Ditanya Wartawan Soal NasDem Usung Anies, Jokowi: Kita Sedang Berduka
Presiden Jokowi enggan memberikan pendapatnya tentang penetapan NasDem yang menetapkan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden di Pilpres 2024.-Tangkapan Layar/@twitter/@MurtadhaOne-Disway.id
JAKARTA, DISWAY.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) enggan mengomentari penetapan kandidat bakal calon presiden 2024 yang disampaikan Partai Nasional Demokrat (NasDem) yang mengusung Anies Baswedan.
Jokowi tiga kali mengatakan dirinya tidak bisa berkomentar dengan alasan bahwa Indonesia sedang berduka dengan tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur yang menewaskan 130 penonton.
"Saya tidak, saya tidak, saya tidak ingin berkomentar, kerena poisinya dalam kondisi sedang berduka," terang Jokowi, usai melakukan pertama (groundbreaking) pembangunan pabrik produsen pipa di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Senin 3 Oktober 2022.
BACA JUGA:Tersisa 16 Hari, Ini Rencana Anies Baswedan Setelah Melepas Masa Jabatannya
Dalam peristiwa Kanjuruhan, Jokowi menegaskan telah memerintahkan kepada Menkopolkohukan, Kapolri dan jajaran dalam melakukan investitagasi secara tuntas tragedi Kanjuruhan.
"Perintah saja sudah jelas. Kan sudah saya sampaikan dinvetigasi tuntas, berikan sanksi tegas," terang Jokowi.
Deklarasi bakal calon presiden yang dilakukan Partai Nasdem mengurangi rasa empati karena digelar dalam suasana berkabung setelah tragedi Kanjuruhan yang menewaskan lebih seratus orang, kata pengamat politik sekaligus peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdussalam.
"Hari-hari ini kita masih dalam suasana berkabung atas kejadian di Kanjuruhan. Saya berpandangan bahwa semua pihak harus bisa merasakan dan menguatkan energi bersama untuk belajar mengambil hikmah atas peristiwa ini," kata Surokim.
BACA JUGA:Anies Tak Perlu Dijegal
Tragedi itu berawal dari pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jatim pada Sabtu 1 Oktober 2022 malam. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dari tribun dan masuk ke area lapangan.
Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk mengendalikan suporter, namun justru membuat ribuan suporter berlarian menuju keluar hingga terjadi desak-desakan. Data terakhir, korban meninggal sebanyak 125 orang.
"Saya berharap perasaan demikian juga muncul dari semua pihak kendati semua tahu olahraga memang harus dipisahkan dari politik," kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) ini.
Menurut Surokim, setidaknya semua pihak memiliki kepekaan dan dunia politik harus juga mengajarkan empati dan simpati atas apa yang sedang terjadi di masyarakat.
BACA JUGA:Surya Paloh Sebut Deklarasi Anies Capres 2024 Tidak Ada Hubungan Dengan KPK
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: