Penjualan Mobil di Indonesia Menurun, Ini Kata GAIKINDO

Penjualan Mobil di Indonesia Menurun, Ini Kata GAIKINDO

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), diketahui jumlah total distribusi mobil baru dari pabrik ke dealer pada Januari-Juni 2024 hanya mencapai angka 408.012 unit.-reza-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Per Mei 2024 ini, jumlah penjualan mobil di Indonesia mengalami penurunan sebesar 21 persen atau menjadi 334 ribu unit. 

Tidak hanya itu, sektor penjualan kendaraan mobil domestik di Indonesia selama 10 tahun ini juga terus mengalami stagnansi, dimana penjualan untuk kendaraan roda dua di pasar domestik sebesar 6,2 juta unit dan ekspornya mencapai 570 ribu unit pada tahun 2023.

BACA JUGA:Ketua Umum GAIKINDO, Yohannes Nangoi: Kegiatan Bisnis akan Lebih Efektif dengan Kendaraan Komersial yang Tepat

BACA JUGA:7 Pemeran Otomotif GAIKINDO dan AISI 2024

Menurut Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara, hal tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kenaikan suku bunga global, lonjakan NPL, pengetatan pemberian kredit dari perusahaan pembiayaan.

"Salah satu faktor pemicu stagnasi pasar mobil adalah harga mobil baru tidak terjangkau oleh pendapatan per kapita masyarakat. Gap antara pendapatan rumah tangga dan harga mobil baru makin lebar," ujar Kukuh dalam keterangan tertulisnya pada Kamis 11 Juli 2024.

Melihat keadaan ini, Gaikino memutuskan untuk mempertimbangkan kemungkinan merevisi target penjualan mobil 2024 sebanyak 1,1 juta unit, dengan mempertimbangkan sejumlah faktor penekan pasar.

BACA JUGA:Peminat Tes Drive GIIAS Semarang Naik Signifikan, GAIKINDO: Meningkat 71 Persen dari Tahun Sebelumnya

BACA JUGA:Jelang Penutupan GJAW 2023, GAIKINDO Apresiasi Para Peserta Lewat Beberapa Kategori

"Pertumbuhan ekonomi nasional mau tak mau harus dinaikkan menjadi 6-7 persen per tahun agar Indonesia keluar dari jebakan 1 juta unit pasar mobil domestik. Dengan begini, pendapatan per kapita dapat naik 5 persen hingga 6 persen per tahun, mendorong kelompok upper middle naik kelas ke affluent income group," tegas Kukuh.

Sementara itu, Plt. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Putu Juli Ardika juga sudah mengusulkan adanya kebijakan fiskal  berupa pajak penjualan atas barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM DTP) guna mengatasi stagnansi pembelian kendaraan mobil domestik di Indonesia.

"Terkait dengan upaya peningkatan penjualan mobil baru saat ini, dengan berkaca pada success story program sebelumnya, langkah yang dapat kita lakukan adalah memberikan insentif fiskal bagi kendaraan yang diproduksi di dalam negeri," tukas Putu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: