu. Kemarin Gus Rifqil tiba di Lirboyo dari Kaliwungu. Ning Imaz sendiri masih  harus mondar-mandir Kaliwungu-Kediri. Dia masih harus mengajar banyak mata pelajaran di pondok putri Lirboyo.

Ning Imaz ini boleh dikata masih pengantin baru. Dia menikah Maret lalu. Tanpa lewat proses pacaran. Dia kenal Gus Rifqil di acara yang khusus diadakan oleh keluarga: itulah acara ta'aruf. Tanggal 2 Oktober tahun lalu.

Gus Rifqil diundang makan di sebuah restoran di Kediri. Resto Kebun Rojo. Ia diantar keluarga dekat. Ning Imaz juga diundang di acara makan itu. Juga didampingi keluarga.

Di restoran Kebun Rojo itulah Gus Rifqil diberi tahu: gadis yang itu yang bernama Ning Imaz. Yang diinginkan keluarga agar menjadi jodohnya. Cocok. Gus Rifqil berusia 34 tahun, Ning Imaz 25 tahun.

Maka diputuskanlah kapan menikah: 10 Maret 2022. Waktu pernikahan itu banyak tokoh hadir. KH Said Aqil Siraj adalah sepupu ibunda Ning Imaz. Gus Yasin, wakil gubernur Jateng juga hadir. Pengantin laki-laki adalah alumni pondok pesantren Sarang, Rembang. Berarti Gus Rifqil adalah santri Kiai Maimoen Zubeir, ayahanda Gus Yasin.

Yang harus dicatat: Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga hadir. Bahkan memberikan sambutan. Maka kalau ketua tim Ganjar blunder terhadap Ning Imaz tentu semata-mata karena Kuntadhi tidak tahu siapa ''korban'' ledekannya itu.

Ning Imaz itu aktif benar di Instagram juga tidak. Dia mengaku tidak begitu peduli dengan jumlah follower. "Belum tentu seminggu sekali saya posting. Kadang sebulan hanya satu kali," katanyi.

Saya juga bicara dengan Sang suami. Keduanya segera ke Yogyakarta. Diundang tampil bersama di kota gudeg. "Kami memang sering diundang tampil bersama," ujar Gus Rifqil.

Tentu ke depan mereka kian sering tampil berdua. Asal jangan lupa: merencanakan punya kiai besar di tahun 2050 kelak. (Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Edisi 15 September 2022: Anang Famred

 

Iqbal Safirul Barqi

Subhanallah, ini pejabat langka. Tidak eman kehilangan jabatan. Langkah jantan dia ambil, tapi ini semacam mundur selangkah untuk ancang-ancang berlari 1000 langkah. InsyaAllah karir Pak Anang bakal melejit setelah ini. Allah Maha adil.

 

Juve Zhang

Pak Anang dan pejabat lainnya coba tes nyanyi Lagu kebangsaan Sendirian, mungkin banyak yg salah, saking panjangnya, kalau Pancasila kan pendek. Lagu kebangsaan terpanjang di dunia mungkin ya. Kalau Pancasila yg pendek gak hapal apalagi lagu kebangsaan yg panjang nya dari Sabang sampai Merauke. dijamin lupa wkwkwkwkwk

 

Jo Neka

Pak Anang anda sangat hebat.Anda tidak akan kehilangan apa-apa.Justru anda akan segera meblndapatkan semuanya..

 

Impostor Among Us

Lihatlah, mulanya Anang ini ditertawakan, lalu dia pasang jurus serangan balik dengan mengundurkan diri dari ketua. Dia membayar lunas malunya dengan mendapat banyak pujian.

 

Kang Sabarikhlas

anu..katanya si Anu nyang komen terpilih 10 kali dapat kaos. Komen saya terpilih 9 kali, semoga terpilih lagi biar dapat hadiah sepeda..duh.

 

Muin TV

Yang nulis aja gak dapat honorarium. Apalagi yang cuma nulis komentar. Wkwkw

 

EVMF

Apa yang terjadi (dialami) oleh Pak Anang Akhmad Saifuddin, biasa disebut "Brain Fog atau Kabut Otak". Ini adalah hal yang sangat umum dan bisa terjadi pada siapa saja. Brain Fog adalah sebuah gejala yang dapat mempengaruhi kemampuan anda dalam berpikir. Anda mungkin akan merasa kebingungan, sulit fokus, dan kacau ketika tidak dapat menyebutkan hal yang ingin anda ucapkan. Seperti kabut, kondisi ini hanya muncul sesaat lalu kemudian hilang. Salah satu penyebabnya adalah "kelelahan dan tidak cukup tidur". Jadi, apa yang sudah terjadi (dialami) oleh Pak Anang Akhmad Saifuddin SEMESTINYA tidak perlu dipermasalahkan sejauh itu, karena saya, anda, kita semua, bisa mengalami Brain Fog atau Kabut Otak ini.

 

Sapardi ST

Mohon Maaf Abah, Terkait mas Anang, saya termasuk yang menjadi bagian yang mengalami euforia reformasi 1998, waktu itu saya semester akhir, sekarang usia saya 48, selish dengan mas anang 5 tahun, berarti beliau baru masuk kulaih waktu itu... Tapi tetap saya salut dengan mas anang... dari yang memang tadinya berasal dari rakyat, kemudian menjadi wakil rakyat dan kemudian menjadi rakyat... contoh yang sangat bagus untuk etika berpolitik di Republik ini...

 

Liam Then

Saya barusan google sila ke -4. Yang lain ingat cuma sila ke -4 yang lupa. Untung saya bukan anggota DPRD.

 

Jimmy Marta

Orang jujur jadi politisi. Atau politisi jadi orang jujur. Ada..?. Saya gk terlalu yakin. Tapi mungkin itu ada. Bisa..? Mungkin, tp sepertinya itu bukan tempat yg cocok untuk mereka. Pernah ada ujaran canda, kalau mau jujur itu dimesjid..!.. Lah...opo tumon. Kalau pak ketua DPRD Lumajang itu sy kira adalah orang yg konsisten. Ini juga langka. Paling langka itu, jujur, konsisten dan konsekwen.

 

Agus Suryono

PAK ANANG.. ++ Mengapa Anda mundur. Kan ini merepotkan kami-kami. Pasti yang Anda lakukan ajan dijadikan STANDARD dan atau ETIKA BARU. -- Lha kan memang harusnya begitu. Ini BUKAN standard atau etika baru. Ini merupakan YANG SEHARUSNYA. ++ Anda jangan harap bisa NAIK setelah ini. -- Saya hanya Meng-HARAP kepada Alloh pak. Tidak kepada Ketua dan KETUM. ++ Mulai besuk kita tidak BERTEMAN.. -- KITA..? Maksudnya Anda, Kamu, Kalian, Ketua..?

 

Rihlatul Ulfa

Saya seperti melihat pejabat Jepang, didiri pak Anang. lama saya menantikan pejabat-pejabat terdahulu yang pernah terlibat masalah serius, tapi masih berkilah dan sama sekali tidak mau mundur dari jabatannya. tetap melenggang bebas tanpa rasa malu sedikitpun. wajar saja pak Anang bisa punya pendirian yang kokoh, punya rasa malu. dilihat dari bagaimana saat orang tuanya meninggal, menjadi tukang cukur, menjadi buruh bangunan. apa yang kita lihat dari keputusannya itu adalah dari bagaimana ia menjalani kehidupan. pasti ada jabatan yg lebih besar lagi yg mungkin menunggu anda disana. kejujuran dan kerendah hatian anda pasti akan membawa anda keatas. semangat pak Anang.

 

Liam Then

Sesungguhnya tak hafal nama mertua lebih bahaya

 

Fra Wijaya

Jangankan sila ke 4 dari Pancasila yg kalimatnya lumayan panjang,wong sholat dhuhur sama ashar yg 4 rokaat aja saya sering lupa pas sholat udah di rokaat yg keberapa,mungkin anda² juga bukan saja pernah tp sering alami hal itu juga kan,kata pak ustadz manusia itu tempat salah dan lupa,jare wong jowo wong urip iku ilok lali,salut buat Cak Anang,sudah jarang orang sprt anda di era skrg...

 

Macca Madinah

Setelah baca tulisan Disway hari ini saya langsung coba menyebutkan sila-sila Pancasila, tidak berani keras-keras, dalam hati saja sambil mulut komat-kamit. Tanggapan saya, Si Pak Anang ini keras juga, mungkin dalam waktu yang sebentar itu beliau sudah merasa lelah mengetuai DPRD, mungkin. Jadi ketika ada alasan tiba, langsung disambar hahaha. Ngemeng-ngemen, susah mengabaikan kalau ada orang yang merasa usia 34 tahun itu sudah kasep nikah, yang merasa lelaki pula. Plus lagi ditimpali oleh Pak Mirza. Onde-mande, gimana kabar kami para perempuan yang baru menikah di atas 35 tahun? Dunia memang kejam Ladies!

 

Budi Utomo

Trisila: 1) socio-nationalism (kebangsaan/nasionalisme berdasar kemanusiaan/internasionalisme = Sila 3 + Sila 2). 2) socio-democratie (kerakyatan/demokrasi untuk kesejahteraan/ keadilan sosial = Sila 4 + Sila 5). 3) Ketuhanan (yang mana semua pemeluk agama saling menghormati satu sama lain sebagai makhluk sosial). Jelas sekali Sukarno sangat menekankan Sosialisme yang dalam bahasa Indonesia disebut gotong royong. Membangun Indonesia agar semua rakyat sejahtera dan tak ada lagi kemiskinan ekstrem. Sesuatu yang berhasil diklaim dicapai Skandinavia atau Tiongkok masa kini. Itulah Welfare / Socialist Countries. Silahkan simak sendiri teks pidato lengkap Sukarno mengenai Ekasila/Sosialisme/Gotong Royong dan Trisila dengan keywords: isi pidato trisila ekasila sukarno yang kini masuk ruu hip.

 

Bedy Da Cunha

Salut buat Cak Anang yg Jujur dan apa adanya. Suatu saat Anda layak menjadi Ketua Umum PKB.

 

Isya Mahfud

Kalau mundurnya ketua DPRD luamajang ini dijadikan cermin dan teladan..jangan2 kebanyakan dari pejabat kita baik dari tingkat menteri sampai pejabat2 dibawahnya..akan mengundurkan diri secara berjamaah. Tragis..!

 

yea aina

Cak Anang AS, ketua PKB Lumajang, dengan enteng mundur dari kursi ketua DPRD. Lain DPRD ada DPR dengan level lebih tinggi. Nasional. Ketuanya bukan ketua Umum partai, anda sudah tahu. Menyaksikan baliho-baliho yang masif terpasang seantero negri, dengan caption kebhinekaan. Sing ketua ini siap mundur juga dari kursi ketua lembaga tinggi perwakilan rakyat, tapi cuma pindah kursi lainnya. Tentunya yang lebih empuk dan tinggi pula, anda sudah tahu

 

Alon Masz Eh

Aku rindu dinding sekolahku Terkait garuda Pancasila diatas papan tulis Diapit foto bapak Presiden dan bapak wakil presiden tersenyum ke arahku Lalu ku menoleh ke dinding pintu masuk, tertempel teks pancasila dan UUD 1945 yang harus selalu hapal dalam ingatanku... Atau aku disetrap di samping papan tulis itu Aku menoleh ke dinding yang lain, ada tulisan lusuh jadwal pelajaran ku... Alamak, aku belum kerjakan PR matematika. Ini pelajaran penting yang ga bisa di hapal, pelajaran biar ga salah itung duit....

 

Chei Samen

Allah s.w.t mencampakkan ke mulut pendemo untuk soalan test tahap hapalan Pancasila Mas Anang.. Yang terjadi, anda sudah tahu. Yang saya tak tahu, malah terjadi ramai sekali pendokong Mas Anang atas responsibiliti yang beliau ambil. Juga akhirnya kita ketemu sebuah hati, sebuah jiwa, sebuah akhlak, yang kita semua banggakan. Tahniah untuk warga +62..

 

Teguh Gw

Lumayan. Mas Anang jadi pelipur lara bagi rakyat jelata yang sudah terlalu kenyang dikelabui mereka yang mengaku sebagai wakil-wakilnya. Hidup Anang.

 

Liam Then

Hari ini, tiga kalimat terakhir tulisan Pak DI yang bikin saya mikir. Hasil perjuangan reformasi, kenikmatan perjuangan reformasi. Dan kenikmatan sesaat jadi ketua DPRD yang di lepas oleh Mas Anang. Kata nikmat kenapa dihubungkan dengan jabatan publik? Jabatan yang penuh tanggung jawab besar, beban berat sumpah jabatan. Nikmatnya dimana? Hehehe...apakah alam bawah sadar Pak DI mengakui, jabatan publik penuh kenikmatan. Atau Pak DI menyentil salah kaprah tenang enaknya menjadi pejabat publik yang luas beredar? Hanya Pak DI yang tahu yang mana. Menurut banyak penggalan manuskrip peninggalan pujangga, para sesepuh yang tercerahkan di masa lampau. Jabatan publik sama sekali tak ada kenikmatannya. Yang ada tanggung jawab yang berat. Beban pikiran yang hebat, yang harus diemban. Sampai banyak adengan ,para kaum bijak, sorong-sorongan. Ketika disuruh mengemban jabatan. Ngga mau.Takut ngga kuat dan mampu. Takut bebannya. Disini ketauan. Orang bijak dulu, mengertinya lain tentang jabatan publik. Ngga ada nikmatnya sama sekali. Saya ngga tahu, berapa banyak sedulur penghobi Disway yang pernah merasakan nikmatnya jabatan publik. Buat yang tak pernah merasakan ,ngga papa, rasanya, saya kira, kurang lebih saja. Nikmat menjadi pejabat publik tulisan Pak DI, mari berprasangka baik. Itu bukan nikmat berhubungan dengan materi. "Eh ,bukan materi kok, ada nyentil mobil dinas?" Saya mbahtin. "Ah,itu cuma kembang-kembangnya tulisan Pak DI, kau ini,maksud Pak DI,pasti nikmat melayani."

 

Fenny Wiyono

kok langka ya org seperti Pak Anang..

 

yohanes hansi

Ndak apa-apa, pak Anang. Orang jujur mundur dikit lalu maju jauh ke depan. Jangan yang maju dikit lalu mundur terus.

 

Budi Utomo

Tapi menyamakan SBNR dengan agama KTP kurang tepat. Prinsipnya jangan menghakimi tingkat spiritualitas seseorang. Saya setuju dengan satu argumen yang ada dalam artikel yang Koh Liang beri yaitu bahwa ada kecenderungan SBNR untuk tidak terikat dengan organized religion. Itu ciri terkuat dari SBNR. Ada nuansa freedom/kebebasan dalam SBNR. Yang membuat hubungan antar agama menjadi begitu cair dan tidak kaku/rigid. Pemuka agama yang SBNR (atau semi SBNR) misalnya mendiang Anthony de Mello, SJ. Bukunya Doa Sang Katak sangat SBNR menurut saya pribadi. Gus Dur dengan humor-humor nyelenehnya misal mengenai Agama Yang Paling Dekat dengan Tuhan atau Mengapa Bantul dilanda gempa dahsyat, boleh dibilang SBNR juga. Wkwkwk

 

Pryadi Satriana

'Salah' dan 'benar', Pak Budi Utomo. Fenomena SBNR itu muncul krn orang sudah "muak" dengan "organized religions." Fenomena itu justru muncul di "agama2 samawi." Mereka melihat adanya "kasus2", sedemikian banyak shg disebut "pola/pattern", beragama yg penuh kemunafikan: pastur yg "main belakang" dg jemaatnya, pendeta yg "meruda-paksa" jemaatnya, ustaz yg "menggarap" santriwatinya, ustaz yg "menipu, memalak, dsb." Fenomena2 spt itu yg membuat orang beralih: dari 'religious' menjadi 'spiritual'. Kerennya: SBNR. Mereka bukan sekadar 'Islam/Kristen KTP'. Mereka sdh beralih: ada yg 'terang-terangan', di KTP tertulis: Penghayat Kepercayaan. Makanya saya sebut 'salah'. Ada jg yg 'Islam/Kristen KTP', makanya sy katakan 'benar'. Saya sendiri ndhak mbedakan keduanya, tapi 'menghubungkannya', krn bagi saya 'religion is organized spiritual practices' ('agama' adalah 'tata-cara' dalam 'olah roh' (ber-sembah- Yang, menyembah Allah, yang adalah Roh). Salam. Rahayu.

 

EVMF
Khusus untuk Oom Budi Utomo yang berkomentar mengenai SBNR Spiritual But Not Religious (pada komentar di bawah). Ada baiknya Oom Budi menelusuri links di bawah ini (membacanya juga) supaya pemahamannya bisa lebih mendalam, lebih clear dan lebih proporsional : "If you don’t like religion, you shouldn’t be spiritual either." Paul Thagard, Ph.D. psychologytoday.com spiritual-not-religious researchgate.net Spiritual_But_Not_Religious_Evidence_for_Two_Independent_Dispositions harvard.edu spiritual-but-not-religious

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Komentar: 180

  • Ayuwa Nuryani
    Ayuwa Nuryani
  • Chei Samen
    Chei Samen
    • Chei Samen
      Chei Samen
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • sinung nugroho
      sinung nugroho
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
  • adi ya adi
    adi ya adi
  • Fahmi Afis22
    Fahmi Afis22
  • Fahmi Afis22
    Fahmi Afis22
  • HAQIQI
    HAQIQI
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
  • Johan
    Johan
    • Liam Then
      Liam Then
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
  • dabaik kuy
    dabaik kuy
    • dabaik kuy
      dabaik kuy
  • Kediri Sport
    Kediri Sport
  • Kediri Sport
    Kediri Sport
  • Liam Then
    Liam Then
    • Ahmad Zuhri
      Ahmad Zuhri
  • Sasti Ramedeni
    Sasti Ramedeni
  • Liam Then
    Liam Then
    • Robban Batang
      Robban Batang
    • Liam Then
      Liam Then
  • Robban Batang
    Robban Batang
    • Robban Batang
      Robban Batang
    • Liam Then
      Liam Then
  • Liam Then
    Liam Then
  • Jejen Jaenudin
    Jejen Jaenudin
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Anto Jr
    Anto Jr
  • thamrindahlan
    thamrindahlan
  • Lukman bin Saleh
    Lukman bin Saleh
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • ari widodo
      ari widodo
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
  • ulul azmi
    ulul azmi
    • Liam Then
      Liam Then
  • Alon Masz Eh
    Alon Masz Eh
    • Liam Then
      Liam Then
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • ulul azmi
      ulul azmi
  • ispri yoto
    ispri yoto
    • suhartono suhartono
      suhartono suhartono
    • Lukman bin Saleh
      Lukman bin Saleh
    • Liam Then
      Liam Then
    • Kang Sabarikhlas
      Kang Sabarikhlas
    • Liam Then
      Liam Then
  • hadi susanto
    hadi susanto
    • Liam Then
      Liam Then
  • agus budiyanto
    agus budiyanto
  • Anwar Hamid
    Anwar Hamid
    • Anwar Hamid
      Anwar Hamid
    • didik sudjarwo
      didik sudjarwo
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
  • Andi Saeful
    Andi Saeful
  • Al Fazza Artha
    Al Fazza Artha
  • Jo Neka
    Jo Neka
    • Liam Then
      Liam Then
  • Er Gham
    Er Gham
  • Ibnu Shonnan
    Ibnu Shonnan
    • Al Fazza Artha
      Al Fazza Artha
    • yea aina
      yea aina
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
    • yea aina
      yea aina
  • Alon Masz Eh
    Alon Masz Eh
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
  • Muh Nursalim
    Muh Nursalim
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • om sihom
      om sihom
    • h rian
      h rian
  • Graha Souvenir
    Graha Souvenir
  • ari widodo
    ari widodo
  • fajar rokhman
    fajar rokhman
  • yoming AFuadi
    yoming AFuadi
  • agus budiyanto
    agus budiyanto
  • Dodik Wiratmojo
    Dodik Wiratmojo
  • Fenny Wiyono
    Fenny Wiyono
  • Ahmad Zuhri
    Ahmad Zuhri
    • Rihlatul Ulfa
      Rihlatul Ulfa
    • Ahmad Zuhri
      Ahmad Zuhri
  • ALI FAUZI
    ALI FAUZI
  • Muin TV
    Muin TV
  • Legeg Sunda
    Legeg Sunda
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
  • Rihlatul Ulfa
    Rihlatul Ulfa
    • Ahmad Zuhri
      Ahmad Zuhri
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
    • Rihlatul Ulfa
      Rihlatul Ulfa
    • Rihlatul Ulfa
      Rihlatul Ulfa
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
    • Rihlatul Ulfa
      Rihlatul Ulfa
  • Rihlatul Ulfa
    Rihlatul Ulfa
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
  • Kang Sabarikhlas
    Kang Sabarikhlas
  • donwori
    donwori
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Rihlatul Ulfa
      Rihlatul Ulfa
    • om sihom
      om sihom
    • Al Fazza Artha
      Al Fazza Artha
    • Anto Jr
      Anto Jr
    • Anto Jr
      Anto Jr
    • Anto Jr
      Anto Jr
  • Er Gham
    Er Gham
  • Rizky Dwinanto
    Rizky Dwinanto
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • yea aina
    yea aina
  • Fra Wijaya
    Fra Wijaya
    • yea aina
      yea aina
    • Kliwon
      Kliwon
    • Fra Wijaya
      Fra Wijaya
    • Anto Jr
      Anto Jr
    • Liam Then
      Liam Then
  • Muin TV
    Muin TV
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
  • Kang Gw
    Kang Gw
    • Amat Kasela
      Amat Kasela
  • Abi Kusno
    Abi Kusno
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
  • Hari Triatmojo
    Hari Triatmojo
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
  • Farwadi Barma
    Farwadi Barma
  • A fa
    A fa
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
    • AnalisAsalAsalan
      AnalisAsalAsalan
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • h rian
      h rian
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Wong Tjoekir
      Wong Tjoekir
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Gianto Kwee
      Gianto Kwee
    • balagak nia
      balagak nia
  • Farwadi Barma
    Farwadi Barma
  • ARMI TV
    ARMI TV
    • Ahmad Zuhri
      Ahmad Zuhri
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
    • Agus Suryono
      Agus Suryono
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • Fra Wijaya
      Fra Wijaya
    • Ahmad Zuhri
      Ahmad Zuhri
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
    • Ahmad Zuhri
      Ahmad Zuhri
    • Muin TV
      Muin TV
  • Namu Fayad
    Namu Fayad
  • Pakdhe joyo Kertomas
    Pakdhe joyo Kertomas
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
  • Arek Nom
    Arek Nom
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • agus budiarto
      agus budiarto
    • AnalisAsalAsalan
      AnalisAsalAsalan
    • Bagus Wawan
      Bagus Wawan
  • h rian
    h rian
  • Kliwon
    Kliwon
    • Ahmad Zuhri
      Ahmad Zuhri
  • Mbah Mars
    Mbah Mars
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
  • fummi adhita
    fummi adhita
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
  • Mbah Mars
    Mbah Mars
  • aku rama
    aku rama
  • daryanto warjono
    daryanto warjono
    • Amat Kasela
      Amat Kasela
  • Isa Sony
    Isa Sony
  • Ahmad Zuhri
    Ahmad Zuhri
    • Azza Lutfi
      Azza Lutfi
  • mzarifin umarzain
    mzarifin umarzain
  • Ahmad Zuhri
    Ahmad Zuhri
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman