Ajaran Wahabisme Disebut dari Arab Saudi, Pangeran Mohammed Bin Salman Tegas Menjawab!

Ajaran Wahabisme Disebut dari Arab Saudi, Pangeran Mohammed Bin Salman Tegas Menjawab!

Mohammad bin Salman al-Saud Putra Mahkota Arab Saudi--Twitter

JAKARTA, DISWAY.ID - Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed Bin Salman (MbS) menyatakan,  bahwa ajaran Wahabisme bukan satu-satunya ideologi dan identitas Saudi selama ini.

Pernyataan itu diuapkan Mbs dalam wawancara dengan media The Atlantic, seperti dikutip dari media pemerintah, Saudi Gazzette.

Isu wahabisme kembali mencuat setelah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendesak agar pemerintah melarang penyebaran paham tersebut.

Desakan ini merupakan salah satu poin hasil rekomendasi eksternal dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Dakwah PBNU yang digelar di Asrama Haji Jakarta, 25-27 Oktober 2022.

BACA JUGA:Dituduh Sebagai Pintu Masuk Radikalisme dan Terorisme, Lembaga Dakwah PBNU Minta Wahabi Dilarang di Indonesia

BACA JUGA:Depak Petinggi Twitter, Pasangon yang Dikasih Elon Musk Mencolok Banget!

Aliran wahabisme sempat dicurigai jadi ideologi kelompok teroris ISIS yang pernah mengacaukan Suriah dan Irak. Ada pula pihak yang menuduh ISIS merupakan bagian dari agenda Saudi.

"Saya ingin mengatakan bahwa Muhammad bin Abdul Wahhab bukan Nabi, ia juga bukan malaikat. Ia hanya seorang ulama sebagaimana banyak ulama lainnya yang pernah hidup di era awal pendirian Saudi, di antara para pemimpin militer dan politik," kata Pangeran MbS.

"Persoalannya adalah ketika itu di Semenanjung Arab para murid Abdul Wahhab hanya tahu membaca dan menulis sejarah yang telah ditulis dari perspektif mereka," sambungnya.

Pangeran MbS kemudian menjelaskan bahwa kitab-kitab tulisan Abdul Wahhab kerap digunakan para ekstremis Islam hanyab demi agenda mereka.

"Tapi saya yakin jika Abdul Wahhab, Bin Baz, dan ulama lainnya masih hidup hingga sekarang, mereka akan jadi barisan pertama yang melawan ide-ide ekstremis dam kelompok teroris itu," ujar Pangeran MbS.

"Permasalahannya adalah ISIS tidak menerapkan contoh dari kehidupan reigius orang-orang Saudi. Ketika mereka meninggal, mereka mulai memakai kata-kata dan memelintir kata serta sudut pandang para ulama itu," lanjutnya.

BACA JUGA:Dua Perusahaan Farmasi Produksi Obat Sirup Dengan Kandungan Zat Berbahaya Diperiksa Bareskrim Polri

Pangeran MbS kemudian mengklaim kehidupan orang-orang Islam Sunni dan Syiah yang saling berdampingan. Ia juga mencontohkan ada pula madrasah-madrasah Syiah selain Sunni di Saudi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: