Mix and Match Obat Tradisional dan Modern, Amankah?

Mix and Match Obat Tradisional dan Modern, Amankah?

Dr. apt. Lusy Noviani, MM-Foto/Dok. Pribadi-

Di tengah perkembangan ilmu kesehatan modern, penggunaan obat tradisional tetap menjadi pilihan banyak masyarakat Indonesia. Kenapa? Karena obat traditional dipercaya lebih alami dan aman. Namun tanpa disadari, terkadang kombinasi obat traditional dengan obat modern yang sering diresepkan dokter dapat menimbulkan potensi interaksi yang tak terduga. Sayangnya, banyak tenaga kefarmasian belum berperan maksimal dalam mengidentifikasi potensi interaksi obat tersebut.

Salah satu contoh adalah Ginkgo biloba, suplemen herbal yang populer untuk meningkatkan daya ingat. Ketika digunakan bersamaan dengan obat pengencer darah seperti warfarin, Ginkgo biloba dapat meningkatkan risiko perdarahan serius. Contoh lain yang sering dikonsumsi bersamaan antara obat tradisional dengan resep dokter yang berpotensi menimbulkan interaksi antara lain:

  1. Jahe (Ginger) dan Obat Antikoagulan: Jahe sering digunakan untuk mengatasi mual dan masalah pencernaan. Namun, jika dikonsumsi bersamaan dengan Obat Antikoagulan seperti warfarin atau aspirin, Jahe dapat meningkatkan risiko perdarahan. Jahe memiliki sifat pengencer darah yang bisa memperkuat efek dari Obat Antikoagulan tersebut.

  2. Ginseng dan Obat Diabetes: Ginseng, yang dikenal sebagai suplemen untuk meningkatkan energi dan daya tahan tubuh, dapat menurunkan kadar gula darah. Jika digunakan bersama dengan obat diabetes seperti insulin atau metformin, Ginseng dapat menyebabkan kadar gula darah turun terlalu rendah (hipoglikemia), yang berbahaya bagi pasien diabetes.

  3. Kunyit dan Obat Antikoagulan: Kunyit sering digunakan untuk mengurangi peradangan dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Namun, seperti Jahe, Kunyit juga memiliki sifat pengencer darah. Jika dikonsumsi bersamaan dengan Obat Antikoagulan, risiko perdarahan dapat meningkat.

  4. Valerian dan Obat Penenang: Valerian sering digunakan sebagai obat herbal untuk mengatasi insomnia dan kecemasan. Namun, jika digunakan bersamaan dengan Obat Penenang seperti diazepam atau lorazepam, valerian dapat meningkatkan efek sedatif dari obat tersebut, yang bisa menyebabkan kantuk berlebihan dan gangguan fungsi kognitif..

Apa yang Harus Dilakukan oleh Tenaga Kefarmasian?

Banyak apoteker dan tenaga teknis kefarmasian (TTK) belum optimal dalam mendeteksi dan mencegah interaksi antara obat modern dan obat tradisional. Salah satu penyebab utamanya adalah kurangnya komunikasi antara tenaga farmasi dan pasien. Pasien seringkali tidak memberitahu apoteker/TTK tentang penggunaan obat tradisional yang mereka konsumsi, sehingga apoteker/TTK tidak dapat memberikan saran yang tepat mengenai potensi interaksi obat.

Selain itu, masih banyak tenaga kefarmasian yang kurang terlatih dalam memahami interaksi antara obat modern dan obat tradisional. Padahal, pengetahuan ini sangat penting untuk memastikan keamanan dan efektivitas terapi bagi pasien.

Untuk mengatasi masalah ini, ada beberapa tips yang dapat dilakukan:

  1. Meningkatkan Komunikasi dengan Pasien: Apoteker/TTK harus lebih proaktif dalam bertanya kepada pasien tentang semua obat yang mereka konsumsi, termasuk obat tradisional dan suplemen. Edukasi pasien mengenai pentingnya mengungkapkan semua obat yang dikonsumsi juga sangat penting.

  2. Meningkatkan Pengetahuan tentang Interaksi Obat: Apoteker harus terus memperbarui pengetahuan mereka tentang interaksi antara obat modern dan obat tradisional. Mengikuti pelatihan dan seminar terkait interaksi obat dapat membantu apoteker lebih siap menghadapi berbagai situasi di lapangan.

  3. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lainnya: Apoteker harus menjalin komunikasi dan kolaborasi yang baik dengan dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Kolaborasi ini penting untuk memastikan bahwa setiap obat yang diresepkan telah dipertimbangkan dari segala aspek, termasuk potensi interaksi dengan obat tradisional yang dikonsumsi pasien.

  4. Menggunakan Teknologi Informasi: Penggunaan sistem informasi farmasi yang canggih dapat membantu apoteker dalam mengidentifikasi potensi interaksi obat dengan lebih cepat dan akurat. Sistem ini dapat memberikan peringatan dini jika ada potensi interaksi yang berbahaya.

Permasalahan interaksi obat resep dengan obat tradisional adalah isu yang serius dan sering kali diabaikan. Peranan tenaga farmasi dalam mengidentifikasi dan mencegah interaksi obat ini sangat penting, namun sayangnya masih belum optimal. Dengan meningkatkan komunikasi dengan pasien, memperluas pengetahuan tentang interaksi obat, dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya, apoteker dapat berperan lebih efektif dalam memastikan keamanan terapi bagi pasien

Referensi:

Dweck AC. (2002). Herbal Medicine: A Practical Guide to Safety and Quality Assurance. Journal of Ethnopharmacology, 83(3), 419-425.

• Williamson EM. (2003). Interactions Between Herbal and Conventional Medicines. Expert Opinion on Drug Safety, 2(2), 147-154.

• Posadzki P, Watson L, Ernst E. (2013). Herb-drug interactions: An overview of systematic reviews. British Journal of Clinical Pharmacology, 75(3), 603-618.

Ditulis oleh: Dr. apt. Lusy Noviani, MM
(Praktisi, Trainer dan Dosen FKIK Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: