Mudik Lebaran 2024, Kasus Kecelakaan Lalu Lintas Diklaim Turun 12%

Mudik Lebaran 2024,  Kasus Kecelakaan Lalu Lintas Diklaim Turun 12%

Gerbang Tol Jakarta Cikampek-Jasamarga-Jasamarga

JAKARTA, DISWAY.ID - Sejumlah insiden kecelakaan mewarnai arus mudik Lebaran 2024. 

Meski begitu, kasus kecelakaan lalu lintas diklaim turun 12%. 

Paling menonjol adalah kasus kecelakaan kendaraan di tol Jakarta Cikampek KM 58 serta bus di Batang, Jawa Tengah.

Dikutip dari laman resmi Kemenhub, Kepala Korlantas Polri Irjen Pol Aan Suhanan mengatakan, tingkat kecelakaan lalu lintas secara nasional mengalami penurunan sebesar 12% dari 1793 kasus menjadi 1581 kasus.

BACA JUGA:Mudik Lebaran 2024 Diklaim Lebih Lancar, Waktu Tempuh Jakarta ke Semarang Lebih Cepat

Kemudian untuk fatalitas korban meninggal dunia juga turun 0,04 persen, luka berat ada kenaikan 19 persen, dan luka ringan turun sebesar 18 persen, jika dibandingkan masa operasi arus mudik tahun 2023 lalu.

Irjen Aan juga turut prihatin atas kejadian kecelakaan di KM 58 yang menewaskan 12 orang beberapa hari lalu dan di KM 370 yang menewaskan 7 orang pada pagi hari tadi.

"Kami telah memerintahkan para Dirlantas untuk menangani black spot atau titik-titik rawan kecelakaan yang ada di sepanjang jalur arus balik," ucapnya.

BACA JUGA:H+3 Lebaran 2024, 23.875 Pemudik Berangkat dari Stasiun Pasar Senen

Irjen Aan turut memaparkan terkait rekayasa lalu lintas yang akan kembali diterapkan selama arus balik. Ungkapnya, one way akan diberlakukan dari KM 414 Kalikangkung sampai KM 72 Jakarta-Cikampek, contra flow sampai KM 47, dan ganjil genap dari KM 414-0 di Jakarta-Cikampek.

Selain itu, akan dilakukan pula penindakan terhadap truk 3 sumbu atau lebih yang masih nekat beroperasi selama masa arus balik.

"Penindakan akan difokuskan pada kendaraan yang akan menyeberang ke Bakauheni atau sebaliknya, serta yang melewati jalur TransJawa atau arteri Pantura," katanya.

BACA JUGA:Aduh! Motor Terbakar Usai Isi Bensin, Keluarga Asal Tangerang Ini Gagal Mudik ke Kuningan

Terkait evaluasi penerapan contra flow, Irjen Aan menuturkan bahwa kebijakan tersebut sejatinya masih dibutuhkan, khususnya saat jumlah kendaraan sedang padat. Ini disimpulkan setelah melakukan beberapa kali rapat, kajian, dan meminta pendapat ahli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: