Jelang Rilis Data Inflasi, Nilai Tukar Rupaih Terhadap Dolar AS Hari Ini Diprediksi Melemah

Jelang Rilis Data Inflasi, Nilai Tukar Rupaih Terhadap Dolar AS Hari Ini Diprediksi Melemah

Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS-ilustrasi-JPNN

JAKARTA, DISWAY.ID - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangn hari ini, Rabu 10 Mei 2023 berisiko melemah.

Itu disebabkan, investor menunggu data inflasi baru terkait prospek ekonomi dan kemungkinan kenaikan suku bunga Federal Reserve

Pada penutupan perdagangan kemarin, Selasa 9 Mei 2023 rupiah ditutup melemah 0,21 persen ke Rp14.742 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS ditutup menguat tipis 0,2 persen ke 101,63. 

Sedangkan nilai tukar dolar AS naik tipis terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB).

BACA JUGA:Genjot Ekonokomi Digital, Kominfo Gelar Gerakan Nasional 1000 Startup di Daerah

Hal itu lantaran investor melihat tidak ada terobosan langsung pada pembicaraan pagu utang AS, serta pasar juga melihat data inflasi baru untuk gambaran yang lebih jelas tentang prospek ekonomi dan kemungkinan kenaikan suku bunga Federal Reserve. 

Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama saingannya, memangkas kenaikan yang membawanya ke level tertinggi hampir satu minggu di awal sesi, dan terakhir terlihat di 101,63 atau naik 0,2 persen dalam perdagangan sore. 

"Saya percaya kita akan melihat mungkin sedikit pandangan terbaik (pada plafon utang), hanya memastikan bahwa masing-masing pihak sedikit menjadi kaki tangan mereka," kata John Doyle, wakil presiden perdagangan dan transaksi di Monex USA dikutip Antara. 

BACA JUGA:Real Madrid Ditahan Imbang Manchester City 1-1, Ancelotti: Kami Harusnya Layak Menang!

"Jadi menurut saya kita tidak akan melakukan terobosan hari ini. Dan mungkin itulah mengapa dolar sedikit lebih kuat," sambungnya.

"Secara keseluruhan, dalam jangka panjang, kami melihat kesepakatan sudah selesai," imbuhnya.

Rilis data inflasi AS yang diawasi ketat pada Rabu pekan ini kemungkinan akan mengatur suasana pasar, setelah data pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan minggu lalu. 

"Setiap perubahan kebijakan Federal Reserve harus ditimbang dengan latar belakang gejolak baru-baru ini di sektor perbankan AS dan kebuntuan politik di Washington ketika mengangkat plafon utang negara dan menghindari gagal bayar, kata para analis. 

BACA JUGA:117 Unit Ioniq 5 Dukung KTT ASEAN 2023 Labuan Bajo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: