Waduh! Nonton Film 5 Jam Sehari Bikin Seseorang Sering Pipis di Malam Hari

Waduh! Nonton Film 5 Jam Sehari Bikin Seseorang Sering Pipis di Malam Hari

Dampak nonton film terlalu lama-Picu sering pipis di malam hari-Science Times/Pexels

JAKARTA, DISWAY.ID - Berapa lama idealnya menonton film, TV atau video?

Ternyata sebuah penelitian terbaru mengungkapkan dampak nonton film pada keinginan buang air kecil di malam hari. 

Menonton terlalu banyak film ternyata dapat menghambat kualitas tidur. Seseorang bisa mengalami nokturia akibat hal itu.

BACA JUGA:Bahaya Kencing Tikus Saat Musim Hujan, Bikin Nyawa Melayang

Apa itu nokturia?

Kondisi ini akan mempengaruhi tidur seseorang karena akan mendorong seseorang untuk bangun untuk buang air kecil. 

Sebuah studi terbaru menemukan bahwa individu yang terlalu asyik menonton episode TV, film, atau video YouTube mungkin berisiko lebih tinggi mengalami nokturia atau keinginan untuk buang air kecil di malam hari. Kurang tidur bisa disebabkan oleh nokturia, sehingga meningkatkan risiko beberapa masalah kesehatan.

Studi tersebut melaporkan bahwa, berdasarkan data yang dikumpulkan dari 13.294 orang dewasa AS berusia 20-an dan 30-an antara tahun 2011 dan 2016, 32% responden melaporkan mengalami nokturia dan 68% tidak.

Selain itu, mereka menemukan bahwa kemungkinan mengembangkan nokturia adalah 48 persen lebih tinggi pada individu yang menonton TV atau video selama lima jam atau lebih di siang hari dibandingkan mereka yang menonton TV atau video selama kurang dari satu jam. 

Nokturia tidak hanya meningkatkan risiko penyakit seperti hipertensi, gangguan kardiovaskular, dan kematian, namun juga memiliki dampak finansial yang signifikan terhadap masyarakat.

Akibatnya, penulis menyatakan bahwa nokturia telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang parah yang memerlukan pertimbangan dan pengobatan yang ekstensif.

BACA JUGA:Viral Pengakuan Bule Jerman Kaget Lihat Ibu-ibu Pipis di Lantai Bandara Soekarno Hatta

Penyebab Nokturia

Seiring bertambahnya usia, nokturia menjadi lebih umum terjadi, sering kali disebabkan oleh perubahan kapasitas dan fungsi kandung kemih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: science times

Berita Terkait