Tim Pencari Fakta Aremania Ungkap 5 Temuan dalam Kasus Kanjuruhan

Tim Pencari Fakta Aremania Ungkap 5 Temuan dalam Kasus Kanjuruhan

Kata anggota TGIPF Rhenald Kasali, ada sosok orang kuat yang telah pengatur jadwal Arema FC Vs Persebaya-Istimewa-Berbagai sumber

JAKARTA, DISWAY.ID - Tim pencari fakta (TPF) dari pihak suporter Arema FC, Aremania mengklaim telah menemukan beberapa fakta selama penyelidikan tragedi Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022. 

Selama penyelidikan, TPF Aremania ini dibantu oleh tim dari Federasi Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS).

"Selama 10 hari ini kami telah mengumpulkan sejumlah bukti dan mengambil keterangan dari berbagai pihak. Yaitu saksi peristiwa, korban dan keluarga korban, panitia penyelenggara pertandingan, petugas keamanan dalam pertandingan, manajemen Arema FC dan sejumlah pihak lain termasuk ahli kesehatan dan forensik," kata Sekjen Federasi KontraS, Andi Irfan dalam keterangnya, Sabtu, 15 Oktober 2022.

Berdasarkan informasi, data, dan fakta-fakta yang telah terverifikasi, TPF Aremania menemukan beberapa fakta. 

BACA JUGA:AFC Hanya Sebut Korsel dan Qatar Calon Kuat Tuan Rumah Piala Asia 2023, Lho Indonesia Bagaimana?

Pertama adalah temuan bahwa sebelum pertandingan, telah terjadi rapat koordinasi sebanyak empat kali antara kepolisian, panpel, manajemen Arema FC, komunitas Aremania dan pihak-pihak terkait.

"Dalam rapat koordinasi ini, beberapa poin penting yang dibahas adalah komitmen Aremania untuk tidak sweeping kendaraan plat L, dalam pertandingan tidak akan menghadirkan suporter Bonek, tidak ada represi atau kekerasan kepada suporter Aremania dari pihak aparat kemanan dan tidak ada penggunaan gas air mata oleh aparat keamanan," jelasnya.

Andi menambahkan berdasarkan informasi diperoleh, pihak penyelenggara pertandingan telah menyerahkan pembiayaan pengamanan ke kepolisian sebesar Rp174 juta. 

Selain itu, jumlah penonton dalam pertandingan ini secara umum masih sesuai dengan kapasitas Stadion Kanjuruhan.

"Bahwa kontrol petugas pengamanan dari personel Polri pada pertandingan ini bukan menjadi tanggungjawab panitia pelaksana, akan tetapi ada dibawah rantai komando kepolisian," ujarnya.

Berdasarkan dokumen kepolisian Sprint/1606/IX/PAM.3.3/2022 tanggal 28 September 2022, jumlah personil pengamanan yang dihadirkan sejumlah 2.034 personil. Termasuk diantaranya adalah 300 personel dari Brimob Polri.

"Sejak awal personel Brimob dan sejumlah personel Sabhara Polres Malang yang ditempatkan di lokasi pertandingan telah dipersenjatai dengan gas air mata. Personil Brimob, diduga menggunakan multi-smoke projectile yang satu selongsong bisa meletuskan sampai lima proyektil, dan personil Sabhara diduga menggunakan gas air mata single amunisi," ungkapnya.

Setelah pertandingan selesai, sejumlah penonton turun ke lapangan. Andi menegaskan bahwa itu adalah tradisi yang sudah biasa dilakukan. 

Akan tetapi hal ini direspon dengan berlebihan dengan beragam tindak kekerasan aparat kepolisian dan TNI yang kemudian dilanjutkan dengan penembakan gas air mata oleh pasukan Brimob dan Sabhara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads