Tegas! Pengeran Mbs Sebut Wahabi Bakal Jadi Sejarah di Arab Saudi, Mau Dihapus?

Tegas! Pengeran Mbs Sebut Wahabi Bakal Jadi Sejarah di Arab Saudi, Mau Dihapus?

Pangeran Mohammed Bin Salman (MbS) menegaskan, bahwa ajran wahabisme bukan satu-satunya ideologi dan identitas di Saudi -ilustrasi-@mbs_saudi

JAKARTA, DISWAY.ID - Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed Bin Salman (MbS) menegaskan, bahwa ajaran wahabisme bukan satu-satunya ideologi dan identitas di Saudi saat ini.

"Hari ini tak boleh ada satu pun pihak yang memaksakan ajaran mereka yang menjadikannya satu-satunya paham di Saudi," ujar MbS dalam wawancara dengan media The Atlantic, dikutip dari media pemerintah, Saudi Gazzette.

"Mungkin itu pernah menjadi sejarah kami seperti yang pernah saya katakan tepatnya pada era 1980-an, 1990-an, dan awal 2000-an. Hari ini, kami berada dalam jalur yang benar," imbuhnya.

BACA JUGA:Polemik Wahabi Memanas! Muhammadiyah: Kedepankan Musyawarah dan Pemerintah Jangan Terlibat

MbS berupaya untuk membatasi kekuasaan ulama garis keras dan sheikh terkenal yang mendorong pandangan Islam tanpa kompromi di Saudi.

"Ajaran yang dibawa Muhammad bin Abdul Wahhab alias wahabisme bukan satu-satunya ideologi dan identitas di Saudi," tegasnya.

Selama ini, Arab Saudi sangat kental dengan paham ajaran Salafi-Wahabi. Paham ini sangat melekat dengan Saudi karena ditegakkan oleh para ulama yang menjalankan peradilan.

Tercatat, sekitar lima juta warga Muslim Sunni di Arab Saudi yang memegang paham tersebut. 

Karenanya, Wahabi dikenal sebagai paham Islam paling berpengaruh di sana.

BACA JUGA:Joe Biden Bentak Zelensky: Harusnya Banyak Terima Kasih ke AS! Ribut Soal Apa Sih?

Ditambah, pemerintah Arab Saudi mengikuti tafsiran Wahabi terhadap kitab suci Al-Quran.

Ajaran Wahabi mencirikan diri sebagai muwahhidn atau unitarian, yakni istilah dari penekanan mereka pada keesaan mutlak Tuhan atau tauhid. 

Mereka menolak semua tindakan yang mereka anggap menyiratkan kemusyrikan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads