Tambang Bumi

Tambang Bumi

--

Sudah takdirnya kalau NU mengelola tambang. Unsur utama di logo Nahdlatul Ulama adalah tambang --ingat lomba tarik tambang?

Maka NU yang paling semangat menyambut hadiah Presiden Jokowi ini: ormas agama bisa mendapatkan izin tambang batubara. Tanpa tender. Langsung bisa ditunjuk.

Ormas Kristen-Katolik, lewat KWI, sudah langsung menolak. Muhammadiyah masih mikir-mikir.

Heboh. Pro-kontra. Di masa 'injury time' ini Presiden Jokowi masih terus melangkah lebar, menjadi presiden penuh, sampai detik akhir masa jabatannya.

Ada yang mengingatkan NU soal adanya doktrin 'uang tambang itu haram'. Penyebabnya: merusak alam buatan Tuhan; menjadi sumber kerusakan.

Ada lagi yang mengingatkan: bukan kapasitas ormas keagamaan untuk mengelola tambang.

Gusdurian, paguyuban penerus pemikiran Gus Dur, termasuk yang tidak setuju NU mengelola tambang.

Mungkin ingat kegagalan NU mengelola Bank Nusumma --meski sempat maju sebelum diambil alih lagi oleh partner awalnya, Edward Soeryajaya.

Muhammadiyah juga masih pikir-pikir --mungkin karena ingat kegagalan dalam mengelola Bank Persyarikatan yang tidak sempat maju.

Zaman berubah. Generasi berganti. Yang dulu gagal bisa saja menjadi berhasil. Atau tetap saja gagal karena terlalu percaya diri, emosi, mau hasil yang instan, dan tidak mau belajar dari kegagalan.

Di kalangan NU sendiri masih banyak yang bertanya-tanya. Bahkan dengan nada nyinyir. Misalnya: "kok diberi tambang bekas. Tambang bekas KPC. Bekas tambang itu berbeda dengan bekas kandang ayam".

Pilihan kata 'bekas tambang' memang sungguh tidak tepat. Yang akan diserahkan ke NU itu adalah lahan yang belum digarap yang awalnya milik KPC.

Selama ini KPC mendapat izin terlalu luas. Sesuai dengan peraturan baru luasan itu harus dikecilkan. Setelah dikurangi pun lahan KPC masih 85.000 hektare.

KPC, Anda sudah tahu: milik konglomerat Aburizal Bakrie. Satu tahun KPC memproduksi 60 juta ton batubara. Hitung sendiri kalau harga batubaranya 80 dolar perton.

Saya belum tahu NU akan mendapat berapa puluh ribu hektare. Yang jelas hasilnya akan sangat besar.

Kualitas batubara di lahan KPC, di Sangatta, Kaltim, itu istimewa. Ibarat wanita dia sekelas Sandra Dewi --10 tahun lalu. Kandungan kalori batubaranya di atas 6000. Jadi rebutan pasar internasional. Sangat laris di pasar ekspor.

PLTU di dalam negeri tidak kuat membeli batubara dengan mutu sebagus itu. PLTU di dalam negeri cukup dengan kadar kalori 3000 sampai 4000.

Kadar sulfur batubara dari lokasi NU itu juga istimewa: sangat rendah. Tidak sampai 1. Negara-negara maju pasti berebut batubara dengan kadar sulfur serendah itu: tidak banyak mengeluarkan emisi. Menurunkan kadar keharamannya.

Tiongkok juga punya banyak tambang batubara. Di wilayah utara negara. Tapi sulfurnya tinggi.

Lahan Adaro di Kalsel, milik konglomerat keluarga Boy dan Erick Thohir, juga dikurangi. Entah akan diberikan ke ormas keagamaan yang mana. Lahan Adaro itu cantiknya juga masih sekelas Sandra Dewi --lima tahun lalu.

Pun lahan-lahan milik perusahaan lain yang luasnya juga melebihi ketentuan. Semua akan dikurangi. Kecantikannya juga seperti Sandra Dewi --tiga tahun lalu.

Sampai hari ini baru NU yang jelas-jelas sudah jelas: di mana lahannya. Yang akan menerima pun sudah mau. Bahkan sudah bersemangat --pun barangkali sudah sejak sebelum pemilihan presiden yang lalu.

Sudah takdir NU: lewat tambang NU akan menggali isi bumi. Persis seperti logo NU: bumi dan tambang.

Sembilan bintang di langit yang akan menyaksikan apa yang akan terjadi.(Dahlan Iskan)



Komentar Dahlan Iskan di Disway Edisi 14 Juni 2024 BerjudulLuka Jateng 

Amat K.

Unboxing Zamzam Menyelimuti pikir Dilihat -lumayan untuk sepaket zamzam-. Diterawang -gelap- kertasnya tak ada tanda air. Tak tembus pandang. Diraba -ada ganjalan bergelombang terasa seperti botol kecil tapi besar untuk ukuran selang yang tertidur-. Dibukalah paket itu. Sat set. Lhah. Kok ada tulisan jenama "Memorandum". Apa iya ini zamzam? Tak ada tulisan Arab-nya. Atau pun "zamzam"nya. Sedikit ragu mengganggu. Ini zamzam atau air apa? Saya ber-thinking positif sajalah dulu. Ingat kata mutiara yang beberapa kali dituliskan Pak Mirza, dari Baruch de Spinoza, “Nec ridere, nec flere, nec laudare, nec condemnare; sed intelligere". Seperti biasa, apa pun masalah yang dihadapi, kecuali soal asmara dan keuangan, saya tanya Gugel. Tik "Memorandum" langsung cungul beberapa saran. Salah satunya "Memorandum Disway". Owalaah. Ternyata. Tap. Saya masuk. Lalu membaca-baca.

Dacoll Bns

Ini yang menarik pak Wilwa, banyaknya kesamaan terkait simbolisme, ajaran dasar, nilai pada agama2 di seluruh dunia ini justru semakin menguatkan akan ke- Maha Esa- an Tuhan dan ajaran-Nya melalui ratusan ribu Nabi dan Rasul. Hanya saja manusia yang menyelewengkan kesana kemari demi tujuannya sendiri. Seperti kemiripan ka'bah, simbol bulan sabit, dll yg anda sebutkan, bisa berarti bahwa agama Siwa sendiri awalnya adalah dari nabi Ibrahim (kita tahu bahwa Nabi ibrahim hidup pada ribuan tahun sebelum masehi, jarak generasi setelah nabi Nuh juga tidak terlalu jauh), hanya saja banyak yg menganggap Islam lahir hanya setelah jaman Nabi Muhammad, padahal Islam (yg berarti tunduk patuh dan berserah diri) sudah dibawah sejak dari Nabi Adam dan Nabi Muhammad menyempurnakan Syariatnya. Jadi pun apabila bpk Asisi Suhariyanto belum menjelaskan terkait Islam mungkin karena mmg tidak banya penemuan peninggalan Islam dari jaman Nabi Adam sendiri mengingat Islam menekankan penyembahan kepada yg Maha Ghaib tanpa perantara apapun (Ka'bah mungkin hanya satu2nya bukti kebesaran Allah yg bertahan dari jaman Nabi Ibrahim) sehingga peinggalannya sulit dilacak

Wilwa

Sebagai penggemar sejarah selain science, saya bersyukur bisa hidup ketika teknologi informasi memungkinkan saya menikmati kemudahan membaca artikel atau video menyangkut science dan history. Ditunjang kemampuan English dan Mandarin. Juga bahasa Indonesia dan Jawa. Setiap hari saya selalu menemukan temuan tak terduga. Saya merekomendasikan Disway mewawancarai ahli sejarah Jawa dan Sumatra purba bernama Asisi Suhariyanto ini. Beliau mendapat award dari Kemendikbud lho. Jadi bukan sejarawan kaleng-kaleng. Berkat beliau, saya tahu sejarah evolusi Candi Hindu di Jawa berikut aliran Hindunya. Candi Dieng yang Brahma. Lalu Candi Prambanan yang mulai Wisnu. Itu di Jawa Tengah. Berpuncak pada Airlangga di Jawa Timur yang mana Airlangga diabadikan dalam arca Garuda Wisnu Kencana yang terkenal itu. Lalu rakyat Jawa berevolusi memuja Siwa yang dimulai dari era Singasari dan berpuncak pada era Majapahit dengan begitu banyak Candi khas Siwa di Jawa Timur. Ah tapi saya skeptis generasi muda Jawa masa kini tahu sejarah leluhurnya sendiri. Mengingat kemudian terjadi perubahan keyakinan dari Siwa menjadi Islam. Dan secara budaya, arkeologi, dll memang banyak kesamaan simbol dalam Siwa maupun Islam. Ini yang ditemukan arkeologi. Mengingat Arab purba juga dipengaruhi Siwa dalam banyak hal terutama dalam tradisi dan bahasa. Salah satunya adalah simbol bulan sabit. Ingin bahas sampai Kabah, Aswad, ritual haji yang bisa ditemukan dalam Siwa tapi takut “kebablasan” lalu dianggap menista agama. Duh

djokoLodang

-o-- Pasangan suami istri setengah baya sedang berkemas untuk liburan mereka. Suami: "Baju yang ini tidak jadi kamu masukkan koper?" Istri: "Ya, betul." "Bukan kah ini baru saja kita beli kemarin?" "Iya." "Kupikir baju ini akan kamu pakai selama liburan. Bahannya katun, cocok dengan cuaca di sana nanti." "Tadinya kupikir begitu. Tapi, tadi pagi aku berubah pikiran." "Kenapa?" "Usai belanja kemarin, kucoba lagi di rumah. Dan kamu foto aku pakai hp. Baru kulihat tadi pagi fotonya." "Terus?" "Aku terlihat sangat gemuk di foto itu." Suami (dalam hati): "Kali ini baju yang disalahkan."

Mirza Mirwan

Mengapa banyak orang yang berebut untuk menjadi calon bupati/walikota atau calon gubernur? Padahal gaji pokok dan tunjangan bupati/walikota, juga gubernur, itu hanya sak uprit. Tak sampai 10 juta/bulan. Hanya saja untuk urusan rumah, kendaraan, listrik, telefon, air, bahkan air minum, perawatan kesehatan dan entah apa lagi, semuanya ditanggung kabupaten/kota atau provinsi. Jadi gajinya utuh selama 5 tahun. Tapi bukankah gaji utuh selama 5 tahun itu tak sebanding dengan modal nyabup/nyawalkot atau nyagub? Ya iyalah. Mungkin hanya 5-10% dari modal yang dikeluarkan. Waini yang menarik. Kepala daerah itu punya tambahan penghasilan yang jumlahnya jauh lebih besar ketimbang gajinya. Apa itu? Persentase dari PAD (pendapatan asli daerah) yang besarnya antara 0,5% hingga 2%, tergantung besaran PAD-nya. Persentasi dari PAD tahunan itu dibagi 12, diterimakan tiap bulan dan dibagi dengan wakilnya. Saya lupa porsi untuk kepala daerah dan wakilnya, yang jelas bukan 50:50. Bukan itu saja, untuk bupati/walikota juga ada penghasilan dari penunjukan tempat iklan di tempat-tempat strategis. Singkat kata, penghasilan kepala daerah selama 5 tahun tetap lebih besar daripada modal yang dikeluarkan. Kecuali kalau modalnya kelewat besar. Yang terakhir ini, apa boleh buat, terpaksa harus dicarikan cara di luar aturan. Jelasnya: menarik pungutan liar. Misalnya: untuk jadi kepala sekolah se

doni wj

Lama gatal pengen komen. Tapi dari hp tak pernah bisa login. Akhirnya ketika mau tidak mau harus berurusan dg PC saya sempatkan coba.. Eh.. lha kok lucu.. Jadi saya ulangi sekali lagi ceritanya. Bagi yg mengalami sulit login untuk komen. Disway itu pembacanya ratusan ribu per hari. Bisa jadi sekarang sudah jutaan. Namun ada pihak yg benci (mau menyebut kurang suka kok begitu intens dan niatnya..). Pembenci ini sampai mempekerjakan orang2 khusus untuk ngerjain web-nya Disway. Diantaranya: 1. Google akan membaca readers-counter Disway diilangin nol nya 3 digit. (1.000.000 viewers akan terbaca 1.000). Hal ini akan berujung pada minimnya pendapatan Disway dari adsense. Juga yg akan masuk "hanya" iklan2 kacangan. Karena menurut algoritma yg terbaca, Disway tergolong tidak menarik. 2. Kalo punya fasilitas yg harus login, jadi sulit diakses. contohnya ya seperti kolom komen ini. Gambarannya, jalan selebar 30 meter diblokir sehingga hanya tersisa selebar 2 meter. Hanya bisa dilewati kendaraan satu2. Akhirnya arus login harus antre lama. Menyebabkan banyak yg gagal 3. Baru saya alami setelah pakai PC. Setiap dibuka, laman selalu tampil dalam Bahasa Inggris. Kalau sudah memilih 1 berita dan terbuka page lainnya, barulah akan tampil dalam Bahasa Indonesia. Tujuannya tentu menyeleksi pembaca yg tidak bisa berbahasa Inggris untuk mundur. Apa tidak keliru dg pengaturan automatic google translante PC yg saya gunakan? Ternyata kok tidak. Jaaann.. ana2 wae.. aya2 wae.. ada2 saja..

Rizal Falih

Setidaknya lima tahun kedepan tidak ada lagi tragedi Presiden jadi bahan becandaan,  atau olok-olokan ketua umum partai di depan kadernya sendiri. Presiden seperti tidak ada wibawanya. Adalagi vidio lain yang di kantor partai. Presiden tampak seperti tidak ada marwahnya di depan  ketua umum partai. Wajar dan manusiawi  jika ada yang sakit hati. Mungkin bagi sang ketua umum hal yang biasa saja. Kan situ cuma petugas partai, saya ini lho pemilik partainya. Nampak angkuh. Sementara dikesempatan lain ada vidio sang sekjend yang menangis penuh melo drama. Mengutuk praktek-praktek kekuasaan yang tidak benar, pada saat wawancara dengan media, ketika masih di luar kekuasaan. Drama korea saja kalah sedihnya hehe.

Lagarenze 1301

Saya melihat dari sisi lain. Banteng sedang mengalami transformasi. Sangat krusial. Jika gagal, hancur. Transformasi memang harus terjadi. Mau tidak mau. Karena Megewati tidak akan selamanya bisa menjadi tokoh sentral. Suatu hari dia harus lengser. Secara alami. Masalahnya, dalam proses transformasi itu, ujiannya mahahebat. Seperti pendekar yang akan naik level, ada ujian dari tiandao. Kita akan melihat sejarah dari perkembangan waktu. Puan Maharani atau Prananda Prabowo.

Juve Zhang

Apa ciri ciri Aliran Kiri di dunia..? Lihat saja jabat tangan nya pake Tangan Kiri....wkwkwk.Putin sama Yelsin seniornya jabat tangan Kiri...Om Jin Ping dan PM Hungaria jabat kiri...anda lihat Peswat Turbo prop Rusia..satu baling putar kanan satu baling putar kiri...kok bisa terbang...wkwkwk...harusnya kan netral..Rusia IQ 3 digit...kalau anda lihat cara mereka buat Kapal Selam Kazan yg kemarin berlatih perang dekat Amerika...anda akan geleng geleng kepala...jenius kelas berat.ada sebagian video pembuatan kapal Selam Kazan di YT...legenda. salah satu isi rudal nya Zircon 9 kali kecepatan Suara....ini Yg Tiongkok dan Amerika belum bisa Buat....wkwkwk

Udin Salemo

setuju 100% sama mas Ryan Jo. orang jateng tak akan pilih pak polisi itu jadi pemenang pilkada. rakyat jateng pasti akan memenangkan Hendrar Prihadi. banteng marhaen jateng pasti setia ke pilihan partai banteng. isu kedaerahan pasti juga akan menjadi salah satu factor pendukung Hendrar memilih dia. gak akan mau orang jateng dipimpin orang luar. Hendrar akan menang mutlak. ini kayaknya akan sama seperti pilkada sumut 2018, Edy Rahmayadi versus Djarod. dikirain mak redbull jagoannya akan menang pada waktu pilkada itu. mana mau orang sumut dipimpin orang bukan putera daerah drop-an dari pusat. terbukti jagoan redbull itu keok. ini juga akan berlaku di pilkada jateng yang akan datang.

RYAN Jo

Abah salah besar! besar sekali! Jawa tengah ga akan memilih ahmad lutfi. apalagi beliau polisi. walau didukung pak Jokowi sekalipun. tapi yang akan jadi gubernur adalah hendrar prihadi. mantan walikota semarang yang ga ada yang berani lawan di pilwalkot semarang, dan juga sekarang ketua LKPP. saat ini hendrar prihadi sudah mencalonkan diri secara resmi jadi gubernur jawa tengah. kali ini kandang banteng akan menang. walau saya bukan banteng. saya akan pilih hendrar prihadi.

djokoLodang

-o-- SOPIR DOKTOR Kisah tahun 1990an. Jaman Orde Baru. Beberapa orang staf sedang berada di ruang tunggu tamu. Depan kantor pak DirJen. Kami semua sudah mafhum bahwa hubungan antara pak DirJen dan pak Menteri --Dr. Haryanto Danutirto-- sedang tidak harmonis. Tiba-tiba pintu kantor pak Dirjen terbuka, dan beliau berkata kepada Staf Umum/Tata Usaha: "Panggilkan sopir, sebentar lagi saya mau berangkat", kemudian masuk lagi ke dalam. Dicarilah sopir dimaksud. Sekitar 10 menit kemudian baru ketemu. Rupanya tertidur di tempat "persembunyiannya." Muncul dari dalam, pak DirJen langsung mengomeli sopir. "Kamu dari mana saja?" "Mohon maaf, Bapak. ... Saya tertidur ...", ia tidak berani bohong. "Kamu jadi sopir, jangan tidur saja. Kalau ada waktu luang, belajar. ...Kalau kamu rajin belajar, saya akan sekolahkan kamu. Jadi ada peningkatan. Tidak selamanya jadi sopir. Belajar, lulus D1. Teruskan ke S1. Lalu S2. Setelah itu, S3. Kamu tahu S3? ...Doktor. ..Iyya, Doktor! Kalau kamu rajin belajar, kamu pun bisa jadi Doktor! Doktor ... Haryanto Danu Tirto ...!!" Pak Dirjen pun bergegas pergi bersama sopir. Setelah mereka tidak terlihat lagi, baru lah kami semua tertawa. --jL-

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Komentar: 156

  • Udin Salemo
    Udin Salemo
  • Liam Then
    Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
  • Fauzan Samsuri
    Fauzan Samsuri
  • yea aina
    yea aina
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Jo Neca
      Jo Neca
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • ugi burane
    ugi burane
    • Lègég Sunda
      Lègég Sunda
  • Fiona Handoko
    Fiona Handoko
    • Jo Neca
      Jo Neca
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Johannes Kitono
    Johannes Kitono
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Kang Sabarikhlas
    Kang Sabarikhlas
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • Ahmad Zuhri
      Ahmad Zuhri
  • Rizal Falih
    Rizal Falih
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
    • Lagarenze 1301
      Lagarenze 1301
  • Fa Za
    Fa Za
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Ummi Hilal
    Ummi Hilal
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
  • Er Gham
    Er Gham
    • Er Gham
      Er Gham
  • Er Gham
    Er Gham
    • Liam Then
      Liam Then
    • Er Gham
      Er Gham
  • Liam Then
    Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
  • Bahtiar HS
    Bahtiar HS
  • Liam Then
    Liam Then
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Yellow Bean
    Yellow Bean
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
  • Yellow Bean
    Yellow Bean
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Jo Neca
      Jo Neca
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
  • Leong Putu
    Leong Putu
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Leong Putu
    Leong Putu
  • Leong Putu
    Leong Putu
  • Leong Putu
    Leong Putu
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • DeniK
    DeniK
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
  • Monica
    Monica
  • matamu
    matamu
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Ahmad Zuhri
    Ahmad Zuhri
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
  • yea aina
    yea aina
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • yea aina
      yea aina
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
    • Amat K.
      Amat K.
    • Ahmad Zuhri
      Ahmad Zuhri
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • DeniK
      DeniK
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • Dasar Goblik
      Dasar Goblik
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Amat K.
      Amat K.
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • djokoLodang
      djokoLodang
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Re Hanno
    Re Hanno
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • djokoLodang
      djokoLodang
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • djokoLodang
      djokoLodang
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Gregorius Indiarto
      Gregorius Indiarto
  • djokoLodang
    djokoLodang
    • Gregorius Indiarto
      Gregorius Indiarto
    • djokoLodang
      djokoLodang
  • thamrindahlan
    thamrindahlan
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • Gregorius Indiarto
      Gregorius Indiarto
    • Fiona Handoko
      Fiona Handoko
    • Fiona Handoko
      Fiona Handoko
  • Amat K.
    Amat K.
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
  • Agus sugiharto
    Agus sugiharto
  • Dasar Goblik
    Dasar Goblik
  • alasroban
    alasroban
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • Jo Neca
    Jo Neca
    • Amat K.
      Amat K.
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Jo Neca
      Jo Neca
  • Lègég Sunda
    Lègég Sunda
  • Lègég Sunda
    Lègég Sunda
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • Rizal Falih
    Rizal Falih
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
  • Jo Neca
    Jo Neca
  • Azwar Anas
    Azwar Anas
  • M.Zainal Arifin
    M.Zainal Arifin
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • nur cahyono
    nur cahyono

Berita Terkait