Disway Gratis

Disway Gratis

Tulisan pertama Dahlan Iskan, yang dibuat 9 Februari 2018. Lima tahun Dahlan Iskan tak pernah absen menulis.--

SUDAH takdirnya Disway harus gratis. Dilahirkannya pun tanpa biaya.

Idenya gratis: dari Mas Joko Intarto. Desain web-nya gratis: dari Mas Gepeng. Server-nya gratis: nebeng punya Mas Iwan. 

Maka menjelang ulang tahun Disway ini saya ingin mengenang yang serbagratis itu. Yang memberi durian gratis saja ditulis –apalagi ini yang meletakkan dasar-dasar sejarah Disway.

Soal Joko Intarto biarlah ia menulis sendiri. Saya justru penasaran dengan Gepeng. Kenapa tidak ada temannya yang ingat nama aslinya: 

Julius Nata Saputra. Ia lahir di Malang dan lulus S1 elektro juga di Malang: dari perguruan tinggi swasta di sana, Universitas Widya Gama.

"Waktu kuliah saya memang kurus. Lalu teman satu kost memanggil saya Gepeng. Terbawa sampai sekarang," ujar Julius.

Gepeng lulus tahun 2004. Pun Iwan yang nama aslinya Edi Hermawan. Juga Yuli Eka Prasetya alias Eka. Tiga orang ini bergabung mendirikan usaha bersama: web developer. Iwan yang menjadi pemegang saham mayoritas. 

Gepeng sebagai yang paling ahli mendesain web jadi dirutnya. Web pertama Disway itu ia bangun hanya dalam waktu dua hari. Nyaris tidak tidur. Bersama Eka. Lalu Iwan menyiapkan server.

Iwan sampai harus kelabakan. Hari pertama Disway terbit server-nya jebol. Terlalu banyak yang mengakses. Di luar perhitungan.

Yang hebat dari tiga orang itu: sampai sekarang masih rukun. Masih utuh bertiga. Usahanya juga makin maju.

"Kami baru buka kantor di Yogyakarta," ujar Gepeng. Di Jogja tenaga terampil di bidang IT sangat banyak. Pun permintaan gajinya tidak tinggi.

Banyak anak muda mendirikan usaha bersama sesama teman sekelas. Lalu kandas. Bertengkar. Bubar. Itu karena mereka berbagi rata: sahamnya sama-sama sepertiga. Persahabatan trio Iwan-Gepeng-Eka langgeng karena salah satu dari mereka mayoritas.

Soal sejarah lahirnya Disway sendiri, biarlah bung Joko Intarto sendiri yang bercerita. Inilah tulisannya. Judulnya: NOSTALGIA DISWAY

***

Selamat datang era metamorfosis media. Tema ini saya kira cocok untuk semua pelaku industri yang saat ini tengah menyiapkan perhelatan akbar: Hari Pers Nasional. Dari luar gelanggang, saya menulis sebuah catatan.

Saya ingat hari ini empat tahun yang lalu: Bersama Mas Ahmad Zaini, Mas Nawie, dan Mas Gepeng, kami berjibaku menyelesaikan website Disway. Hari ini hingga tiga hari kemudian kami sibuk luar biasa. 

Tidak peduli waktu. Handphone on terus. Grup WhatsApp dengan member empat orang itu terus meng-update informasi perkembangan Disway.

Mas Gepeng yang nama aslinya Julius mengerjakan website. Mas Nawie yang nama aslinya Edy Hermawan mengurus server.

Saya mengedit 10 artikel pertama tulisan asli Pak Dahlan Iskan. Mas Zaini membuat web desain dan ilustrasi gambar 10 artikel perdana. "Tanggal 9 Februari 2018 Disway harus online, tepat pukul 09.00 WIB,’’ kata Pak Dahlan.

Website Disway memang disiapkan sangat cepat. Hanya beberapa hari saja. Semua gara-gara Pak Dahlan yang masih ogah-ogahan menulis artikel.

Saat saya datangi di apartemennya di SCBD untuk memintanya menulis lagi. Ia tak goyah. "Saya sudah tidak mau menulis lagi," jawabnya pada kunjungan pertama. 

Saya tahu. Dari nadanya, ia kurang suka. Tapi saya tidak menyerah. Terus mencari akal agar ia setuju menulis lagi. Sedikit muter-muter tidak masalah.

Saya ganti topik. Cerita tentang teman-teman saya wartawan senior yang kebanyakan stroke. "Iya, kok banyak wartawan saat tua kena stroke ya?" kata Pak Dahlan.

Aha! Frekuensi Pak Dahkan sudah sama dengan saya. Berarti bisa masuk ke tujuan semula.

"Kemungkinan karena mereka stres. Biasanya menulis. Tiba-tiba tidak menulis lagi karena tidak punya media," jawab saya asal saja.

"Masuk akal. Sebagai wartawan mereka mengelola banyak informasi. Sudah pensiun pun narasumbernya masih banyak yang memberi info. Pasti ingin menulis. Tapi tidak punya media. Stres," sahut Pak Dahlan.

Ibarat main catur, saya sudah menjalankan pion: Open skak!

"Abah harus hati-hati. Jangan sampai kena stroke karena tidak mau menulis lagi," kata saya dengan keyakinan penuh, Abah menolak berarti skakmat!

"Saya sudah tidak punya koran. Mau menulis di mana?’’ tanya Pak Dahlan setelah diam cukup lama.

"Abah, hari gini mosok masih mau nulis di koran? Berapa orang yang masih mau baca koran? Hari ini zamannya membaca koran digital. Menulislah di website," jawab saya.

"Saya tidak punya website," jawab Pak Dahlan. Kali ini nadanya mulai tinggi. Pertanda tidak senang. Tapi posisi catur masih open skak.

"Saya yang membuatkan website-nya. Saya yang mengelola. Abah saja yang menulis. Saya yang mengedit," jawab saya.

Pak Dahlan akhirnya benar-benar menyerah. "Carikan nama website yang bagus. Kalau saya setuju, saya menulis. Kalau tidak setuju berarti saya tidak akan menulis lagi," jawabnya.

Saya pulang dari apartemen itu dengan perasaan nano-nano. Senang tapi juga senep. Gagal menemukan nama yang disukai berarti mimpi saya untuk menikmati tulisan Pak Dahlan setiap hari harus dikubur dalam-dalam.

Sudah hari ketiga. Nama website itu tak kunjung saya dapatkan. Habis Magrib harus sudah sampai apartemen Pak Dahlan. Mempresentasikan konsep website dengan filosofi namanya.

Saat salat Asar, pikiran saya tidak konsen. Salat tapi pikiran ke mana-mana. Tiba-tiba terlintas nama: Disway. Dahlan Iskan Way. Cerita jalan hidup dan jalan pikiran Dahlan Iskan. Seperti judul buku: The Toyota Way. Itu saja yang disodorkan.

Segera saya kontak Mas Zaini mengabarkan nama Disway. Saya ingatkan agar segera siap-siap ketemu Pak Dahlan lagi. 

Agar lebih lancar, saya belikan oleh-oleh kesukaannya. Seekor ingkung utuh: ayam kremes presto dari di Restoran Ny Lina.

"Apa nama website-nya?" tanya Pak Dahlan.

"Makan dulu Abah. Nanti setelah makan saya akan jelaskan. Pokoknya nama website ini saya temukan di tengah-tengah salat Asar," kata saya.

Pak Dahlan tiba-tiba tertawa. Mungkin jawaban saya lucu. "Berarti Anda tidak salat dengan khusuk," komentarnya.

Saya pun ikut tertawa.

Siasat berhasil. Pak Dahlan makan malam dengan lahapnya. Walau dengan porsi yang sangat sedikit. Saya dan Mas Zaini yang harus menghabiskan semuanya.

"Apa nama website-nya?" tanya Pak Dahlan lagi.

"Disway. Dahlan Iskan Way. Seperti The Toyota Way,’’ jawab saya.

"Nama lainnya apa?" sahutnya.

"Ada yang lain, tapi saya menjagokan Disway saja. Kalau tidak setuju, apa boleh buat," jawab saya. 

"Oke setuju!" jawab Pak Dahlan.

"Saya bisa menulis mulai kapan?" tanyanya.

"Dua minggu lagi. Tunggu website jadi dulu," jawab saya.

"Tidak bisa. Tanggal 9 Februari pukul 09.00 website harus sudah online,’’ katanya.

"Waktunya hanya dua hari. Sanggup nggak?" tanya saya kepada Mas Gepeng dan Mas Nawie melalui WhatsApp. 

"Oke. Dua hari lagi website siap tayang," mereka kompak.

Tepat pada tanggal 9 Februari pukul 09.00, Pak Dahlan mengumumkan sudah mulai menulis lagi di website baru: Disway. Pengumuman dilakukan di sela-sela peringatan Hari Pers Nasional di Padang.

Tiga puluh menit setelah pengumuman, website yang baru berisi satu artikel itu down. Jumlah pengakses begitu banyaknya. Sementara server-nya masih gratisan.

Selamat Hari Pers Nasional. Selamat ulang tahun, Disway.

***

Joko Intarto orang Purwodadi. Saya sempat khawatir, kemarin, rumahnya tenggelam karena banjir. "Banjir itu 30 km dari kampung saya," katanya.

Tanpa JTO tidak ada Disway hari ini. Gratis di awal. Gratis sampai akhir.(Dahlan Iskan)

Follow WA Channel Harian Disway-- 

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Edisi 7 Februari 2024: Bubur Ibadah

Lagarenze 1301
Di LP Sukamiskin, koruptor fakir yang perbuatannya dikategorikan petty corruption, biasanya jadi pelayan. Mereka bekerja untuk koruptor yang kelasnya lebih tinggi dan ngembat duit negara lebih banyak: para pelaku grand corruption dan political corruption. Mereka jadi tukang bersih toilet (karena kamar koruptor kakap biasanya punya fasilitas lengkap), nyuci pakaian, sampai jadi tukang urut. Mungkin sekaligus belajar bagaimana cara menggarong duit negara yang lebih gede.

Lagarenze 1301
Bali Ndeso. Kalau di Lampung, Mulang Tiyuh. Artinya sama: kembali ke desa, membangun dari desa. Dengan jadi kepala desa. Kepala pekon. Nantinya masa jabatan kepala desa akan jadi 8 tahun. Bisa dua periode. Total 16 tahun. Dulunya, sesuai Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014, masa jabatan kepala desa 6 tahun dan dapat dipilih 3 kali. Kini, UU itu akan segera direvisi, masa jabatan kades menjadi 8 tahun dan dapat dipilih 2 kali. Baleg DPR sudah meloloskannya, Senin (5/2/2024). Presiden kalah. Hanya berkuasa 5 tahun, kalaupun bagus bisa 10 tahun. Setelah itu dagdigdug: kekuasaan hilang, program akan diobok-obok. Jadi, harus cari penerus agar berkelanjutan. Kalau jadi kepala desa? Masa' 8 tahun bikin program tidak cukup, apalagi jika 16 tahun. Masa' syahwat berkuasa tidak terpuaskan. Masa' mau ikut Pak Harto sampai 32 tahun. Desa juga nantinya akan dapat banyak kucuran duit dan proyek. Dana desa Rp 1 miliar katanya tidak cukup. Akan naik jadi Rp 2 miliar. Mungkin nanti jadi Rp 5 miliar. Tapi, kalau kepala desa serakah, bisa terjerat kasus korupsi, jadi tersangka, divonis penjara. Masuk LP. Statusnya: napi koruptor. Kelasnya: koruptor fakir.*

Rizal Falih
Makanan pendamping air susu ibu, seperti bubur bayi, merupakan penunjang gizi anak balita. Namun sesungguhnya ASI, adalah nutrisi utama. Saya coba lalukan riset sendiri. Berdasarkan pengalaman pribadi, membandingkan perilaku anak-anak di rumah. Anak pertama hanya mendapatkan ASI sampai usia 3 bulan. Bulan ke 4 istri harus mengikuti diklat dari kantornya selama satu bulan, harus menginap. Wajib ikut. Jika tidak, dianggap mengundurkan diri. Masa itu pumping belum familiar. Selama satu bulan, anak saya lebih sering minum susu formula, dibandingkan susu ibunya. Karena cocok, keterusan, minum susu sapi yang harganya mahal itu. Sampai usia 6 tahun lebih. Anak kedua, mendapatkan ASI penuh sampai dengan usia 2 tahun. Meski bekerja, istri bisa pumping dikantor, air susunya bisa disimpan di kulkas. Jika hendak digunakan, cukup dihangatkan. Peralatanya sudah tersedia, tinggal dibeli saja di toko perlengkapan bayi. Seperti yang sudah diketahui, setiap anak mempunyai keunikan dan keistimewaan tersendiri. Saya mengamati saja. Anak pertama yang tidak mendapatkan ASI penuh dalam hal pelajaran sekolah, prestasinya biasa saja. Meski, saya tidak memaksakan anak harus berprestasi di sekolah. Tidak ada jaminan, anak yang punya prestasi hebat di sekolah, sukses juga ketika dewasa. Saya hanya memperhatikan, anak yang mendapatkan ASI penuh, terlihat lebih punya kemauan dan kemampuan untuk berprestasi. Pun soal kedekataan dengan orang tua. Manusia hanya berusaha, takdir dari Yang Maha Kuasa.

MULIYANTO KRISTA
Abah DI memang suka mancing. 1) Rungkut ada di Surabaya Timur. Padahal ada di Surabaya Selatan pojok timur/ tenggara. Surabaya Timur itu daerah Keputih,ITS, Laguna Indah dan sekitarnya. 2) Waru itu ada di Surabaya Selatan. Ini "share loc" yang menyesatkan. Waru itu di selatan-nya Surabaya. Kalau disebut Surabaya Selatan, berarti masih masuk wilayah Surabaya. Padahal ikut wilayah Sidoarjo.

Leong Putu
Bubur bayi yang bisa dinikmati orang dewasa salah satunya adalah SUN. Sampai ada lagunya :"Di sun sing suwe kalo ketemu kekasih. Disun sing suwe mas nambani kangene ati. Disun sing suwe ben padha-padha ayeme. Disun sing suwe mas....

Lagarenze 1301
Bubur ayam = bubur pakai ayam. Bubur bayi = bubur pakai bayi? Salah, Bubur bayi = bubur untuk bayi. Bubur ayam = bubur untuk ayam? :) :)

Jokosp Sp
6 tahun gratis. Gratis yang iklas atau gratis yang minta imbal balik?. Yang gratis iklas seperti mbaca Disway, nulis komentar, dan menikmati iklan tanpa protes. Atau ngasih sumbangan ke anak yatim tanpa diketahui siapapun. Ada gratis yang minta imbalan, ya yang sekarang di musim hujan ini lagi musim ngasih sembako, ngasih sarung, ngasih sajadah, ngasih uang yang diujungnya "tolong nanti jangan lupa ya dicoblos".

djokoLodang
--o-- Suatu ketika, Aloui memberikan ceramah. "Bapak-bapak dan Ibu-ibu, berbahagialah kita, orang Indonesia, terutama yang gemar makan kangkung." "Mengapa, pak. Apa istimewanya sayur kangkung?", tanya seorang hadirin yang kebetulan tidak suka kangkung." "Karena itu berarti selalu ingat pada asal-usul kita, cikal-bakal kita" "Mohon penjelasan Bapak". "Kita manusia, asal mulanya, memang terbuat dari tanah. Setelah itu, kita orang Indonesia, semuanya terbuat dari kangkung". "Terbuat dari kangkung?" "Iya, betul. Dari kang-kung. Mekangkang dan mekungkung." --0-- # just joke... ---

Handoko Luwanto
Website disway ini bukan gratisan. Dari domainnya .id : ".id is the Internet country code top-level domain for Indonesia. Since 2007, it is managed by the Indonesian Internet Domain Name Administrator, based on regulation set by Decree of Minister of Communication and Information Technology." Pasti berbayar, sama dengan punya saya codingme.id. Lalu cek di whois.com, hostingnya diserahkan ke pihak ke-3 berbentuk PT yang cukup punya nama di Indonesia. Dengan potensi bisa sampai jutaan viewer per hari (sperti pernah disampaikan kak Lagarenze 1301), amat sangat naif jika tidak menyerahkan infrastruktur IT nya kepada yg benar-benar profesional. Mungkin tim finance Disway lupa memposting biaya sewa domain & hosting nya :-). Selamat pagi & selamat berkarya kepada tim Admin & para Prusuh Disway.

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
KATANYA SIH.. 1). Ada yang sendoknya bergerak untuk mengaduk.. 2). Tapi ada juga yang sendoknya diam. Mangkoknya yang bergerak.. ### Sama-sama "teraduk"..

Mew Mixue
sedikit komentar mengenai artikel Pakistan kemarin.. setelah pandemi baru bulan Juli kemarin saya ke Pakistan lagi. Dari segi persyaratan untuk visa sudah banyak kemajuan, ketika pertama kesana tahun 2016, untuk urus visa saja harus ke mabes Polri untuk SKCK, sekarang sudah e-visa, walaupun hitungannya approvalnya adalah ketika clearing immigration (catatan: yang kurang beruntung bakal dapat interview khusus, haha, yang ujung2nya ya tahulah). Tiba di Karachi, suasananya masih sama, kering, macet, klakson tak henti2, dan kurs rupee ke IDR sudah dari 100an ke 50an per rupiah.. lumayan untuk beli buah yang lagi musim disana (anggur, mangga, dll). Pakistan dalam pergumulan ekonominya mempunyai rakyat yang begitu bangga akan peradaban masa lalu, menghormati tamu dan menjamunya bagai sultan.. mudah-mudahan di satu hari kelak saya bisa menjelajah sisi lain Pakistan.. Hunza, Kashmir.. Kalash.. akhirnya Pakistan Zindabad....

Amat K.
Koh Liam ini pengamat ASI apa pengamat susu? Wkwkwkwk

Amat K.
Ilmu pengetahuan sudah berkembang. Dahulu, selain ASI, beberapa waktu sesudah dilahirkan bayi diberi makan pisang kepok (makanan lunak). Bayi nangis kata orang tua artinya lapar. Diberilah makan. Pisang matang jadi pilihan sebab teksturnya lunak, bisa dicerna oleh bayi yang belum punya gigi. Baru ketika punya bayi saya tahu istilah ASI eksklusif enam bulan. Selama usia enam bulan itu anak disarankan belum boleh diberikan MPASI. Awalnya punya pertanyaan, "Kok bisa bayi cuma minum ASI selama enam bulan? Tanpa makan?" Waktu berjalan, barulah terjawab pertanyaan, bahwa ASI sudah dapat mencukupi kebutuhan nutrisi yang diperlukan bayi. Ibunya juga perlu makan makanan bergizi penuh nutrisi. Karena dari makanan ibulah asalnya nutrisi ASI. Dari beberapa referensi yang saya baca, katanya sebelum enam bulan pencernaan bayi masih belum siap menerima makanan selain ASI. Lalu ada risiko bayi mengalami kelebihan berat badan, tersedak, hingga diare karena makanan. Sepengetahuan saya, anak laki-laki adalah yang paling sulit disapih. ASI eksklusif dua tahun sudah diberi, tapi tetap saja hingga usia bapack-bapack masih suka nyusu. Tidak berlaku bagi Aat.

Hari Purwanto
Gelak Siang, Bu Guru : Helmi, coba tirukan suara kucing ?. Helmi : "Meeeooouuuwwng" Bu Guru : pinter, sekarang coba Seno tirukan suara harimau? Seno : "mmuuuaaoouuuungng" Bu Guru : cakep, sekarang Heri tirukan suara buaya Heri : " hai cantik, wajah kamu sering hadir dalam mimpiku padahal kita belum kenal, boleh tahu nama kamu ?" Bu Guru: haa..haa, bisa aja kamu...., sekarang coba tirukan suara anak kecil? Heri : " oek...oekkk...oeek.." Bu Guru : nah ketahuan kamu suka makanin bubur bayi

Udin Salemo
#everyday_berpantun Pembangkit listrik ada di Grati/ Jadi tersangka nama hiariej/ Bu Dewi itu pengusaha sejati/ Maju bukan karena privilege/ Padi digiling menjadi beras/ Sawah luas ada di Desa Jetis/ Bu Dewi tentu tipe pekerja keras/ Usahanya maju bukan dari gratis/ Direktur perusahaan nama Pundjung/ Suka dengar ceramah Gus Baha/ Tak ada pejabat yang berkunjung/ Ketika Anda mulai merintis usaha/ ------------------------------------------------------------ sadang ka pakan di kota/ biawak diburu urang Surian/ sadang makan jo ikan baka/ awak tasintak kironyo parasian/ denai pulang manjalang patang/ sakolah denai ado di Kuranji/ kok iyo uda sabana sayang/ marilah kito samo maikek janji/

Gregorius Indiarto
Sugeng siang @Mbh Mars, leres. Bapak saya pun begitu cara mendidik anak anaknya, sebelum makan dan sesudah makan, harus berdoa, bahkan ketika saya mau tidur, sering dijaga didepan pintu kamar, sebelum saya berdoa, Bapak belum menutup pintu. Dan pesan Bapak, "kita butuh Tuhan" kapanpun, dan dalam situasi apapun. #jamansemono

Mbah Mars
Bang Greg, niat Bu Dewi sepertinya dilandasi spirit dakwah. Ia menggunakan posisi strategisnya itu untuk "memaksa" karyawan untuk beribadah. Barangkali prinsip yang dia yakini adalah: "Lebih baik dipaksa masuk surga, daripada sukarela masuk neraka" Kebiasaan yang baik terkadang juga digapai dengan metode paksaan dulu. Seperti para siswa di pesantren dan seminari yang harus mengikuti ibadah ini itu yang cukup banyak. Tujuan pemaksaan itu untuk membentuk karakter tekun beribadah. Mungkin Bu Dewi juga yakin, bahwa orang yang baik shalatnya maka baik pula akhlaknya. Baik pula kinerjanya.

Liam Then
Dulu Ibu Mega + Prabowo, Dulu Pak Jokowi + Ahok. Dulu Pak Jokowi Vs Pak Prabowo. Dulu Pak Jokowi angkat Pak Anies jadi menteri. Dulu pada Pilgub Jakarta Pak Prabowo dibelakang Anies, Pak Jokowi dibelakang Ahok. Jauh lebih dulu lagi, Pak Prabowo dukung penuh Pak Jokowi di Jakarta. Dulu lewat penunjukan menteri BUMN, Pak Ahok jadi komisaris Pertamina.Dulu Pak Jokowi angkat Pak Prabowo jadi Menhan. Dulu Pak Jokowi angkat Pak Mahfud jadi menteri. Dulu Pak Jokowi sebut rambut putih. Kemudian ganti "giliran Pak Prabowo" Sekarang Ganjar-Mahfud Vs Prabowo Gibran Vs Anies -Imin. Jadi kepikiran poros pemilu tahun ini , dari hal-hal diatas ada pada satu sosok Pak Jokowi. Saya sungguh penasaran kisah-kisah spesial yang mungkin bakal terungkap, mungkin 5-10 tahun nanti. Bertanya-tanya sebagai wartawan, apakah Pak DI ndak gatel untuk gali ceritanya. Hehehe....ini bisa jadi saga luar biasa besar.

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
BUBUR: DARI BUBUR KRECEK SAMPAI BUBUR MANADO.. Bubur untuk orang dewasa.. Tiap-tiap daerah berbeda.. Yogya: bubur "krecek", bubur (jenang) sumsum, jenang gempol, jenang grendul, burjo (bubur kacang ijo). Madura: bubur Madura. Isinya sebenarnya nano-nano: Ada jenang sumsum, jenang gempol dan lain-lain. Tapi di Madura juga ada: bubur kacang hijau. (Di Surabaya, semua varian bubur Madura tersedia di mana-mana. Konon dalam hal bisnis, Surabaya memang adalah "tanah jajahan" Madura). Manado: bubur Manado. Isinya bubur ama sayur. Persis bubur bayi. Tapi ada varian pedasnya.. (Catatan: nulis bubur nya pakai hurif "u" ya, jangan sampai keliru pakai huruf "i" ). Bandung: Bubur Ayam.. Yang ini sebenarnya ada di mana-mana. Tetapi konon asal awalnya dari Bandung. Meski kata kawan, sebenarnya asli Tiongkok). ### Catatan: Semua varian bubur di atas kalau di Jakarta, semua tersedia. Mungkin karena Jakarta adalah ibukota negara saat ini. Kalau nanti IKN udah jadi, mestinya yang akan menjadi "pertama ada", dugaan saya adalah: Bubur Ayam.

Mbah Mars
Bolkin, anak kelas 1 SD itu disuruh ibunya ke warung. "Kin, tolong ke warung. Beli obat nyamuk", kata Ibu sambil menyodorkan uang. "Baik, Bu." jawab Bolkin. Baru sebentar Bolkin sudah balik ke rumah. "Kok cepat sekali, Kin ? Mana obat nyamuknya ?", tanya ibu. "Saya belum sampai warung, Bu. Itu nyamuknya sakit apa? Biar saya tidak salah beli obat"

Lagarenze 1301
Santai sejenak. Seorang anak kecil mendapat hadiah Rp 100.000 di hari ulang tahunnya. Dia segera ke minimarket dan hendak membeli permen senilai Rp 100.000. Pria di belakang counter bertanya, “Nak, tidakkah kamu merasa sayang untuk menghabiskan seluruh uang hadiah ulang tahun hanya untuk membeli permen?” Anak laki-laki kecil itu memikirkannya sejenak dan menjawab, “Ya, kakek saya hidup sampai usia 94 tahun.…” “Dengan makan permen setiap hari?” tanya pria itu, heran. “Tidak,” jawab anak kecil itu, “dengan mengurus urusannya sendiri.”

Bahtiar HS
Hunting bubur bayi aktivitas rutin saya dlm waktu yg ckp lama. Rata2 umur 6 bln, anak saya mulai dikenalkan bubur bayi di samping ASI. Bertahap dari yg halus pd awalnya hingga bertekstur kasar. Umur 1 thn baru dikenalkan dg nasi. Bila 1 org anak perlu asupan bubur 6 bln, maka saya telah hunting bubur itu kalau ditotal tak kurang dari 5 thn. Sejak 2001 sd 2018. Alhamdulillah, saya dikasih amanah 10 org anak. Maka pas anak2 msh bayi itu, aktivitas habis Shubuh saya pergi ke Jalan Pandugo. Di sana ada yg jual bubur bayi. Brand X sebut saja. Lama kelamaan, muncul brand2 lain. Termasuk bebiCare itu; yg kami lalu beralih ke bubur ini karena 2 hal. Pertama, karena organik. Dan kedua, karena lbh dekat. Lapaknya ada yg di Pasar Wonorejo. Sepelemparan batu. Dari rumah dekat pasar itu. Hahaha. Rumah sy agak masuk ke dlm perkampungan. Kalau nggak segera datang ke lapak, keburu habis. Sy mesti ngejar lapaknya yg lain di Gunung Anyar. Jauh. Dan blm tentu dapat juga. Tp di kedua tempat itu, bC tidak buka di depan toko Tionghoa. Yg Wonorejo itu buka di depan rumah tuan tanah Wonorejo. Pribumi. Smtr di perempatan Gunung Anyar itu nyempil di depan toko pribumi juga. Jualan bubur bayi itu berlipat pahala. Meringankan ibu2 menyediakan asupan bubur bayi mereka, syiar makanan yg halal dan thayyib (misal: dijamin bahannya organik), bantu tumbuh kembang bayi (nutrisinya lbh baik daripada masak sendiri), buka lapangan kerja. Pun ajakan sholat berjamaahnya. Smg bC tambah sukses n berkah. AMIN.

Liam Then
Siapapun presidennya masalah Indonesia itu sama. Ketimpangan distribusi kesejahteraan ekonomi antar wilayah. Ketimpangan distribusi ekonomi antara kawasan timur dan barat. Pembangunan infrastruktur ekonomi yang sebagian besar masih di Jawa, dan kurangnya program yang mendukung, berkelanjutan, untuk kawasan luar Jawa agar punya kesempatan untuk tumbuh menjadi pusat ekonomi, contoh smelter tambang hasil Papua, masih didirikan di Jawa. Kontras ketidakmerataan antara golongan kaya dan miskin yang ditunjukan kenyataan, perbandingan gaji UMR, harga rumah, dan biaya kebutuhan pokok. Akibatnya, akses kesempatan dan peluang untuk kalangan bawah supaya bisa bangkit , menjadi tetap atau semakin sempit dari waktu kewaktu. Rentannya daya tahan kalangan bawah, terhadap gejolak harga pangan ( bukti : banyak program bansos digelar). Belum ada upaya untuk meratakan tingkat kesenjangan pendidikan antara Pulau Jawa dan Luar Jawa . Orang luar Jawa masih harus ke Jawa untuk akses pendidikan yang lebih berkualitas, buktikan kesenjangan ini. Secara jangka panjang, hal ini juga jadi faktor penghambat kecepatan provinsi di luar Jawa untuk berkembang menyusul provinsi yang ada di Jawa. Geliat kegiatan ekonomi masa kini, dimana trendnya yang besar bisa langsung mencapai kebawah, memperpendek siklus peredaran uang, juga jadi masalah. Dan jangan lupa Papua, Halmahera. Dua wilayah ini, sumber daya luar biasa besar, tapi dibiarkan tak berkembang, isu eksploitasi besar-besaran masih ada saja.

Mirza Mirwan
Donald Trump apes lagi. Usaha bandingnya atas kasus usaha membalikkan hasil pemilu 2020 yang ditangani jaksa khusus Jack Smith ditolak panel hakim di Pengadilan Banding Federal sirkuit District of Columbia, Selasa (6/2) kemarin. "Kami tidak bisa menerima bahwa jabatan kepresidenan menempatkan mantan penghuninya di atas hukum untuk selamanya sesudahnya -- We cannot accept that the office of presidency places its former occupants above the law for all time thereafter," demikian antara lain bunyi putusan setebal 57 halaman itu. Panel hakim terdiri dari tiga hakim, semuanya wanita: Karen LeCraft Henderson, Julianna Michelle Kids, dan Florence Yu Pan. Karuan saja Trump uring-uringan. "Sangat buruk dan sangat berbahaya! Keputusan yang menghancurkan bangsa -- a nation-destroying ruling -- seperti ini tak bisa dibiarkan begitu saja!" tulis Trump di platform medsos kebanggaannya, Truth Social. Sejak awal Trump ngotot bahwa ia punya hak imunitas. "Akan menjadi sebuah paradoks yang mencolok jika presiden, yang mengemban tugas konstitusional untuk menjaga agar UU ditegakkan dengan setegak-tegaknya, (justru) menjadi satu-satunya pejabat yang bisa menentang UU itu tanpa mendapat hukuman," bunyi putusan di bagian lain. Tapi Trump masih bisa kasasi ke SCOTUS.

Xiaomi A1
Info Kuliner.. Bubur Manado paling otentik di Surabaya ada di Depot Ny Kim, daerah klampis semolowaru. Selain bubur disana jg ada sup brenebon iga sapi, dan jg sup ubi..

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
BUBUR MANADO TERNYATA ADA HUBUNGANNYA DENGAN BELANDA.. Saat jaman penjajahan, saat itu Belanda menerapkan kebijakan monopoli dan tanam paksa. Akibatnya, perekonomian masyarakat menjadi sulit. Masyarakat bangkit melawan. Ada yang terorganisir, ada yang perorangan. Akibatnya banyak terjadi penanglapan. Bahkan peperangan. Besar maupun kecil. Banyak orang jadi tidak berani keluar rumah yang jauh untuk membeli makanan maupun mengambil bahan pangan di ladang. Akhirnya, masyarakat memanfaatkan segala bahan pangan yang terdapat di sekitar tempat tinggalnya. Para ibu memetik sayur-mayur dan umbi-umbian (seperti ubi talas maupun singkong) dan labu kuning. Kemudian, bahan-bahan itu dicampur secara asal di dalam wadah dan mencampurkan sedikit beras lalu di masak menjadi bubur. Ternyata, rasanya enak dan banyak yang suka. Sehingga akhirnya terkenal dengan nama: Bubur "Tinutuan". Bubur campur aduk.. Untuk tujuan marketing, pada tahun 1970an ada yang mempopulerkan namanya dengan bubur "Manado". ### Ternyata begitulah ceriteranya..

Gianto Kwee
Dewi Andarwati, dari Blitar, Lulusan SMAN 1 Blitar, Wakil Presiden Budiono juga lulusan SMAN 1 Blitar Bangga aku jadi orang Blitar

Johannes Kitono
Selamat untuk Dewi Andarwati, enterprenur muda dengan 600 outletnya. Jam kerjanya singkat, hanya 2,5 jam dengan pangsa pasar Balita. Kerjasama dengan pemilik Toko Tionghoa seperti Multisimbiose. Harus dikembangkan dan diperbanyak outletnya. Dengan menjual Bubur Bayi organik yang sehat juga merupakan Ibadah. Dan kalau bisa petani binaannya nenggunakan pupuk cair Eco-Enziem yang bisa dibuat sendiri. Pupuk EE akan mengembalikan unsur hara bumi, maaf yang sudah lama diperkosa manusia. Di eksploitasi habis-habisan dengan pupuk kimia. Akibatnya, segala macam penyakit timbul seperti Autis dsb.nya. Semoga Bubur Bayi Organik bisa mengulangi sejarah Bakmi Gajahmada. Mulai jualan Gerobak dipinggir jalan dengan hanya lima meja.Now, Bakmi GM sudah mempunyai 50 cabang dengan menu makanan sekitar 50 macam. Sekali lagi selamat buat Dewi Andarwati. Dan hangat lupa daftarkan merk dan logonya di Menkunham.

iya nok
tulisan Abah sll spt syairnya pr sufi,,, buanyak penafsiran. dr foto seolah hanya zaman pk Jokowi yg genjot umkm ato pk Jokowi ikut kampanye. web gratisan,, aq kok kesimdir y,, gratisan iku yen komen aja ugal ugalan. SMA gratis,,, eh ternyata jateng plg buncit SMA gratis, pdhal prov lain sdh gratis duluan.. bubur bergizi,, mslh stunting yg anggarannya sebagian bsr hbs utk rapat.. buburnya nyrempet program mkn siang gratis yg kmungkinan ada banyak UMKM lokal desa banyak bermunculan. betapa banyak orang mulia,, mmg betul Abah,, msh banyak orang mulia d negeri kita tercinta. yg plg saya suka ada motivasi baru, utk UMKM pun bisa ciptakan tenaga kerja banyak.smg saja bu Dewi ndak d kenai pajak, hehehe

Er Gham
Banyak rektor tolak rocky gerung sepanjang 2023. Sekarang baru berbunyi sok cendekiawan alim. Kemana aje, udah deket2 tgl 14 nih.

Tommy Prasetyo
MARAH. Beberapa hari belakangan terlambat bahkan tidak sempat membaca Disway. Harus di rapel untuk beberapa judul sekalian. Membaca saja tidak sempat. Apalagi Login plus menulis komentar. MARAH. Harga komoditas (jagung) di tingkat peternak (NTT bahkan se-Indonesia Raya) melambung jauh terbang tinggi bersama mimpi, terlelap dalam lautan emosi. Seperti lagu Anggun C Sasmi. MARAH. Membaca disway hari ini di Rapel dengan tulisan tentang Pakistan kemarin yang ternyata SEDIH. EKONOMINYA BEGITU SULIT TAPI FOKUS NASIONALNYA PEMILU (LAGI). MARAH. Tapi hari ini diselentik Abah dan Ibu Dewi Andarwati. MARAH. Cepat - cepatlah tanggal 15 Februari datang.

Leong Putu
Membaca kriteria Organik di atas, saya patut berbangga. Saya masuk kategori suami organik. Ndak toxic. Istri tenang punya suami organik kek saya. Hhhh....(tertawa sombong) Kelapa tua tumbuh tombong/ Gurih manis enak rasanya/ Bukan pongah bukang sombong/ Memang begitu kenyataannya/ ... 365_mantun tombong

thamrindahlan
Selamat sore. Entah saya kurang teliti membaca atau Abah lupa. Lupa menjel;askan dokumentasi foto chdi hari ini. Disana terpampang foto seseorang yang anda semua sudah tahu. Selaiknya setiap posting sejenis liputan dan reportae ada dokumen tambahan berupa foto. Foto itu akan banyak membantu narasi lierasi. Pertama bahwa topik yang sedang dilaporkan memang benar benar terjadi. Kedua dapat dipastikanbahwa reportase bukan bohong alias hoax. Lihat jaja foto para selebritis atau liputan wartawan ketika memberitakan satu kejadian. Sepertinya Abah sengaja menkondisikan agar para perusuh berimajinasi. Mendeskripsikan sendiri apa makna sosok yang ada di foto dengan bubur ibadah. Imajinasi liar sepertinya ini merupakan salah satu sinyal bahwa Beliau mendukung program memberi makan gratis dari salah satu calon Masih ingat kah tuan nyonya sinetron tukang bubur naik haji. Gegara tayangan jualan bubur penonton terhibur niat ibadah tercapai. Semoga bisnis Bubur Dewi nanti me nusantara bahkan men dunia. Paling tidak nanti ditunjuk pemerintah berkuasa menjadi rekanan tetap program makan gratis senilai 400 juta triliun katanya. Rencananya. begitu untuk menghilangkan kasus stunting di presiode 5 tahun pemerintahan. Itupun kalau jadi bersebab semua bergantung hasil pilpres 14 Februari 2024. 1 atau 2 putaran ? Luwanto Handoko punya prediksi .... persen benar. Salamsalaman Salamsalaman.

Lagarenze 1301
Makan bubur diaduk atau tidak diaduk? Ini saya kutip dari berita online. Katanya, orang yang makan bubur diaduk cenderung lebih ramah, mudah bersosialisasi, tidak pilah-pilih teman, tidak melihat berdasarkan tampilan. Yang makan bubur tidak diaduk orangnya disiplin, terencana, suka segala sesuatu yang tampak sempurna, indah dipandang, cenderung tertutup. Lalu, ada penelitian seru-seruan yang diterbitkan Indonesian Fun Science Journal 2021. Dilakukan terhadap 60 siswa SMA Islam Al Azhar 8 Kota Bekasi. Hasilnya, yang makan bubur diaduk memiliki tingkat kecerdasan emosional rata-rata 40,8. Sedangkan yang makan bubur tidak diaduk memiliki tingkat kecerdasan emosional rata-rata 42,5 persen. Seru-seruan saja, tak penting makan buburnya diaduk atau tidak diaduk, yang penting tetap enak dan ludes.

Liam Then
Pasal kenapa bapak-bapak sudah tua masih suka nyusu, atau sensitif terhadap susu. Ini pernah saya analisa.Begini kesimpulan saya. Semua bapak-bapak kan pernah kecil, pernah jadi bayi,sangat dekat dengan susu, loh apa hubungannya? Ibu-ibu juga begitukan? Mereka kenapa tidak sensitif . Nah disitulah kesimpulan saya. Ibu-ibu itu sudah punya sendiri, jadi kebal tak sensitif lagi. Sekarang anda coba lihat susunya bapak-bapak .....karena punya sendiri tak sama, akibatnya ia sensitif terhadap susu orang lain. Bagaimana kira-kira analisa saya Bang Amat?

Mbah Mars
CURHATAN PEDAGANG KELILING DAN KAKI LIMA Pedangan kasur keliling: "Cinta itu ibarat jualan kasur. Kita yang ngajak keliling, orang lain yang nidurin" Pedagang tikar: "Meskipun kerjaan saya gulung tikar, saya tidak pernah menyerah" Pedagang kabel: "Usaha yang gak bakalan gulung tikar adalah gulung kabel" Pedagang es batu: "pekerjaan yang paling mudah adalah jualan es batu. Laku tidak laku tetap cair" "

Gregorius Indiarto
Tunjangan ibadah. Mudah mudahan, karyawan benar benar membutuhkan ibadah, dan dapat bonus tunjangan. Bukan butuh tunjangan, maka harus beribadah, karena pasti beda "nilainya".

Gregorius Indiarto
"Pak, Mas Dul nakal" lapor saya waktu "berantem" sama Mas Dul, anak mBok de. "Ben, mengko tak cekoki jamu tai priok" jawab bapak. Seiring berjalannya waktu, ada yang bilang "tai priok" adalah intip (kerak nasi). Pancen enak intep di dudui dudoh sayur santen. Itu dulu, sekarang masak beras tidak pakai priok lagi. Sangat jarang, bahkan hampir tidak pernah ketemu intip lagi.

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
"NASI SUDAH MENJADI BUBUR".. Peribahasa di atas, artinya adalah: Terlanjur. Misalnya: 1). Terlanjur cinta. 2). Terlanjur sayang. 3). Terlanjur punya anak. 4). Terlanjur masuk. Dan lain-lain . Tapi sebenarnya, nasi itu bisa menjadi bubur, kalau saat masak, airnya terlalu banyak. Kalau pingin jadi nasi lagi, lanjutkan aja masaknya. Mungkin akan ada sebagian bubur yang akan menjadi nasi. Tapi di bagian bawahnya akan terbentuk produk sampingan, yaitu: "Kerak". Atau: "Intip". ### Kerak nasi itu biarkan aja tetap di tempatnya, banjiri dengan kuah sayur santan. Ditunggu 1 jam, rasanya enak sekali. Dan tidak ada di restoran. (Makanan favorit saat kecil)

Gianto Kwee
@Mbah Mars, di Blitar tidak ada nyamuk ! Adanya "Jingklong !"

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Komentar: 279

  • Rizal Falih
    Rizal Falih
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
  • M.Zainal Arifin
    M.Zainal Arifin
  • didik sudjarwo
    didik sudjarwo
  • Handoko Luwanto
    Handoko Luwanto
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Johannes Kitono
    Johannes Kitono
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
  • imam rasidi
    imam rasidi
    • imam rasidi
      imam rasidi
  • Afa
    Afa
    • Liam Then
      Liam Then
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • Liam Then
      Liam Then
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • Liam Then
      Liam Then
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
  • Leong Putu
    Leong Putu
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
    • Jo Neca
      Jo Neca
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • Jo Neca
      Jo Neca
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Jo Neca
    Jo Neca
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • MULIYANTO KRISTA
    MULIYANTO KRISTA
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • AnalisAsalAsalan
    AnalisAsalAsalan
  • AnalisAsalAsalan
    AnalisAsalAsalan
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Jo Neca
      Jo Neca
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Xiaomi A1
    Xiaomi A1
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Xiaomi A1
    Xiaomi A1
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
  • Liam Then
    Liam Then
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Jo Neca
      Jo Neca
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Liam Then
    Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
  • Rizal Falih
    Rizal Falih
    • Rizal Falih
      Rizal Falih
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Rizal Falih
      Rizal Falih
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Rizal Falih
      Rizal Falih
  • Mister Xi
    Mister Xi
    • Liam Then
      Liam Then
    • Mister Xi
      Mister Xi
    • Liam Then
      Liam Then
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
  • Jo Neca
    Jo Neca
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Jo Neca
      Jo Neca
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • Jo Neca
      Jo Neca
  • Liam Then
    Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
  • Parikesit
    Parikesit
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Nimas Mumtazah
      Nimas Mumtazah
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Nimas Mumtazah
    Nimas Mumtazah
    • Nimas Mumtazah
      Nimas Mumtazah
  • Liam Then
    Liam Then
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
  • Yellow Bean
    Yellow Bean
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Alon Masz Eh
    Alon Masz Eh
  • Liam Then
    Liam Then
    • Afa
      Afa
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
  • Handoko Luwanto
    Handoko Luwanto
  • Ulik Kopi
    Ulik Kopi
  • Handoko Luwanto
    Handoko Luwanto
  • MULIYANTO KRISTA
    MULIYANTO KRISTA
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • iya nok
    iya nok
  • iya nok
    iya nok
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Shaziqzuyfoundation
      Shaziqzuyfoundation
    • Shaziqzuyfoundation
      Shaziqzuyfoundation
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • iya nok
      iya nok
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Fiona Handoko
    Fiona Handoko
  • Fiona Handoko
    Fiona Handoko
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Nimas Mumtazah
      Nimas Mumtazah
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Nimas Mumtazah
      Nimas Mumtazah
  • Yellow Bean
    Yellow Bean
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Bahtiar HS
    Bahtiar HS
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Bahtiar HS
      Bahtiar HS
    • Afa
      Afa
  • Riwayatul Mahya
    Riwayatul Mahya
  • Fauzan Samsuri
    Fauzan Samsuri
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Sasmita
      Sasmita
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Amat K.
      Amat K.
  • Ardinal
    Ardinal
  • Yellow Bean
    Yellow Bean
  • Yellow Bean
    Yellow Bean
  • Yellow Bean
    Yellow Bean
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Yellow Bean
    Yellow Bean
  • Handoko Luwanto
    Handoko Luwanto
  • Handoko Luwanto
    Handoko Luwanto
  • Handoko Luwanto
    Handoko Luwanto
  • nur cahyono
    nur cahyono
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
    • Lagarenze 1301
      Lagarenze 1301
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Sasmita
    Sasmita
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Handoko Luwanto
      Handoko Luwanto
    • Handoko Luwanto
      Handoko Luwanto
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • djokoLodang
      djokoLodang
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • djokoLodang
      djokoLodang
    • Gregorius Indiarto
      Gregorius Indiarto
    • Rizal Falih
      Rizal Falih
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Shinta Widyawati
    Shinta Widyawati
  • Handoko Luwanto
    Handoko Luwanto
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • djokoLodang
      djokoLodang
    • djokoLodang
      djokoLodang
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • djokoLodang
      djokoLodang
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
  • thamrindahlan
    thamrindahlan
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
  • DeniK
    DeniK
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • Shinta Widyawati
      Shinta Widyawati
  • Ahmad Zuhri
    Ahmad Zuhri
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Ahmad Zuhri
      Ahmad Zuhri
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
  • Pedro Patran
    Pedro Patran
  • MULIYANTO KRISTA
    MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Nimas Mumtazah
      Nimas Mumtazah
    • djokoLodang
      djokoLodang
  • djokoLodang
    djokoLodang
    • djokoLodang
      djokoLodang
  • Mbah Mars
    Mbah Mars
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Mbah Mars
      Mbah Mars
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • djokoLodang
      djokoLodang
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
  • Legeg Sunda
    Legeg Sunda
    • Legeg Sunda
      Legeg Sunda
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • Ummi Hilal
      Ummi Hilal
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • djokoLodang
    djokoLodang
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
  • djokoLodang
    djokoLodang
    • djokoLodang
      djokoLodang
  • Ummi Hilal
    Ummi Hilal
    • mamat
      mamat
    • Ummi Hilal
      Ummi Hilal
  • ichsan Hamid
    ichsan Hamid
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
  • AnalisAsalAsalan
    AnalisAsalAsalan
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
  • M.Zainal Arifin
    M.Zainal Arifin
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
    • AnalisAsalAsalan
      AnalisAsalAsalan
    • AnalisAsalAsalan
      AnalisAsalAsalan
    • Ummi Hilal
      Ummi Hilal
  • Rizal Falih
    Rizal Falih
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
    • Lagarenze 1301
      Lagarenze 1301
    • Gianto Kwee
      Gianto Kwee
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
    • Ummi Hilal
      Ummi Hilal
    • Legeg Sunda
      Legeg Sunda

Berita Terkait