Cegah Bullying dan Tawuran, Polri Gelar Seminar di Sekolah

Cegah Bullying dan Tawuran, Polri Gelar Seminar di Sekolah

Polri melalui Polsek Pondok Aren memberikan edukasi kepada masyarakat bekerjasama dengan SMP Pembangunan Jaya Bintaro dan menggandeng Biro Psikologi Polri menggelar seminar anti bullying dan tawuran pelajar.-Istimewa/Rafi Adhi Pratama-

TANGSEL, DISWAY.ID - Mencegah maraknya kasus bullying, Polri melalui Polsek Pondok Aren memberikan edukasi kepada masyarakat bekerjasama dengan SMP Pembangunan Jaya Bintaro dan menggandeng Biro Psikologi Polri menggelar seminar anti bullying dan tawuran pelajar.

Seminar bertemakan 'Pencegahan Bullying dan Kekerasan Antar Pelajar' digelar di SMP Pembangunan Jaya di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Rabu (11/10).

Dalam seminar itu hadir Kombes Cucuk Trihono yang merupakan seorang psikolog sekaligus menjabat sebagai Kabagpsipol Biro Psikologi SSDM Polri.

BACA JUGA:Ayatollah Ali Khamenei Bantah Iran Ikut Terlibat dalam Serangan Hamas ke Israel

Dalam kesempatan ini, Kombes Cucuk Trihono menjelaskan ada tiga tugas utama Biro Psikologi Polri terkait kasus bullying, yakni pendampingan psikologis kepada korban bullying, pemeriksaan dan pendampingan psikologis kepada pelaku bullying dan psikoedukasi kepada masyarakat mengenai dampak negatif bullying.

Kapolsek Pondok Aren Kompol Bambang Askar Sodiq mengatakan dirinya mengapresiasi terselenggaranya seminar yang banyak diisi dengan permainan tersebut.

"Kegiatan kali ini lebih banyak mengedepankan pelibatan anak murid dalam bentuk permainan. Diharapkan dengan permainan tersebut, mereka akan lebih saling mengenal akan temen, guru, dan lingkungan di mana mereka berada," katanya kepada awak media, Kamis 12 Oktober 2023.

Diharapkannya dengan adanya kegiatan tersebut dapat menyebarkan energi baik ke dalam jiwa orang lain, sehingga terciptalah rasa saling menghormati antar sesama.

BACA JUGA:Kekuatan Indonesia di Atas Brunei Darussalam, Shin Tae-yong: 'Tidak Ada Kamus Remehkan Lawan!'

Dijelaskannya , adanya kegiatan tersebut lantaran berdasarkan data dari Federasi Serikat Guru Indonesia, posisi Indonesia saat ini berada pada urutan kelima dari 78 negara dengan pelajar paling banyak mengalami bullying atau perundungan.

Banyak dampak negatif yang mengiringi kasus bullying, terutama bagi korban. Ada yang berdampak ringan berupa trauma hingga dampak berat berujung kematian.

Diungkapkannya , contohnya siswa SD di Palangka Raya mengalami trauma karena sering mengalami perundungan di sekolah; siswa MTsN di Blitar tewas di dalam kelas usai di-bully kawannya sendiri; siswa MTs tewas setelah dianiaya sembilan teman sekolahnya di Kotamobagu, Sulawesi Utara; dan siswa SD gantung diri gara-gara sering di-bully tidak punya ayah.

Bahkan ada pula dampak negatif bullyng yang menyebabkan korbannya menjadi sulit mengendalikan emosi atau menjadi beringas, contohnya siswa SMA di Banjarmasin tikam teman imbas sering di-bully dan siswa SMP di Temanggung bakar sekolah karena kerap di-bully.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: