Airlangga Bawa Satgas Debottlenecking, Dijamin Bikin Investor AS Betah Investasi di Indonesia

Airlangga Bawa Satgas Debottlenecking, Dijamin Bikin Investor AS Betah Investasi di Indonesia

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menggelar dialog strategis dengan United States-ASEAN Business Council (USABC) di Washington DC, Amerika Serikat, Senin (22/12/2025).-Dok. Kemenko Perekonomian-

WASHINGTON, DISWAY.ID - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menggelar dialog strategis dengan United States-ASEAN Business Council (USABC) di Washington DC, Amerika Serikat, Senin (22/12/2025).

Dalam pertemuan tersebut, Airlangga menegaskan komitmen pemerintah untuk menyelesaikan hambatan investasi melalui Satgas Debottlenecking.

BACA JUGA:Airlangga Targetkan Perjanjian Tarif Resiprokal RI–AS Rampung Januari 2026

BACA JUGA:Sinergi Kemenpora dan Kemenpar Optimalkan Potensi Sport Tourism

Pertemuan yang dihadiri sekitar 20 perusahaan raksasa AS seperti Freeport, Citi, Visa, hingga Cargill ini bertujuan menyerap masukan langsung terkait perundingan perdagangan resiprokal (Agreements on Reciprocal Trade/ART) antara RI dan AS.

“Telah dibentuk Satgas Debottlenecking yang secara khusus ditujukan untuk menyelesaikan semua hambatan yang dialami dunia usaha di Indonesia,” jelas Menko Airlangga di hadapan para pengusaha AS, seperti dikutip dari keterangan resmi, pada Selasa (23/12/2025).

Airlangga menyampaikan bahwa perundingan ART telah mencapai kesepakatan pada isu-isu utama. Dokumen tersebut dijadwalkan akan ditandatangani oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Donald Trump sebelum akhir Januari 2026.

“Hasil pertemuan dengan USTR telah menyepakati isu-isu utama dan isu teknis yang menjadi substansi dalam dokumen ART. Karena itu dokumen ART akan ditandatangani oleh Presiden Prabowo dan Presiden Trump sebelum akhir Januari 2026,” tegas Airlangga.

Dalam kesepakatan tersebut, Indonesia berkomitmen memberikan akses pasar bagi produk AS serta mengatasi hambatan non-tarif. Sebagai timbal balik, Amerika Serikat akan memberikan pengecualian tarif bagi produk ekspor unggulan Indonesia yang tidak diproduksi di AS, seperti minyak kelapa sawit, kakao, kopi, dan teh.

BACA JUGA:Transaksi QRIS Tembus 58 Juta, Menko Airlangga: Jauh Lampaui Pengguna Kartu Kredit

Selain membahas perdagangan, dialog tersebut juga membuka peluang investasi baru di bidang alat kesehatan, keuangan digital, hingga alutsista dengan melibatkan perusahaan seperti GE Healthcare, Chubb, Visa, PepsiCo, dan Lockheed Martin.

Perwakilan USABC menyambut baik perkembangan ART ini dan menyatakan komitmennya untuk mengawal implementasi hasil negosiasi di lapangan. Perkembangan kerja sama dagang ini dinilai memperkuat sinyal bahwa Indonesia tetap menjadi tujuan investasi yang kompetitif dan menjanjikan di pasar global. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads