Kontroversi Metamorfoshow di TMII, Diduga Terkait dengan HTI

Kontroversi Metamorfoshow di TMII, Diduga Terkait dengan HTI

Kontroversi Metamorfoshow di TMII, Diduga Terkait dengan HTI-X/@amrudinnejad_-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Kegiatan Metamorfoshow di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang diduga melibatkan organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) telah menjadi viral di media sosial. 

Pihak berwenang telah memulai penyelidikan dan mendalami dugaan keterkaitan acara tersebut dengan organisasi yang dilarang, HTI.

Menanggapi hal tersebut, Brigadir Jenderal Ahmad Nurwakhid, Direktur Direktorat Deradikalisasi BNPT, menegaskan adanya keterkaitan kuat antara acara yang berjudul "Metamorfoshow: It's Time to be One Ummah" dengan HTI. 

Indikasi ini, menurut Nurwakhid, dapat dilihat dari dua aspek, yakni, pembicara dan substansi narasi yang dikembangkan dalam kegiatan tersebut.

"Dugaan kuat itu terkait HTI, memang tidak mungkin mereka akan meminta izin dengan memakai atribut HTI, tetapi dari aspek subtansi kegiatan, penyelengara, dan pembicaranya terkait dengan HTI, makanya mereka berkedok acara Isra Mikraj dengan subtansi tentang penegakan khilafah," tegas Nurwakhid dalam keterangannya di Jakarta, 23 Febuari 2024.

Lebih lanjut, Nurwakhid memperingatkan tentang strategi dan pola metamorfosa HTI setelah organisasi tersebut ditetapkan sebagai organisasi terlarang di Indonesia. 

Menurutnya, HTI dianggap sangat pandai dalam melakukan metamorfosa gerakan yang meresap ke dalam masyarakat, terutama kalangan anak muda.

"Begitulah HTI, juga sedang mengalami proses metamorfosa dari organisasi resmi menjadi gerakan dengan beragam nama, tetapi subtansi ideologi dan ajarannya sama" jelasnya.

Sejak resmi dibubarkan pada tahun 2017, menurut Nurwakhid, HTI tidak berarti telah lenyap. Gerakan ini terus berlangsung baik secara bawah tanah maupun terbuka dengan mengubah nama organisasi dan kegiatan di tengah masyarakat.

"Pembubaran HTI kan sebenarnya bukan solusi tuntas, selama ideologinya tidak bisa dilarang, organisasi ini bisa berkamuflase dalam bentuk gerakan, narasi dan organisasi non formal," ujarnya.

"Secara narasi, kelompok ini saat ini lebih memilih menggunakan kata one ummah sebagai kamuflase khilafah, itulah sebenarnya strategi metamorfosa” tambahnya.

Oleh karena itu, Nurwakhid meminta baik aparat maupun masyarakat untuk waspada terhadap metamorfosa gerakan HTI. 

Selama tidak ada aturan yang melarang ideologi tersebut, kelompok ini akan terus beroperasi di tengah masyarakat dengan berbagai nama organisasi dan kegiatan, terutama yang menyasar kalangan anak muda.

"Sejak dulu Saya menegaskan pentingnya pelarangan aspek penyebaran ideologinya yang bertentangan dengan dasar negara, selama ini belum dilakukan tugas kita tentu membentengi anak-anak muda dari virus ideologi HTI dalam berbagai bentuk nama organisasi dan kegiatan," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: