Tarif KRL Jabodetabek Segera Naik, KAI Ungkap Komponen Tarifnya

Tarif KRL Jabodetabek Segera Naik, KAI Ungkap Komponen Tarifnya

Direktur Utama PT KAI Commuter (KCI) Asdo Artriviyanto memastikan jika tarif KRL Jabodetabek akan naik.-Disway.id/Anisha Aprilia-

JAKARTA, DISWAY.ID - Direktur Utama PT KAI Commuter (KCI) Asdo Artriviyanto memastikan jika tarif KRL Jabodetabek akan naik.

Menurutnya, saat ini KAI masih menunggu pihak regulator, dalam hal ini Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

"Masalah kenaikan tarif nanti pemerintah akan menetapkan. Akan ada kenaikan, ada. Tunggu tanggal mainnya," ujar Asdo di Kantor KAI Commuter, Jakarta, Kamis, 11 Januari 2024.

BACA JUGA:Sinopsis dan Daftar Pemain Film Sehidup Semati, Soroti tentang KDRT dan Perselingkuhan

BACA JUGA:OJK Terbitkan Aturan Baru, Kini Pinjol Tidak Boleh Tagih ke Kontak Darurat Nasabah Atau Denda Rp 15 Miliar

Ia menjelaskan layanan KRL Commuter Line merupakan layanan penugasan public service obligation (PSO).

Pihaknya hanya menjalankan penugasan tersebut saja dan komponen tarifnya juga dihitung langsung oleh Kemenhub.

"Itu masih di level regulator, karena kita operator saja. Kalau sistem kita mengikuti dari regulator, karena kita kan PSO (kewajiban pelayanan publik), kalau pemerintah menetapkan," sambungnya.

BACA JUGA:TNI AD Sebut Gudang yang Jadi Tempat Penyimpanan Ratusan Kendaraan Bodong di Sidoarjo Sudah Tak Digunakan

BACA JUGA:Diam-Diam Travis Scott Cemburu Berat pada Hubungan Kylie Jenner dan Timothee Chalamet

Lebih lanjut, Asdo memaparkan, struktur biaya PSO yang ditentukan Kemenhub terdiri dari biaya operasi mulai dari bahan bakar, perawatan kereta, pembayaran kru, hingga margin keuntungan 10persen untuk KCI.

"Jadi kita ini kan penugasan bahwa pengoperasian ini artinya kita ini biaya operasi semua ditanggung oleh pemerintah, jadi KCI ini mengoperasikan kereta pemerintah melalui penugasan. Jadi pembiayaannya itu adalah biaya operasi semua, baik itu BBM, perawatan, sarana prasarana, termasuk pembayaran krunya, plus margin 10 persen, itu sistem PSO," beber Asdo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: