Cegah Impor, Proyek Smelter Bauksit Bakal Produksi 1 Juta Ton Alumina Per Tahun

Cegah Impor, Proyek Smelter Bauksit Bakal Produksi 1 Juta Ton Alumina Per Tahun

Presiden Joko Widodo mengunjungi proyek pembangunan SGAR pada Rabu 20 Maret 2024 di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, rampung-dok.Mining Industri Indonesia -

JAKARTA, DISWAY.ID -  Indonesia secara konsisten melakukan percepatan dalam merealisasikan program hilirisasi pertambangan dan mineral dalam negeri. 

Induk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor pertambangan, PT Mining Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID, telah memastikan Pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Phase 1 di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, rampung.

SGAR yang menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut akan dioperasikan oleh join dua BUMN, yaitu PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan PT Aneka Tambang Tbk.

BACA JUGA:Resmi Beroperasi, Bandara Singkawang Bakal Layani 2 Rute Penerbangan

BACA JUGA:BUMN Pangan Jaga Stabilitas Harga Pangan Selama Ramadhan dan Idul Fitri

Dalam kaitan ini dijalankan oleh PT Borneo Alumina Indonesia (BAI), anak usaha Inalum.

Presiden Joko Widodo mengunjungi proyek pembangunan SGAR tersebut pada Rabu 20 Maret 2024.

Hadir pada kesempatan tersebut Menteri BUMN Erick Thohir dan Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso.

Presiden menegaskan bahwa SAGR Mempawah ini merupakan bukti nyata hilirisasi terus dilakukan di Indonesia. Setelah membangun Smelter Nikel, kini Indonesia membangun Smelter Bauksit di Mempawah.

" Inilah yang selalu saya sampaikan, yang namanya hilirisasi. Setelah Nikel sudah, sekarang masuk ke Bauksit. Karena yang banyak bauksit memang di Kalimantan Barat," ujar Joko Widodo.

BACA JUGA:Erick Thohir: BUMN Sumbang 21,9 Persen Total Penerimaan Negara

BACA JUGA:BUMN Pangan Jaga Stabilitas Harga Pangan Selama Ramadhan dan Idul Fitri

" Jadi kalau SAGR ini jadi, dari sini akan dibawa ke Kuala Tanjung, disana ada industri alumunium. Dikerjakan disana, selesai jadi alumunium, sehingga kita tidak impor lagi. Targetnya itu. Ini akan selesai bulan Juni 2024. Kemudian full capacity akan di awal tahun 2025," papar Presiden.

Dengan mencegah impor, kata Kepala Negara, maka Indonesia dapat melakukan penghematan devisa. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait