Polres Bandara Soetta Bongkar Jaringan produsen Film Porno Anak, Barang Bukti 3.870 Video dan 1.245 Foto

Polres Bandara Soetta Bongkar Jaringan produsen Film Porno Anak, Barang Bukti 3.870 Video dan 1.245 Foto

Polres Bandara Soetta Bongkar Jaringan produsen Film Porno Anak, Barang Bukti 3.870 Video dan 1.245 Foto-Tangkapan Layar-

Korban anak kemudian dipaksa untuk berhubungan seksual hingga divideokan.

" Pelaku punya perang masing-0masing, seperti  mencari dan menemukan anak-anak yang mau dijadikan pemeran, yang mau dijadikan objek sebagai korban dalam kegiatan seksual yang kemudian direkam, yang kemudian di video kan, yang kemudian difoto," katanya.

Tak hanya itu saja, mereka juga memperjualbelikan konten porno anak ini melalui media sosial Telegram.

BACA JUGA:Vincent Ingin Kasus Anaknya Berakhir Damai, Polisi Tegaskan Proses Berjalan

BACA JUGA:3 Saksi Kasus Penganiayaan Siswa Binus Serpong Diperiksa Penyidik Polres Tangsel

Ronald Fredi Christian Sipayung juga menyampaikan bahwa pengungkapan kasus ini bermula dari hasil kerja sama antara Kepolisian Republik Indonesia bersama FBI. 

Dia menyebut dari informasi yang didapat, terdapat anak-anak Indonesia yang dijadikan sebagai objek dalam pembuatan konten pornografi.

" Kasus ini diawali dari adanya informasi yang diterima oleh kepolisian Indonesia khususnya Polda Metro Jaya dan Bapak Kapolresta dari satgas pencegahan kekerasan seksual anak di Amerika yang dalam hal ini dikenal dengan Violence Crime Against Children Task Force," ujar Ronald.

BACA JUGA:Pertimbangkan Hal Ini Sebelum Beli Tiket Kereta Api, H-2 Mudik Lebaran Sudah Bisa Dipesan

BACA JUGA:Polisi Angkat Bicara Terkait Penetapan Tersangka Dugaan Penganiayaan Siswa Binus Serpong

Ronald Fredi Christian Sipayung menambahkan, ini adalah satgas atau gugus tugas yang berkomitmen untuk melindungi anak-anak dari ancaman kekerasan seksual.

“ Itu berkedudukan di Amerika dan merupakan satgas di bawah FBI yang kemudian memberikan informasi kepada Bapak kapolresta tentang adanya video atau konten pornografi yang diduga orang-orang yang terlibat di dalam video itu adalah anak-anak Indonesia," kata Ronald.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: