Mengenal Virus Eris, Varian Baru yang Memicu Lonjakan Kasus Covid-19 di Dunia

Mengenal Virus Eris, Varian Baru yang Memicu Lonjakan Kasus Covid-19 di Dunia

Varian Eris telah memicu lonjakan kasus Covid-19 di berbagai belahan dunia-Foto/Pixabay/MintBlack4u-Berbagai sumber

JAKARTA,DISWAY.ID - Pandemi Covid-19 telah menguji ketahanan dunia dalam berbagai aspek. Sejak awal merebaknya virus SARS-CoV-2, banyak varian baru muncul yang memiliki potensi untuk menyebabkan lonjakan kasus. 

Salah satu varian terbaru yang menjadi sorotan adalah varian Eris (EG.5.1) yang diyakini telah memicu lonjakan kasus Covid-19 di berbagai belahan dunia, khususnya di Asia dan kini tengah melonjak di Inggris.

Apa Itu Varian Eris?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah mengklasifikasikan Eris sebagai varian dalam pengawasan. Saat ini, kemunculan varian Eris telah terdeteksi di berbagai belahan dunia, khususnya di Asia. 

BACA JUGA:Aturan Baru! Syarat Berangkat Haji Bakal Diperketat Mulai 2024, Menag Yaqut Jelaskan Mekanismenya

Prevalensi varian Eris mencapai sekitar 20 persen dari total sekuens Covid-19 yang beredar di Asia, 10 persen di Eropa, dan tujuh persen di Amerika Utara.

Varian Eris merupakan turunan dari varian Omicron. Sejauh ini, belum ada indikasi yang menunjukkan bahwa Eris jauh lebih buruk dibandingkan varian orisinal Omicron

WHO juga belum mengklasifikasikan Eris sebagai varian yang dikhawatirkan alias variant of concern.

Mengapa Varian Eris Memicu Lonjakan Kasus?

Lonjakan kasus Covid-19 yang disebabkan oleh varian Eris terutama disebabkan oleh sejumlah faktor yang meliputi:

1. Kecepatan Penularan yang Lebih Tinggi: 

Varian Eris memiliki sifat yang memungkinkannya untuk lebih cepat menular dibandingkan varian sebelumnya. Ini membuat virus lebih mudah menyebar di antara populasi dan berpotensi menyebabkan klaster infeksi yang lebih besar.

BACA JUGA:Kecelakaan Kereta Api di Pakistan, Puluhan Penumpang Tewas dan Banyak Korban Alami Luka Berat

2. Potensi Penghindaran Kekebalan: 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: