Bandara Pertama di Indonesia Terapkan Program NLE adalah Juanda Surabaya
Bandara Pertama di Indonesia Terapkan Program NLE adalah Juanda Surabaya-AP1-
JAKARTA, DISWAY.ID-- Bandara Juanda Surabaya, salah satu Bandara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura/AP I (Persero), ditetapkan sebagai pilot project (proyek percontohan) implementasi program penataan ekosistem logistik nasional atau national logistics ecosystem (NLE).
Bandara Juanda Surabaya sekaligus menjadi bandara AP I dan bandara pertama di Indonesia yang menerapkan program NLE.
BACA JUGA:Imbas Covid-19 Naik di ASEAN, Bandara Soetta Bakal Menganjurkan Pakai Masker Lagi
Program NLE merupakan program Pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja logistik nasional, memperbaiki iklim investasi, serta meningkatkan daya saing perekonomian nasional.
Program ini diatur melalui Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) Nomor 5 tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional.
"AP I berkomitmen untuk mendukung sepenuhnya implementasi program NLE, dengan tujuan utama untuk meningkatkan efisiensi proses distribusi kargo dan logistik nasional,” ujar Direktur Komersial dan Pelayanan AP I, Dendi T. Danianto, pada Rabu 13 Desember 2023.
BACA JUGA:Bandara Soetta Kembali Terapkan Wajib Masker Gara-gara Kasus Covid Melonjak Lagi
“Dengan proses bisnis yang semakin efisien, maka hal ini akan turut berdampak positif terhadap efektivitas layanan kargo, peningkatan cargo throughput, serta pada akhirnya bermuara pada peningkatan pendapatan perusahaan," tambahnya.
Melalui penetapan ini, Bandara Juanda Surabaya mulai menerapkan pilar keempat dari program NLE, yakni penataan tata ruang kepelabuhan dan jalur distribusi barang.
Implementasi dari pilar keempat ini adalah melalui penerapan tempat pemeriksaan fisik terpadu (TPFT) sebagai lokasi joint inspection pemeriksaan bea cukai dan karantina, serta stakeholders terkait.
Dendi juga menambahkan, fasilitas TPFT di Bandara Juanda Surabaya saat ini telah selesai 100 persen secara fisik, serta telah mempersiapkan prosedur baru terkait pergerakan barang yang telah disepakati oleh para stakeholders.
BACA JUGA:Lonjakan Penumpang Nataru 2023/2024 di Bandara Soekarno-Hatta Diperkirakan Capai 12,5%
AP I juga telah menyampaikan perubahan lay-out daerah keamanan terbatas (DKT) kepada Direktorat Keamanan Penerbangan (Dirkampen).
Melalui implementasi TPFT tersebut, proses bisnis pelayanan logistik di Bandara Juanda Surabaya menjadi lebih efisien, yakni melalui pengurangan proses bisnis dari delapan proses menjadi enam proses, pengurangan titik bongkar muat dari tiga titik menjadi satu titik, pengurangan proses pembongkaran logistik dari dua proses menjadi satu proses.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: