Nama Prabowo Diseret ke dalam Konflik AS dan Tiongkok

Nama Prabowo Diseret ke dalam Konflik AS dan Tiongkok

Prabowo tandatangan nota MoU 24 unit Pesawat Tempur -Istimewa/Disway.id-

JAKARTA, DISWAY.ID - Nama Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto tengah 'diseret' kedalam polemik antara Amerika Serikat dengan Tiongkok.

Hal itu bermula dari keterangan pers yang disampaikan oleh Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) yang menyebutkan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto sama-sama berpandangan bahwa klaim maritim Tiongkok yang ekspansif di Laut China Selatan tidak konsisten dengan hukum internasional.

Sontak, pernyataan itu dibantah oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin. Menurutnya, Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto tidak pernah menyebut ada tindakan ekspansi Tiongkok di Laut China Selatan.

"Kami mencatat bahwa tidak ada konten seperti itu yang dapat ditemukan dalam siaran pers Kementerian Pertahanan Indonesia pada pertemuan yang sama," kata Wang Wenbin dalam keterangan kepada media di Beijing. 

BACA JUGA:Cara Naik Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) Gratis, Simak Syarat dan Ketentuannya

"Kedutaan Besar Tiongkok di Indonesia telah berkomunikasi dengan pihak Indonesia, yang menyatakan bahwa apa yang disampaikan pihak AS tidak benar," sambungnya.

Sebelumnya, rilis yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan AS pada Sabtu 26 Agustus menerangkan hasil pertemuan Austin dan Prabowo, yaitu pandangan Indo-Pasifik Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (AOIP) sejalan dengan pandangan Indo-Pasifik AS.

Tujuannya adalah mewujudkan pertahanan, keamanan, ketenteraman, kesejahteraan, dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.

Rilis yang sama menyebutkan bahwa Kementerian Pertahanan AS memantau kegiatan Tiongkok di Laut China Selatan yang semakin ekstensif dan ekspansif, serta menyebut tindakan itu melanggar Piagam PBB yang menegaskan bahwa batas-batas kedaulatan setiap negara harus dihormati.

"Ini bukan pertama kalinya hal seperti ini terjadi. Saya bertanya-tanya apakah ini merupakan contoh lain dari diplomasi koersif atau diplomasi kebohongan atau diplomasi hasutan yang dilakukan AS," ungkap Wang Wenbin.

BACA JUGA:Lengkap! Jadwal Seleksi CPNS dan PPPK 2023, Pendaftaran Hanya Lewat Link Ini

Menurut Wenbin, negara-negara di kawasan sudah memiliki aspiran dan kepentingan yang sama untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan serta bekerja sama untuk pembangunan.

"AS perlu sungguh-sungguh menghormati upaya negara-negara di kawasan untuk menegakkan perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan. Berhenti ikut campur dalam permasalahan Laut China Selatan, berhenti menimbulkan perselisihan dan menciptakan masalah, serta menahan diri untuk tidak mengganggu perdamaian dan stabilitas di kawasan," tegas Wenbin.

Menhan Prabowo Subianto diketahui melawat ke AS pekan lalu untuk menandatangani nota kesepahaman (MoU) tentang komitmen pembelian 24 unit pesawat tempur F-15EX, jet tempur terbaru generasi 4.5 di markas besar Boeing di St. Louis, Missouri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: