Mengkudeta Gus Dur, Isu Politik Tidak Konsisten

Mengkudeta Gus Dur, Isu Politik Tidak Konsisten

KH Imam Jazuli Lc--

Sampai di sini, kita bisa mengatakan bahwa konflik politik di internal PKB pada tahun 2008 bukan tentang Muhaimin Iskandar yang mengkudeta Gus Dur. Sebaliknya, Gus Dur lah yang mengkudeta Muhaimin Iskandar. Ada banyak alasan: pertama, Gus Dur menjalankan politik kudeta, baik kepada Alwi Shihab, Saifullah Yusuf, dan pada gilirannya kepada Muhaimin Iskandar. Dalam kesempatan lain, penulis akan membahas bagaimana Gus Dur juga mengkudeta Matori Abdul Jalil.

Kedua, demi menyelamatkan PKB, maka Muhaimin Iskandar diperintahkan oleh kiai-kiai sepuh seperti Kiai Sahal Mahfudz dan Kiai Hasyim Muzadi untuk melawan, sebagaimana Alwi Shihab dan Saifullah Yusuf juga melawan Gus Dur. Informasi ini penulis dapatkan langsung dari Cak Imin saat sowan ke pesantren Bina Insan Mulia (Bima), Cirebon, tempo hari.

Hanya saja, belajar pada kegagalan perlawanan Alwi Shihab dan Saifullah Yusuf terhadap Gus Dur, maka Cak Imin tidak mau mengulangi kesalahan perlawanan pendahulunya. Cak Imin memilih untuk membentuk MLB PKB di Ancol, dan segera menempuh jalur hukum di pengadilan. Akhirnya, Cak Imin menang. Sedangkan Alwi Shihab dan Saifullah Yusuf tidak menghasilkan banyak perubahan pada organisasi PKB.

Terlepas dari semua itu, dunia politik adalah dunianya kudeta-mengkudeta. Jika anda mengkudeta orang lain, maka tunggu giliran anda dikudeta oleh orang lain. Ini yang dialami Gus Dur. (*)

*) Penulis adalah Alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; Alumni Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia); Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: