Jakarta Targetkan Kurangi Produksi Sampah Hingga 28% Tahun Ini

JAKARTA, DISWAY.ID – Pemerintah Provinsi Jakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menyoroti persoalan sampah yang masih menjadi masalah. 

Hingga kini pihaknya terus bersinergi dengan berbagai pihak dalam menghadapi isu pengelolaan lingkungan hidup.

Melalui forum Kolaborasi Sosial Skala Besar (KSBB) Lingkungan Hidup, diharapkan terjalin kerjasama antara lembaga pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk menyusun rencana dan aksi nyata demi menciptakan pengelolaan lingkungan hidup Jakarta.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan, saat ini pihaknya terus berupaya melakukan berbagai strategi dalam rencana pembangunan daerah.

BACA JUGA:Bubarkan Tawuran, Tukang Sampah Tewas Dibacok di Tanggul Kalibaru

Terlebih, untuk menciptakan lingkungan yang baik demi mewujudkan Jakarta sebagai Kota Global yang berkelanjutan.

Sementara itu, Wakil Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Sarjoko menyampaikan apresiasi atas sinergi yang telah terjalin dalam KSBB itu telah memberikan kontribusi positif dan diharapkan dapat diduplikasi oleh pihak lain.

"Aksi nyata kita akan terus berlanjut membuka jejaring yang lebih luas, serta memberi gambaran besarnya potensi sinergi yang dapat dilakukan untuk melakukan pengelolaan lingkungan Jakarta setelah tak lagi jadi Ibukota di tahun 2024-2025," ujar Sarjoko dikutip Kamis, 30 Mei 2024.

BACA JUGA:FIFGROUP bersama Masyarakat Bikin Pulau Pramuka Tanpa Sampah

DLH Provinsi DKI Jakarta memiliki berbagai target untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup di Jakarta.

Salah satunya dengan mengurangi sampah hingga 28 persen pada 2024.

Untuk itu, perlu dilakukan sinergi dalam mewujudkannya.

BACA JUGA:DPRD Sambut Baik Pemprov Jakarta yang Berencana Bikin Pulau Pengolahan Sampah

Sinergi yang telah dilaksanakan beberapa tahun terakhir ini berhasil membangun Tempat Pengelolaan Sampah Reuse-Reduce-Recycle (TPS 3R) di Jalan Joe, Jakarta Barat, yang merupakan sinergi dengan Nestle Indonesia, Waste4Change, dan World Wide Fund for Nature (WWF). 

Sumber: