Jelang 1 Muharram, Inilah Deretan Doa Akhir Tahun yang Mustajab

Jelang 1 Muharram, Inilah Deretan Doa Akhir Tahun yang Mustajab

Deretan doa akhir tahun yang mustajab-Membaca doa/Ilustrasi-

JAKARTA, DISWAY.ID-Seorang penggiat kajian islam bernama Zainuddin Lubis menuliskan doa-doa dari sejumlah kitab.

Doa - doa tersebut menurutnya, tepat dibaca pada akhir tahun Hijriah, menjelang Tahun Baru Hijriah, 1 Muharram yang jatuh pada 19 Juli 2023. 

Zainuddin dalam tulisannya mengatakan bahwa, pada akhir tahun, umat Islam di seluruh dunia memasuki periode istimewa yang memberikan kesempatan untuk introspeksi, memperbaiki diri, dan memohon ampunan dari Allah SWT. 

BACA JUGA:Waktu yang Tepat Baca Doa Akhir dan Awal Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 H, Jangan Sampai Kelewatan!

"Ini adalah waktu yang tepat untuk merefleksikan perjalanan spiritual selama setahun yang telah berlalu, mengevaluasi amal perbuatan, serta merencanakan untuk menjadi lebih baik di masa depan," katanya dalam keterangan yang dikutip Selasa 18 Juli 2023. 

Pria asal Ciputat ini mengatakan, selain muhasabah diri, di akhir tahun umat Islam juga dianjurkan untuk berdoa. 

BACA JUGA:Kapan Puasa 1 Muharram 2022? Simak Jadwal dan Bacaan Niat Lengkapnya Di Sini

Berdoa di akhir tahun memiliki makna dan manfaat tersendiri bagi umat Islam yang ingin menutup tahun dengan berkah dan membuka pintu baru di tahun yang akan datang. 

Dalam Islam lanjut dia, seorang muslim seyogianya merenungkan perbuatan mereka, memohon ampun, dan berusaha memperbaiki diri. Berdoa di akhir tahun adalah salah satu cara untuk mencapai hal tersebut.

BACA JUGA:1 Muharram 2022 Jatuh Tanggal Berapa? Simak Doa Mustajab di Akhir dan Awal Tahun Baru Islam

Berikut ini 5 doa yang mustajab dan bisa dibaca ketika berada pada akhir tahun hijriah.

Pertama, doa akhir tahun yang bersumber dari Habib Usman bin Yahya al-‘Alawi, seorang Mufti Betawi pada abad ke-20 dalam kitab Maslakul Akhyar. Ini doanya;

اَللّٰهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هٰذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَحَلُمْتَ فِيْها عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ وَدَعَوْتَنِيْ إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِيْ عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي اسْتَغْفَرْتُكَ فَاغْفِرْلِيْ وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنِي عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ 

Allâhumma mâ ‘amiltu min ‘amalin fî hâdzihi sanati mâ nahaitanî ‘anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fîhâ ‘alayya bi fadhlika ba‘da qudratika ‘alâ ‘uqûbatî, wa da‘autanî ilat taubati min ba‘di jarâ’atî ‘alâ ma‘shiyatik. Fa innî astaghfiruka, faghfirlî wa mâ ‘amiltu fîhâ mimmâ tardhâ, wa wa‘attanî ‘alaihits tsawâba, fa’as’aluka an tataqabbala minnî wa lâ taqtha‘ rajâ’î minka yâ karîm.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: nu online