Sejarawan Sebut Pledoi Indonesia Menggugat Soekarno Dianggap Masih Relevan

Sejarawan Sebut Pledoi Indonesia Menggugat Soekarno Dianggap Masih Relevan

Sejarawan Bondan Kanumoyoso saat menghadiri acara peringatan Hari Lahir Bung Karno di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.--

Selain itu, dia juga menyebut pemikiran Bung Karno sangat runut dan sistematis. Bahkan, sebagai dampak dari imperialisme selama berabad-abad yang tersisa sebagai kekuatan bangsa Indonesia itu adalah tinggal kaum Marhaen.

BACA JUGA:Dejan/Gloria Bikin Kejutan di Indonesia Open 2024, Melaju ke Perempat Final Usai Kalahkan Ganda Campuran Korsel

BACA JUGA:Bandara Soekarno-Hatta Masih Normal Jelang H-6 Lebaran

“Yang memang itu juga diformulasikan oleh Bung Karno siapa kaum marhaen. Dan ini luar biasa. Selalu kali disederhanakan orang seolah-olah itu adalah tiruan dari pemikiran-pemikiran besar yang lain. Tapi Bung Karno tertumpu pada realita yang ada dalam masyarakat Indonesia untuk melahirkan konsep kaum Marhaen,” jelasnya.

Bondan pun mengingatkan, bahwa pemikiran Bung Karno jauh melampaui zaman. Sebab, imperialisme dan kolonialisme tidak berakhir dan justru bertranformasi saat ini.

“Jadi menurut Bung Karno, imperialisme dan kolonialisme tidak berakhir. Nah ketika VOC bangkrut. Tetapi justru telah bermetamorfosis menjadi neoimperialisme dan neokolonialisme. Ini relevansinya dengan situasi zaman sekarang. Nah Indonesia menggugat, menyajikan dengan jelas,” imbuhnya.

BACA JUGA:Guntur Soekarnoputra Soal 'Jokowi Mau Diapain Terserah', TKN: Saya Tidak Mengerti Maksudnya

BACA JUGA:Desember 2023, Bandara Soekarno-Hatta jadi Bandar Udara Tersibuk di Asia Tenggara

Bondan juga mengajak seluruh peserta dan masyarakat untuk mendalami kembali pidato pembelaan atau Pledoi Indonesia Menggugat Bung Karno. Karena, di sana dijelaskan bahwa akar dari penderitaan dan kemiskinan rakyat itu adalah sistem ekonomi yang tidak adil. 

“Kalau kita lihat Pancasila, yang paling bermasalah adalah sila ke-5 Pancasila, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang menyebabkan munculnya sistem politik yang kita rasakan di Indonesia itu menindas,” katanya.

Dia menambahkan, pemikiran Bung Karno ini juga mengajarkan bahwa bangsa Indonesia akan dapat secara efektif tercapai jika mau berjuang di tengah-tengah rakyat dan bukan menggunakan nama rakyat, tetapi berjuang di tengah-tengah rakyat.

“Bersama-sama rakyat seperti yang dilakukan oleh Bung Karno dengan memanjukan kepentingan perjuangan untuk rakyat Indonesia,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: