Macron: Saya Sadar Mereka Memilih Bukan Karena Ide

Macron: Saya Sadar Mereka Memilih Bukan Karena Ide

Emmanuel Macron terpilih kembali menjadi Presiden Prancis-Tangkapan Layar/@Youtube/France24English-

Dia khawatir keterasingan yang dia rasakan semakin dalam jika pemimpin sayap kanan Marine Le Pen memenangi pemilihan presiden pada Minggu.

Desakan Le Pen agar wanita Muslim dilarang mengenakan hijab di ruang publik, kata Troadec, akan menjadi tindakan diskriminasi terhadap Muslim seperti dirinya yang tunduk pada nilai-nilai sekularisme Prancis.

”Saya benar-benar takut Le Pen menang," kata Troadec, yang menjalani bisnis perawatan anak di Paris. Jika itu terjadi, saya tak yakin seperti apa kehidupan ini di kemudian hari," imbuhnya. 

Berharap bisa mencegah Le Pen meraih kekuasaan, dia akan memilih Macron, tapi dengan penuh keberatan dan keterpaksaan. 

Rekam jejak sang presiden terhadap Islam membuatnya sangat kecewa dan yakin bahwa sentimen anti-Muslim sedang bangkit di Prancis.

Data mendukung apa yang dia rasakan. Angka dari kementerian dalam negeri menunjukkan kenaikan tajam kasus diskriminasi dan tindakan anti-Muslim lainnya pada 2021, bahkan ketika kasus pada keyakinan lain mengalami penurunan.

Dia menggambarkan memilih Le Pen atau Macron sebagai presiden seperti pilihan antara islamofobia dan islamofobia.

Macron mengatakan dia akan melawan apa yang disebutnya separatisme kaum Islam dan membela sekularisme Prancis, yang dia katakan memberi hak kepada setiap orang untuk menjalani keyakinannya. 

Dia mengatakan dia menentang pelarangan simbol-simbol agama di ruang publik.

Le Pen ingin di ruang publik orang-orang dilarang pemakaian hijab, tapi mengizinkan simbol-simbol agama lain seperti kippa, tutup kepala Yahudi. Dia berjanji memerangi "ideologi Islam" yang disebutnya "totaliter".

Selama 5 tahun terakhir, pemerintah Macron telah mengesahkan sejumlah undang-undang dan aturan untuk mengatasi ekstremisme agama dan menjaga nilai-nilai sekuler nasional. 

Namun hal itu telah membuat banyak Muslim seperti Troadec merasa bahwa islamofobia sedang bangkit.

Rekan Troadec, Sherazade Rouibah, mengatakan dirinya tahu bahwa tawaran Macron kepada pemilih Muslim dalam dua putaran pemilihan bersifat sinis.

Macron pekan lalu memberi ucapan selamat kepada seorang wanita muda Muslim di Strasbourg yang mengenakan hijab karena menyebut dirinya seorang feminis.

Yang jelas, pemilih Muslim tidak akan memilih Macron dalam satu blok. Persepsi bahwa Macron telah mengadopsi kebijakan sayap kanan dalam ekonomi dan politik identitas, bahwa dia "presiden kaum berada" dan jauh dari rakyat akan mendorong sebagian orang untuk memilih Le Pen, dan sebagian lainnya tidak memberikan suara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: afp

Close Ads