Diduga Tipu Jemaah Umrah, Travel Naila Raup Untung Puluhan Miliar Rupiah

Diduga Tipu Jemaah Umrah, Travel Naila Raup Untung Puluhan Miliar Rupiah

Salah Seorang Korban Penipuan Travel Umrah-Rafi Adhi Pratama-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Kerugian korban dalam kasus penipuan yang diduga dilakukan travel umrah PT. Naila Safaah Wisata Mandiri, disebut mencapai puluhan miliar rupiah.

Kasubdit Keamanan Negara (Kamneg) Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Joko Dwi Harsono mengatakan kerugian jemaah umrah yang tertipu ditaksir Rp91 Miliar.

"Kemudian kerugian yang sudah kita himpun dari beberapa laporan polisi itu ada Rp91 miliar lebih itu dalam berupa uang," katanya kepada awak media.

BACA JUGA:Tersangka Penipuan Ratusan Umrah Ditangkap, Kepulangan Jamaah ke Tanah Air Tidak Jelas

Disebutkan kini pihaknya menemukan aset milik perusahaan travel umrah. Di antaranya seperti rumah, mobil dan barang-barang elektronik.

Menurutnya, jumlahnya aset tersebut akan bertambah lantaran penyidikan yang masih dilakukan oleh kepolisian.

"Iya itu masih bisa berkembang karena memang diduga cabangnya banyak dimana mana dan kami yakin banyak korban yang belum melaporkan," ucapnya.

Diketahui, Travel umrah PT Naila Safaah Wisata Mandiri yang diduga menipu jemaahnya disebut miliki ratusan cabang.

Kasubdit Harda Ditrektorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kompol Ratna Quratul Ainy mengatakan travel tersebut miliki lebih dari 300 cabang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

BACA JUGA:Rian Mahendra Mau Pecat Karyawan PO Kencana yang Tidak Patuhi Aturan Baru, Alasannya Diungkap Jelas

"Informasi terakhir sekitar 300-an dan mungkin akan terus bertambah. Itu tersebar seluruh Indonesia selama ini. Kami akan terus dalami dan kembangkan," katanya kepada awak media, Rabu 29 Maret 2023.

Diungkapkannya, tidak semua kantor cabang travel umrah PT Naila tersebut memiliki izin resmi dari Kementerian Agama (Kemenag).

Disebutkannya, banyaknya cabang travel tersebut diduga membuat para pelaku mencari para calon jemaah haji yang hendak dijadikan korban penipuan.

"Yang resmi sekitar 40 cabang lebih, tapi yang belum terdaftar sekitar 300-an," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: