Peringatan Hari Kanker Anak: Ini Sejarah Hingga Makna Seruannya, Kemenkes: Kanker Anak di Indonesia Capai 11 Ribu
Hari Kanker Anak Sedunia-Foto/Pixabay/picjumbo_com / -
Acara yang diperingati setiap tahun ini, dimulai pada tahun 2002 oleh Childhood Cancer International, sebuah jaringan global dari 183 organisasi induk, kumpulan penyintas kanker anak, kelompok pendukung kanker anak, dan perkumpulan kanker, di lebih dari 94 negara di 5 benua.
Hari Kanker Anak Sedunia didasarkan pada keyakinan inti Childhood Cancer International (CCI) bahwa setiap anak dan remaja penderita kanker berhak mendapatkan perawatan medis dan psikososial terbaik, terlepas dari negara asal, ras, status keuangan, atau kelas sosial.
Hal ini juga didasarkan oleh kematian akibat kanker pada masa kanak-kanak dapat dihindari, dengan diagnosis yang tepat waktu dan akurat, ketersediaan dan akses ke obat-obatan penting yang berkualitas serta pengobatan dan perawatan yang tepat.
Di Indonesia Masih Banyak Kasus Kanker Anak
Kabarnya, jumlah kasus kanker anak di Indonesia mencapai puluhan ribu tiap tahunnya. Hal ini tentu saja sangat mengkhawatirkan.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dalam agenda Hari Kanker Anak Internasional 2023 'Through Their Hands' membenarkan hal ini.
Katanya, setiap tahunnya 3 persen dari sekitar 389 ribu, anak di Indonesia teridentifikasi mengindap kanker.
"Setiap tahun yang teridentifikasi kanker di indonesia 389-an ribu setahun itu untuk seluruh cancer. Anak-anak kasus barunya sekitar 11 ribu, 3 persen dari total kasus, tapi diprediksi angkanya jauh lebih banyak dari ini," ujar Menkes, Rabu 15 Februari 2023.
Menteri Kesehatan RI itu juga menjelaskan survival rate atau angka kesembuhan pasien kanker di Indonesia hanya sekitar 30 persen. Jauh berbeda dari luar negeri yang bisa mencapai 70 persen.
Kondisi tersebut didasari karena penanganan dan pengobatan kanker cenderung dilakukan pada stadium lanjut sehingga tingkat kesembuhan pasien menjadi jauh lebih rendah.
Belum lagi beban biaya yang harus dikeluarkan pasien kanker akan jauh lebih besar ketika diketahui saat stadium lanjut.
"Yang paling penting adalah deteksi dini, bukan pengobatan. Paling penting promotif-preventif, bukan kuratif," ucapnya.
Budi juga menjelaskan bahwa kanker bisa disembuhkan asal diagnosis lebih awal. Ia mengimbau kepada seluruh pihak untuk lebih sadar akan diagnosis dini kanker anak.
Kemenkes sudah sering melalukan upaya pencegahan untuk skrining kanker khususnya leukemia yang bisa dilakukan di Puskesmas.
Harapannya adalah agar penyakit ini semakin dini terdeteksi sehingga tingkat kesembuhannya bisa lebih tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: