Surya Paloh Kenang 43 Tahun Kebersamaan dengan Golkar: Ada Satu Romantisme

Surya Paloh Kenang 43 Tahun Kebersamaan dengan Golkar: Ada Satu Romantisme

Surya Paloh saat berkunjung di kantor DPP Golkar Jakarta Barat-Foto/Dok/Andrew Tito-

JAKARTA, DISWAY.ID -- Surya Paloh selaku ketua Umum Partai NasDem mengaku sudah 43 Tahun dirinya menjabat sebagai Kader partai Golongan Karya (Golkar) sebelum akhirnya menjadi ketua Umum Partai NasDem.

Saat mengunjungi Kantor DPP Golkar Jakarta Barat dan bertemu langsung dengan ketua umum Partai Golkar, Surya Paloh katakan bahwa dirinya masuk ke Golkar sejak usai 16 tahun.

"Ada satu romantisme, ada satu perjalanan sejarah perjalanan kehidupan saya pribadi dalam usia yang saya capai sampai saat ini," ujar Surya Paloh ditemui awak media di Kantor DPP Golkar Jakarta Barat, Rabu 1 Februari 2023.

BACA JUGA:Surya Paloh Tak Peduli Soal Reshuffle Kabinet, Lantang saat Sowan ke Golkar: Kita Harus Pahami

BACA JUGA:Harapan Surya Paloh Sambangi DPP Golkar: Mungkin KIB Bergabung Dengan Nasdem

Surya Paloh mengaku dirinya menjadi kader Golkar selama 43 tahun, dan bahkan hingga kini dirinya masih membidangi politik dalam negeri dengan menjadi Ketua Umum Partai NasDem.

"Jenjang politik saya yang saya capai hari ini, saya harus jujur menyatakan kepada saudara-saudara semuanya. 16 tahun usia saya sudah berada di barisan Golkar ditambah 43 tahun cukup lama itu, lebih setengah abad rasanya," ujarnya.

Surya Paloh mengaku tidak salah jika dirinya disebut alumni partai Partai Golkar.

"Jadi di Golkar sendiri 43 tahun baru kemudian ada NasDem. Jadi terlepas apapun juga kekurangan satu sama lain tapi modal kebersamaan, catatan sejarah saling pemahaman jadi nggak salah dibilang alumni Golkar, ya itu memang benar adanya," ujarnya.

BACA JUGA:Pernyataan Tegas Surya Paloh: Nasdem Tidak Lepas dari Pemerintahan Jokowi

BACA JUGA:Pertemuan Nasdem dan Golkar, Surya Paloh: Saya Pikir Hal yang Baik!

Surya Paloh menjelaskan hingga kini partai NasDem terus memberikan dukungan pemerintahan Presiden Jokowi hingga akhir jabatannya.

"Jadi arti bagi NasDem memberikan statement, memberikan dukungan atas kepemimpinan beliau ini bukan hanya retorika dan kepentingan sesaat. Memang ada keikhlasan lain halnya memang kalau ada kebijakan dari beliau. Nah itu tidak ada masalah bagi saya. Jadi artinya kebijakan yang terbaik," ujarnya.

"Bagaimana kita memprioritaskan kepentingan publik yang merindukan pemerintahan yang kuat tapi tetap menjaga empati, nurani publik yang terjaga untuk suatu keadaan yang seperti ini. Saya pikir itu yang kita mau saya capai dan saya yakin itu ada. Masih tetap kuat di diri seorang Presiden Jokowi," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: