Densus 88 Bongkar Modus Baru Penyelundupan Dana Teroris Via Kripto Senilai Rp 6 Miliar

Densus 88 Bongkar Modus Baru Penyelundupan Dana Teroris Via Kripto Senilai Rp 6 Miliar

Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri berhasil membongkar modus baru penyelundupan dana teroris.-dok disway-

JAKARTA, DISWAY.ID - Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri berhasil membongkar modus baru penyelundupan dana teroris.

Juru bicara Densus 88 Kombes Aswin Siregar mengatakan dana teroris tersebut diselundupkan dengan menggunakan aset virtual atau dikenal cryptocurrency (mata uang kripto).

Terbongkarnya modus ini setelah penyidik berhasil melacak hasil penggalangan dana Anshor Daulah (AD). 

BACA JUGA:Terungkap Skandal Kecurangan Daihatsu, Ada di Model Toyota Produksi Indonesia

BACA JUGA:Pidato Zulhas Soal 'Amin' dan Tahiyat Dua Jari Banyak Dikecam, Kiai Cholil Nafis: Candaannya Kering!

“Kemudian ada satu kasus, yang melibatkan fundraising AD itu besar, hampir Rp6 miliar (pakai) krypto. Dikirim ke Suriah, dari sini (Indonesia) ke sana,” kata Aswin kepada wartawan di Bareskrim, Rabu, 20 Desember 2023.

Selain kasus pengungkapan penggalangan dana yang dikirim memakai cryptocurrency, Aswin mengatakan ada juga kasus penggalangan dana senilai Rp 60 juta dan satu kasus yang masih pendalaman.

“Ada tiga kasus yang satu proses penyidikannya masih dalam proses audit atau pengembangan. Jadi jumlahnya belum bisa mereka beritahu ke kita. Yang kedua sekitar Rp 60 juta,” tuturnya.

BACA JUGA:Tok! Vigit Waluyo Resmi Jadi Tersangka Kasus Match Fixing Pertandingan Liga 2 2018

Usai diselidiki, lanjut Aswin, dana itu digunakan untuk memberangkatkan sekelompok orang ke Suriah dan kelompok Ansor Daulah (AD) dengan memanfaatkan yayasan yang disebut World Human Care. 

Aswin menjelaskan terungkapnya penggalangan dana ini berkat hasil kerja sama Indonesia yang gabung dalam Financial Action Task Force (FATF) atau organisasi internasional yang berfokus pada pemberantasan pencucian uang, pendanaan terorisme, dan pendanaan proliferasi senjata pemusnah massal.

“Mudah-mudahan kedepan dengan kita bergabung ke dalam Financial Action Task Force kita makin bisa mengungkap aliran dana yang digunakan untuk tindak pidana terorisme,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: