Autonomous Rail Transit Diklaim Atasi Macet, Pengamat Bilang Jangan Percaya Promosi Tiongkok

Autonomous Rail Transit Diklaim Atasi Macet, Pengamat Bilang Jangan Percaya Promosi Tiongkok

autonomous rail rapid transit (ART) diklaim atasi macet--Design Museum

JAKARTA, DISWAY.ID - Pengamat transportasi, Djoko Setijowarno tidak setuju dengan usulan pembangunan autonomous rail rapid transit (ART) atau kereta tanpa rel sebagai solusi mengatasi macet di kota-kota besar.

Diketahui usulan pembangunan kereta tanpa rel itu disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menurut Djoko yang juga dikenal sebagai Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, saat ini kota-kota besar di berbagai daerah Indonesia cukup dibangun transportasi darat berbasis bus.

BACA JUGA:Jokowi Usul Bangun ART Atasi Macet Jakarta, DPRD DKI: Proyek Transportasi Lain Saja Belum Beres

Menurutnya, sekarang ini dengan pola transportasi darat berbasis bus saja belum banyak kota-kota besar yang tertarik.

"Mari kita belajar sama Singapura, di mana mereka membangun publik transport dimulai dengan berbasis bus, setelah masyarakatnya mau beralih baru ditingkat dengan kereta. Jangan tiba-tiba loncat ke kereta yang nantinya ini perlu loncatan teknologi yang lebih jauh lagi, tidak mudah bagi daerah," kata Djoko saat dihubungi Disway.id pada Rabu, 5 Juni 2024.

Menurutnya membangun angkutan umum tidak sekedar memilih moda transportasinya, tetapi harus dipikiran juga bagaimana pengelolaannya, kelembagaannya dan yang terpenting berapa besar subsidi dari pemerintah yang nanti akan digelontorkan.

BACA JUGA:Mengenal Park And Ride, Disebut DPRD Jadi Solusi Kemacetan DKI Jakarta

Sekedar informasi, ART atau kereta tanpa rel ini merupakan inovasi transportasi terbaru yang dikembangkan oleh Tiongkok.

Kecepatan kereta tanpa rel ini maksimum adalah 70 km per jam.

"Jadi jangan percaya dengan promosi China bilangnya murah tapi kenyataannya nanti bisa jadi masalah. APBN pun tidak ada anggaran untuk memberi subsidi saat ini," tegasnya.

BACA JUGA:Terjebak Macet di Tol saat Arus Balik Lebaran, Hati-Hati Kehabisan Bensin

Lebih baik lanjut Djoko, sekarang yang perlu dilakukan yakni menggencarkan pembangunan angkutan darat berbasis bus.

"Seandainya 5 tahun ke depan ada 50 persen kota-kota di Indonesia bisa memenuhi bus itu sudah cukup bagus," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads