15 Perempuan Muslim Inspiratif Dunia, Mulai dari Khadijah Hingga Tjut Nyak Dien

15 Perempuan Muslim Inspiratif Dunia, Mulai dari Khadijah Hingga Tjut Nyak Dien

15 Perempuan Muslim Inspiratif Dunia, Mulai dari Khadijah hingga Cut Nyak Dien-Ilustrasi/Instagram-

Beragam topik yang disajikan dengan berkualitas oleh para ilmuwan terkemuka akhirnya mampu menarik perhatian para pelajar dari berbagai belahan dunia.

Sejak itulah, aktivitas keilmuan di Masjid Al-Qarawiyyin berubah menjadi kegiatan keilmuan bertaraf perguruan tinggi. Pada tahun 859, berdirilah universitas alias jami'ah pertama Al-Qarawiyyin (Jami'ah Al-Qarawiyyin).

Guinness Book of World Records pada 1998 menempatkan Universitas Al-Qarawiyyin sebagai perguruan tinggi tertua dan pertama di dunia yang menawarkan gelar kesarjanaan.

Sebelum menjadi Paus Sylvester II, Gerbert of Aurillac sempat menimba ilmu di universitas ini. Ia mempelajari matematika dan kemudian memperkenalkan penggunaan nol dan angka Arab ke Eropa.

Bahkan, universitas ini secara tak langsung memicu proses Renaisans di peradaban Barat pada ke-15 M, melalui kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang ditransfer para ilmuwan Muslim yang belajar atau yang mengajar di universitas itu. Majalah Time edisi 24 Oktober 1960 menyebut obor Renaisans berasal dari Fez, Maroko.

11. Lubna dari Kordoba (wafat 984)

Awalnya seorang gadis budak asal Spanyol, Lubna naik menjadi salah satu tokoh terpenting di istana Umayyah di Cordoba.

Dia adalah sekretaris istana khalifah ‘Abd al-Rahman III (w. 961) dan putranya al-Hakam bin ‘Abd al-Rahman (w. 976).

Lubna juga seorang ahli matematika yang terampil dan memimpin perpustakaan kerajaan, yang terdiri dari lebih dari 500.000 buku.

Menurut cendekiawan Andalusia yang terkenal, Ibn Bashkuwal: “Dia unggul dalam menulis, tata bahasa, dan puisi. Pengetahuannya tentang matematika juga sangat besar dan dia juga mahir dalam ilmu-ilmu lain. Tidak ada seorang pun di istana Umayyah yang sehebat dirinya.”

12. Fatimah binti Muhammad bin Ahmad al-Samarqand (wafat.1185)

Fatimah merupaka putri seorang ahli hukum Hanafi terkenal Abu Manshur Muhammad bin Ahmad al-Samarqand yang menulis kitab Tuhfat al-Fuqaha’ dari Asia Tengah.

Fatimah adalah seorang ahli Al-Qur’an, hadis, fikih, teologi dan tata bahasa pada saat dia mencapai usia dewasa.

Dia memenuhi syarat untuk mengeluarkan fatwa. Dirinya diakui sebagai salah satu perempuan terpelajar abad ke-12 oleh orang-orang sezamannya dan pendapat hukumnya dihargai oleh banyak penguasa.

Dia menikah dengan ‘Ala’ al-Din Abu Bakr bin Mas‘ud al-Kasan (w. 1191), ahli hukum Hanafi terkemuka lainnya dan penulis kompendium hukum berjudul Bada‘i al-Shana’i‘ fi Tartib al-Syara’i‘. Tak lama setelah pernikahan mereka, pasangan itu melakukan perjalanan melintasi dunia Islam sampai mereka menetap di Aleppo, di mana mereka berdua memantapkan diri sebagai ulama terkemuka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait